Ads 468x60px

Pages

Sabtu, 26 Juli 2008

Cerita Panas Bercinta Dengan Tetangga


Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya. Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku.

Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.

Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya.

Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami.

“Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!”
“Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian.” katanya menyebut isteriku.
Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.

“Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..?” kata isteriku ketika kuajak.
Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.

Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.

Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan.
“Mas.., sekarang Mas..!” pinta isteriku memelas.
Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang.

Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, “Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?”
Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku pagi ini.

Sorenya Agus datang ke rumahku, “Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..?” tanyanya setelah kami berbasa-basi.
“Maksudmu apa Gus..?” tanyaku heran.
“Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya.”
Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.
Agus langsung menambahkan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas.” katanya tanpa malu-malu.

“Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, “Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?”
“Acara apa Gus..?” tanyaku penasaran.
“Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?”
“Pesta apaan..? Gila kamu.”
“Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?”

Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya.

Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.

Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang.

Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka.
“Kegilaan apa lagi ini..?” batinku.
Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus.

Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya aku lah yang melakukannya.

Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Rini ini.

“Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Rini seolah sudah siap untuk melakukannya.
Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.

Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.
“Sshh.., akh..!” Rini menggelinjang nikmat.
Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis.

Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.

Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69. Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.

Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Rini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya.

Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini.
Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!”
Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini.

Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk.

Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini.

Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.

Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Rini.

Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Rini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Rini. Kulihat Rini tidak memperdulikannya.

Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.

Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja..

TAMAT

Jumat, 25 Juli 2008

Cerita Seks Janda kesepian


Ceritaku ini berawal ketika di usiaku yang masih terbilang muda, 19 tahun, papaku waktu itu menjodohkan aku dengan seorang pemuda yang usianya 10 tahun lebih tua dari aku dan katanya masih ada hubungan saudara dengan keluarga mamaku.

Memang usiaku saat itu sudah cukup untuk berumah tangga dan wajahku juga tergolong lumayan, walaupun badanku terlihat agak gemuk mungkin orang menyebutku bahenol, namun kulitku putih, tidak seperti kebanyakan teman-temanku karena memang aku dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang berdarah Cina-Sunda, papaku Cina dan mamaku Sunda asli dari Bandung. Sehingga kadang banyak pemuda-pemuda iseng yang mencoba merayuku. Bahkan banyak di antara mereka yang bilang bahwa payudaraku besar dan padat berisi sehingga banyak laki-laki yang selalu memperhatikan buah dadaku ini saja. Apalagi bila aku memakai kaos yang agak ketat, pasti dadaku akan membumbung tinggi dan mancung. Tetapi sampai aku duduk di kelas 3 SMA aku masih belum memiliki pacar dan masih belum mengenal yang namanya cinta.

Sebenarnya dalam hatiku aku menolak untuk dijodohkan secepat ini, karena sesungguhnya aku sendiri masih ingin melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi. Namun apa daya aku sendiri tak dapat menentang keinginan papa dan lagi memang kondisi ekonomi keluarga saat itu tidak memungkinkan untuk terus melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi. Karena ke-3 orang adikku yang semua laki-laki masih memerlukan biaya yang cukup besar untuk dapat terus bersekolah. Sementara papa hanya bekerja sebagai pegawai swasta biasa. Maka dengan berbagai bujukkan dari keluarga terutama mamaku aku mengalah demi membahagiakan kedua orangtuaku.

Begitulah sampai hari pernikahan tiba, tidak ada hal-hal serius yang menghalangi jalannya pernikahanku ini dengan pemuda yang baru aku kenal kurang dari dua bulan sebelumnya. Selama proses perkenalan kamipun tidak ada sesuatu hal yang serius yang kami bicarakan tentang masa depan karena semua sudah diatur sebelumnya oleh keluarga kedua belah pihak. Maka masa-masa perkenalan kami yang sangat singkat itu hanya diisi dengan kunjungan-kunjungan rutin calon suamiku setiap malam minggu. Itupun paling hanya satu atau dua jam saja dan biasanya aku ditemani papa atau mama mengobrol mengenai keadaan keluarganya. Setelah acara resepsi pernikahan selesai seperti biasanya kedua pengantin yang berbahagia memasuki kamar pengantin untuk melaksanakan kewajibannya.

Yang disebut malam pengantin atau malam pertama tidak terjadi pada malam itu, karena setelah berada dalam kamar aku hanya diam dan tegang tidak tahu apa yang harus kulalukan. Maklum mungkin karena masih terlalu lugunya aku pada waktu itu. Suamiku pada waktu itupun rupanya belum terlalu “mahir” dengan apa yang disebut hubungan suami istri, sehingga malam pertama kami lewatkan hanya dengan diraba-raba oleh suami. Itupun kadang-kadang aku tolak karena pada waktu itu aku sendiri sebenarnya merasa risih diraba-raba oleh lelaki. Apalagi oleh lelaki yang “belum” aku cintai, karena memang aku tidak mencintai suamiku. Pernikahan kami semata-mata atas perjodohan orang tua saja dan bukan atas kehendakku sendiri.

Barulah pada malam kedua suamiku mulai melancarkan serangannya, ia mulai melepas bajuku satu per satu dan mencumbu dengan menciumi kening hingga jari kaki. Mendapat serangan seperti itu tentu saja sebagai seorang wanita yang sudah memasuki masa pubertas akupun mulai bergairah walaupun tidak secara langsung aku tunjukkan ke depan suamiku. Apalagi saat ia mulai menyentuh bagian-bagian yang paling aku jaga sebelumnya, kepalaku bagaikan tak terkendali bergerak ke kanan ke kiri menahan nikmat sejuta rasa yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

Kemaluanku mulai mengeluarkan cairan dan sampai membasahi rambut yang menutupi vaginaku. Suamiku semakin bersemangat menciumi puting susu yang berwarna merah muda kecoklatan dan tampak bulat mengeras mungkin karena pada saat itu aku pun sudah mulai terangsang. Aku sudah tidak ingat lagi berapa kali ia menjilati klitorisku pada malam itu, sampai aku tak kuasa menahan nikmatnya permainan lidah suamiku menjilati klitoris dan aku pun orgasme dengan menyemburkan cairan hangat dari dalam vaginaku ke mulutnya.

Dengan perasaan tidak sabar, kubuka dan kuangkat lebar kakiku sehingga akan terlihat jelas oleh suamiku lubang vagina yang kemerahan dan basah ini. Atas permintaan suami kupegang batang kemaluannya yang besar dan keras luar biasa menurutku pada waktu itu. Perlahan-lahan kutuntun kepala kemaluannya menyentuh lubang vaginaku yang sudah basah dan licin ini. Rasa nikmat yang luar biasa kurasakan saat kepala penis suamiku menggosok-gosok bibir vaginaku ini. Dengan sedikit mendorong pantatnya suamiku berhasil menembus keperawananku, diikuti rintihanku yang tertahan.

Untuk pertama kalinya vaginaku ini dimasuki oleh penis laki-laki dan anehnya tidak terasa sakit seperti yang seringkali aku dengar dari teman-temanku yang baru menikah dan menceritakan pengalaman malam pertama mereka. Memang ada sedikit rasa sakit yang menyayat pada saat kepala penis itu mulai menyusup perlahan masuk ke dalam vaginaku ini, tetapi mungkin karena pada waktu itu aku pun sangat bergairah sekali sehingga aku sudah tidak perduli lagi dengan rasa sakitnya. Apalagi saat suamiku mulai menggosok-gosokkan batang penisnya itu di dalam vaginaku, mataku terpejam dan kepalaku hanya menengadah ke atas, menahan rasa geli dan nikmat yang tidak dapat aku ceritakan di sini.

Sementara kedua tanganku memegang tepian ranjang yang berada di atas kepalaku. Semakin lama goyangan pinggul suamiku semakin cepat diikuti dengan desahan nafasnya yang memburu membuat nafsuku makin menggebu. Sesekali terdengar suara decak air atau becek dari lubang vaginaku yang sedang digesek-gesek dengan batang penis suamiku yang besar, yang membuatku semakin cepat mencapai orgasme yang kedua. Sementara suami masih terus berpacu untuk mencapai puncak kenikmatannya, aku sudah dua kali orgasme dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sampai akhirnya suamiku pun menahan desahannya sambil menyemburkan cairan yang hangat dan kental dari kepala penisnya di dalam lubang vaginaku ini.

Belakangan baru aku ketahui cairan itu yang disebut dengan sperma, maklum dulu aku tergolong gadis yang kurang gaul jadi untuk hal-hal atau istilah-istilah seperti itu aku tidak pernah tahu. Cairan sperma suamiku pun mengalir keluar dari mulut vaginaku membasahi sprei dan bercampur dengan darah keperawananku. Kami berdua terkulai lemas, namun masih sempat tanganku meraba-raba bibir vagina untuk memuaskan hasrat dan gairahku yang masih tersisa. Dengan menggosok-gosok klitoris yang masih basah, licin dan lembut oleh sperma suamiku, aku pun mencapai orgasme untuk yang ketiga kalinya.

Luar biasa memang sensasi yang aku rasakan pada saat malam pengantin itu, dan hal seperti yang aku ceritakan di atas terus berlanjut hampir setiap malam selama beberapa bulan. Dan setiap kali kami melakukannya aku selalu merasa tidak pernah puas dengan suami yang hanya mampu melakukannya sekali. Aku membutuhkannya lebih dari sekali dan selalu menginginkannya setiap hari. Entah apa yang sebenarnya terjadi dalam diriku sehingga aku tidak pernah bisa membendung gejolak nafsuku. Padahal sebelum aku menikah tidak pernah kurasakan hal ini apalagi sampai menginginkannya terus menerus. Mungkinkah aku termasuk dalam golongan yang namanya hypersex itu?

Setelah 2 tahun kami menikah aku bercerai dengan suamiku, karena semakin hari suamiku semakin jarang ada di rumah, karena memang sehari-harinya ia bekerja sebagai manajer marketing di sebuah perusahaan swasta sehingga sering sekali ia keluar kota dengan alasan urusan kantor. Dan tidak lama terdengar berita bahwa ia memiliki istri simpanan. Yang lebih menyakitkan sehingga aku minta diceraikan adalah istri simpanannya itu adalah bekas pacarnya yang dulu, ternyata selama ini dia pun menikah denganku karena dipaksa oleh orang tuanya dan bukan karena rasa cinta.

Tak rela berbagi suami dengan wanita lain, akhirnya aku resmi diceraikan suamiku. Sakit memang hati ini seperti diiris-iris mendengar pengakuan suami tentang istri simpanannya itu, dengan terus terang dia mengatakan bahwa dia lebih mencintai istri simpanannya yang sebetulnya memang bekas pacarnya. Apalagi katanya istri simpanan suamiku itu selalu dapat membuat dirinya bahagia di atas ranjang, tidak seperti diriku ini yang selalu hanya minta dipuaskan tetapi tidak bisa memuaskan keinginan suamiku, begitu katanya.

Lima tahun sudah aku hidup menjanda, dan kini aku tinggal sendiri dengan mengontrak sebuah rumah di pinggiran kota Jakarta. Beruntung aku mendapat pekerjaan yang agak lumayan di sebuah perusahaan swasta sehingga aku dapat menghidupi diriku sendiri. Belakangan ini setiap malam aku tidak dapat tidur dengan nyenyak, sering aku baru bisa tertidur pulas di atas jam 03.00 pagi. Mungkin dikarenakan pikiranku yang sering ngelantur belakangan ini. Sering aku melamun dan membayangkan saat-saat indah bersama suamiku dulu.

Terkadang sering pula aku membayangkan diriku bermesraan dengan seorang teman kerjaku, sehingga setiap malam hanya onani saja yang dapat kulakukan. Tidak ada keberanian untuk menceritakan hal ini kepada orang lain apalagi pada teman-teman kerjaku, bisa-bisa aku diberi julukkan yang tidak baik di kantor. Hanya dengan tanganku ini kuelus-elus bibir vaginaku setiap malam sambil membayangkan bercumbu dengan seorang laki-laki, terkadang juga kumasukkan jari telunjukku agar aku dapat lebih merasakan kenikmatan yang pernah kualami dulu.

Para netters sekalian, aku memberanikan diri menceritakan hal seperti di atas kepada Anda semua mungkin karena didorong oleh perasaan yang sangat tak tertahankan lagi saat ini. Dan mungkin ada di antara anda yang dapat membantu dan mungkin akan menjadi jodohku kelak. Aku harap Anda tidak hanya terobsesi dengan ceritaku di atas.

TAMAT

Kamis, 24 Juli 2008

Cerita Ngentot Asal Mama Senang


Cerita saya ini hanyalah fiktif belaka, bila ada kesamaan, itu hanyalah kebetulan. Saya cowok yang masih single. Saya bekerja seruangan dengan seorang cewek cantik. Dia atasan saya, orangnya cantik dan montok menggoda. Dia suka membuat kemaluan saya naik terus, karena memang dia punya hobby melakukan hubungan seks. Dan kebetulan, saya juga punya hobby yang sama, tetapi tidak semaniak dia. Hampir tiap hari dia bermain seks dengan cowok yang disenanginya, bahkan saya sendiri sering diajak bermain dengan dia. Disamping saya senang dan menikmati tubuhnya yang aduhai itu, saya juga tidak berani menolak perintahnya. Pokoknya asal ibu senang. Dan saya dijanjikan naik pangkat, dan tentu saja gaji naik juga dong plus bonus tubuhnya yang montok itu.

Dia orangnya cantik, meskipun umurnya jauh di atas umur saya. Karena dia selalu suka memakai rok ’super’ mini warna putih transparan, maka saya tahu kalau dia tiap hari tidak pernah memakai celana dalam. Yang saya heran, ketika dia ada di luar ruang kerja, dia selalu memakai rok biasa bahkan pernah pakai celana. Tetapi ketika ada di ruang kerja kami, dia selalu memakai rok ’super’ mini itu. Jadi kalau ada sesuatu yang dia butuhkan, dia selalu minta tolong saya yang mengurusnya.

Meja kerjanya berada persis di depan meja kerja saya, jadi saya bisa melihat apa yang dikerjakannya. Tiap menit dia selalu memancing nafsu saya. Dia sering pura-pura lihat suasana di luar jendela, padahal dia ingin memperlihatkan kemontokan pantatnya yang super montok itu. Lalu dia pura-pura melihat hasil kerja saya sambil mendekati saya, terus dia menundukkan kepalanya, lalu yah terlihat jelaslah payudaranya yang tergantung bebas tanpa halangan dari BH. Dia goyangkan badannya, maka bergoyanglah payudara itu kiri-kanan-kiri. Tapi yang paling parah, dia pura-pura menjatuhkan pena di lantai, terus dia jongkok membelakangi saya. Ketika dia menunduk, roknya tersingkap ke atas, jadi terlihatlah pantatnya yang montok putih dan kemaluannya yang putih kemerahan dengan bulu yang tampak menantang untuk dijamah.

Ketika dia sudah mengambil penanya, eh.. dijatuhkannya lagi, terus nungging lagi. Lagi-lagi dia goyangkan pantatnya maju-mundur, bawah-atas. Lalu dia merenggangkan kakinya, sehingga kemaluannya yang lezat itu merekah bagai bunga ‘mawar’ dan begitu seterusnya. Hingga saya tidak tahan akan kelakuannya itu. Langsung saja saya mendekatinya, terus saya raba-raba kemaluannya. Dan ternyata, ohh.. dia menikmati sentuhan-sentuhan yang saya berikan.

Saat ini saya bekerja dengan lidah saya. Saya jilati sedikit kacangnya dan di “suck” agar basah. Tidak sampai dua menit sudah tampak ada cairan bening di liang senggamanya. Karena kejantanan saya sudah tidak tahan, lalu saya masukkan batang kemaluan saya ke liang kewanitaannya. Dia mendesis, meronta, mengerang nikmat (3M), demikian juga saya. Hangat dan lembab saya rasakan di sekitar kemaluannya yang ranum itu.

Lalu saya mulai goyang kiri dan kanan, maju-mundur dan kadang-kadang saya putar. Dia benar-benar hebat dalam merangsang birahi saya. Setelah saya agak pasif dalam gerakan yang saya lakukan karena sudah hampir terasa menuju klimaksnya, dia dengan perkasa menggoyang tubuhnya maju-mundur, kanan-kiri dan berputar dengan garang.
Sementara saya semakin berat menahan orgasme, akhirnya, “Bu boleh keluarin di dalam..?” kata saya meminta persetujuannya.
“Boleh aja sayang, emang sudah hampir, ya..?” katanya sambil terus menggenjot pantatnya maju-mundur.
“Ya, Bu..” kata saya sambil meringis menahan nikmatnya permainan kami.
“Kita sama-sama ya, hmm.. ohh..” desisnya.

Dengan sisa tenaga yang ada, saya menggoyangkan lagi tubuh saya sampai terasa enak, karena orgasme saya sudah sampai ke dekat pintu helm “NAZI” saya. Lalu saya peluk dia dari belakang sambil saya remas dadanya.
Dan, “Cret.. cret.. cret cret..” air mani saya muncrat di dalam lubang senggamanya.
Dan dia pun merintih, “Ohh yes..!” dan lalu mencengkeram kursi dengan erat serta badannya bergetar dan menegang, rupanya dia klimaks juga.
Dengan kemaluan kami yang masih bersatu, saya tetap memeluk dia dari belakang. Dia tersenyum puas, lalu melumat bibir saya. Dia bilang batang kemaluan saya enak sekali dan dia kangen kalau tidak dimasuki kemaluan saya sehari saja.

Tidak lama dengan posisi itu, saya kemudian memeluk pinggangnya kuat-kuat dari belakang sambil merintih, “Akhh.. akhhgg..” dan lalu di dinding kewanitaannya saya berikan rasa hangat karena semprotan sperma saya tadi.
Tidak ada tandingan rasa enak yang lain yang dirasakannya saat itu kata dia, tapi dia harus buru-buru merapikan baju dan mencuci kemaluannya. Setelah permainan itu lemas sekali tubuh saya dan tidak bisa kerja lagi. Soalnya sambil berdiri sih. Enak juga lho making love di kantor. Apalagi kalau lembur, jangan dibilang lagi dech, bisa-bisa di meja kerja, di WC, di lift, di lantai atas gedung atau juga di dalam mobilnya juga bisa, rasa takut ketahuan itu selalu ada, tapi kenikmatannya lain dari pada yang lain, pokoknya sensasinya lain.

Malamnya saya diajak ke pub. Setelah jam dua belas malam, saya ajak dia pulang. Dia saya tuntun ke mobil, karena dia mulai mabuk akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman dan saya mengantarkan ke apartemennya. Saya bingung, mengapa dia tidak pulang ke rumahnya sendiri, mengapa kesini. Saya mengantar sampai ke dalam kamarnya di lantai 7, saya sempat beristirahat sejenak di sofanya. Dia bangun dan menghampiri saya untuk mengucapkan terima kasih dan selamat malam, tetapi tubuhnya jatuh ke dalam pelukan saya, sehingga nafsu saya untuk meng’anu’nya mulai bangkit.

Saya ciumi dari kening, mata, hidung hingga mulut sensualnya. Disambutnya ciuman saya dengan permainan lidahnya yang sudah profesional. Lama kami berciuman dan saya mulai meremas buah dadanya yang agak kenyal, lalu saya buka resleting bajunya. Kemudian saya susupkan tangan saya ke dalam BH-nya untuk meremas buah dadanya lagi dan memainkan putingnya sambil terus berciuman. Satu persatu pakaiannya jatuh ke lantai, BH, CD, tapi kami masih berciuman. Tangan saya tidak tinggal diam, meremas di atas, sesekali memainkan puting dan meraba serta memainkan tangan saya di bagian kemaluannya. Oi.. bulu kemaluannya yang menggoda. Sungguh terlihat sangat lezat waktu itu. Liang senggamanya telah banjir akibat otot kewanitaannya mengeluarkan cairan karena rangsangan dari saya. Tangannya mulai membuka satu persatu pakaian saya sampai kami berdua telanjang bulat.

Saya memasukkan jari tengah saya ke dalam lubang kemaluannya, terus jari telunjuk saya memainkan klitorisnya yang mulai menegang, dan dia mulai merebahkan tubuhnya di sofa. Saya ciumi lagi putingnya dan kusodok-sodokkan lagi liang kenikmatannya dengan dua jari. Dia mulai mencari-cari batang keperkasaan saya yang sudah tegang sejak tadi dan mulai menghisap batang kemaluan saya, mulai dari kepala hingga dengan perlahan-lahan mulutnya masuk dan melahap batang kejantanan saya semuanya. Saya tambahkan jari saya satu lagi hingga ada tiga jari yang masuk ke dalam liang senggamanya. Tidak sampai disitu, saya kemudian menambahkan lagi satu jari saya hingga hanya jempol saja yang masih di luar memainkan klitorisnya.

Tidak lama saya lepaskan batang rudal saya dari mulutnya dan mulai mengarahkan ke bibir kemaluannya yang banjir. Perlahan-lahan saya dorong batang rudal saya. Bibir bawahnya menggigit bibir atasnya, saya angkat kedua pahanya dan menyandarkan di sandaran sofa untuk kaki yang sebelah kiri, sedang yang kanan kuangkat, dan, “Bless..” masuk sudah kemaluan saya.
“Aaahh.. sshh..” hanya desisian saja yang dapat saya dengarkan dari mulutnya, kemudian kuayunkan perlahan-lahan.
“Ssshh.. oohh my god.. come on.. sshh..” kembali dia mendesis kenikmatan, terus kuayunkan hingga kupercepat ayunanku.
Akhirnya, “Ssshh.. Buu.. saya mau keluar Buu.. sshh..” kata says ditengah nikmatnya permainan tubuh kami.
“Keluarin di dalem aja sayang.. ohh aahh..” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.

Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Ooohh.. sshh.. sshh.. sshh..”
Ternyata dia sudah keluar, saya terus menggenjot pantat saya semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.
“Ssshh.. aahh..” dan, “Aaagghh.. crett.. crreett.. ccrreett..
Saya tekan pantat saya hingga batang kejantanan saya menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan keluarlah sperma saya ke dalam liang surganya.

Saat terakhir air mani saya keluar, saya pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak saya cabut batang kemaluan saya dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas saya dapat melihat bagaimana rudal saya masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Saya belai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.
“Ssshh.. aahh..” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlakuan saya itu.
Saya pun mulai mengayunkan kembali batang kemaluan saya, meskipun terasa agak ngilu saya tetap paksakan.

Saya meminta dia berganti posisi menjadi menungging dengan tidak melepaskan batang kejantanan saya dari dalam liang senggamanya. Batang kejantanan saya terasa dipelintir oleh bibir kemaluannya. Terus saya menggerakkan tubuh saya lagi sambil diiringi desahannya.
Dia mendorong pantatnya dan, “Aaachh.. lebih cepet Honey.. sshh..!”
Dia sudah keluar lagi, sedangkan saya sendiri masih asyik mengoyang pantat saya sambil meremas buah dadanya yang dari tadi saya biarkan.
“Ssshh.. hhmm.. aahh..” desah saya juga, dan, “Creett.. creett.. creett..!” keluarlah lahar panas itu dari tubuh saya.
Saya pun menekan pantat saya dan menarik pinggulnya hingga batang kejantanan saya menyentuh dasar kemaluannya lagi. Setelah itu kami berdua sama-sama lemas.

Dia ambil sebatang rokok, dinyalakannya dan dia hisap rokok itu, persis seperti saat dia menghisap batang kejantanan saya. Kami duduk dan sama-sama menikmati permainan tersebut. Sambil dia merokok, kami saling memainkan kemaluan kami masing-masing. Kuangkat tubuhnya ke tempat tidur. Kami tidak membereskan pakaian kami yang masih berserakan di lantai ruang tamu. Saya putar jam bekerja tepat pukul 17:00, soalnya saya mau pulang. Dia mulai mendekatkan wajahnya sambil tangannya merangkul dan tubuhnya yang berkeringat merapat ke tubuh saya. Meskipun udara di rungan sudah dingin, tetapi tubuh kami masih berkeringat akibat permainan tadi.

Pada kesempatan lain, saya datang ke rumahnya untuk mengantarkan surat-surat penting. Kebetulan siang itu dia lagi sendiri.
“Oh kamu Sayang.., ayo cepet masuk..! Ehhmm..” katanya sambil menutup pintu.
“Iya Bu, saya cuma mau ngantar surat ini.” kata saya.
Terus saya minta pamit pulang, tapi, “Aduh kok buru-buru amat sih.. Ibu mau minta tolong lagi, boleh khan..?” katanya manja.
Lalu, matanya merem melek sambil lidahnya dikeluarkan, saya sudah tahu pasti bahwa dia sudah sangat ingin bersetubuh lagi dengan saya. Pokoknya sudah tidak tahan deh.

Langsung saya diajak dia masuk dan duduk di teras. Waktu itu dia memakai baju kulot putih transparan. Terlihat payudaranya yang montok dengan putingnya yang menyembul dari balik bajunya. Saya melihat dia dalam keadaan yang ’super’ nafsu, lalu dia pancing saya untuk making love. Saya sih “A.I.S” saja. Lalu kulot dan CD dilepaskan satu-persatu. Hanya menunggu sebentar, bibir kewanitaannya saya raba-raba, dan kelentitnya saya plintir sampai dia sangat terangsang. Terus baju, celana dan CD saya gantian dia lepaskan. Lalu kami duduk di lantai teras. Dalam posisi duduk santai dengan kaki selonjor, dia hisap batang kemaluan saya sampai saya mendesah-desah, akibatnya batang kejantanan saya menjadi tegang dan keras.

Dia kangkangi kakinya, dia pegang batang kejantanan saya yang sudah keras sambil mengarahkan ke liang senggamanya yang sudah basah dan merekah itu. Sungguh pengalaman seks yang indah, karena dia membawa nafsu seks saya hingga sampai pada kenikmatan yang tak terhingga. Terlihat dia jadi lemas dan lelah, tetapi dia berusaha tidak mau berhenti. Dan sepertinya teriakannya tertahan, mungkin dia takut terdengar tetangga. Dia terus naik turun dan saya juga mengimbangi dari bawah, terus sampai akhirnya kami berpelukan erat-erat, karena dia sudah merasa hampir klimaks. Tidak lama dia pun menegang, dan akhirnya kami bersamaan mencapai puncaknya dan keluar. Pokoknya nikmat sekali, dan badan saya juga terasa lemas tak bertenaga, yang ada hanya perasaan tidak mau lepas dari tubuhnya.

Tanpa memakai celana dulu, dia pergi ke kamar mandi. Pantatnya yang montok bergoyang kanan-kiri-kanan-kiri. Kadang dia menundukkan tubuhnya sehingga posisinya menungging ke arah saya. Dengan sangat jelas terlihat bibir kemaluannya merekah. Ohh, saya menjadi tertegun melihat tingkahnya yang begitu memancing birahi saya. Saya sih cuek saja. Yang penting saya bisa dapat keuntungan lebih besar dari situ.

TAMAT

Rabu, 23 Juli 2008

Cerita Mesum Ibu dan anak sekaligus


Ayu dan Efi Antara Ibu dan Anak Sekaligus

Pada masa itu belum banyak kesempatan bagi anak lelaki seperti saya walaupun melihat tubuh wanita bugil sekalipun. Anak-anak lelaki masa ini mungkin susah membayangkan bahwa anak seperti saya cukup melihat gambar-gambar di buku mode-blad punya kakak saya seperti Lana Lobell, dimana terdapat gambar-gambar bintang film seperti Ginger Roberts, Jayne Mansfield, yang memperagakan pakaian dalam, ini saja sudah cukup membuat kita terangsang dan melakukan masturbasi beberapa kali.

Bisalah dibayangkan bagaimana menggebu-gebunya gairah dan nafsu saya ketika diberi kesempatan untuk secara nyata bukan saja hanya bisa melihat tubuh bugil wanita seperti Ayu, tetapi bisa mengalami kenikmatan bersanggama dengan wanita sungguhan, tanpa memperdulikan apakah wanita itu jauh lebih tua. Dengan hanya memandang tubuh Ayu yang begitu mulus dan putih saja sucah cukup sebetulnya untuk menjadi bahan imajinasi saya untuk bermasturbasi, apalagi dengan secara nyata-nyata bisa merasakan hangatnya dan mulusnya tubuhnya. Apalagi betul-betul melihat kemaluannya yang mulus tanpa jembut. Bisa mencium dan mengendus bau kemaluannya yang begitu menggairahkan yang kadang-kadang masih berbau sedikit amis kencing perempuan dan yang paling hebat lagi buat saya adalah bisanya saya menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang seharusnyalah masih merupakan buah larangan yang penuh rahasia buat saya.

Mungkin pengalaman dini inilah yang membuat saya menjadi sangat menikmati apa yang disebut cunnilingus, atau mempermainkan kemaluan wanita dengan mulut. Sampai sekarangpun saya sangat menikmati mempermainkan kemaluan wanita, mulai dari memandang, lalu mencium aroma khasnya, lalu mempermainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lalu melumati bagian dalamnya dengan lidah saya, lalu mengemut clitorisnya sampai si wanita minta-minta ampun kewalahan. Yang terakhir barulah saya memasukkan batang kemaluan saya kedalam liang sanggamanya yang sudah banjir.

Setelah kesempatan saya dan Ayu untuk bermain cinta (saya tidak tahu apakah itu bisa disebut bermain cinta) yang pertama kali itu, maka kami menjadi semakin berani dan Ayu dengan bebasnya akan datang kerumah saya hampir setiap hari, paling sedikit 3 kali seminggu. Apabila dia datang, dia akan langsung masuk kedalam kamar tidur saya, dan tidak lama kemudian sayapun segera menyusul.

Biasanya dia selalu mengenakan daster yang longgar yang bisa ditanggalkan dengan sangat gampang, hanya tarik saja keatas melalui kepalanya, dan biasanya dia duduk dipinggiran tempat tidur saya. Saya biasanya langsung menerkam payudaranya yang sudah agak kendor tetapi sangat bersih dan mulus. Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian saya. Ayu sangat suka apabila saya mengemut pentil susunya yang menjadi tegang dan memerah, dan bisa dipastikan bahwa kemaluannya segera menjadi becek apabila saya sudah mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.

Mungkin saking tegangnya saya didalam melakukan sesuatu yang terlarang, pada permulaannya kami mulai bersanggama, saya sangat cepat sekali mencapai klimaks. Untunglah Ayu selalu menyuruh saya untuk menjilat-jilat dan menyedot-nyedot kemaluannya lebih dulu sehingga biasanya dia sudah orgasme duluan sampai dua atau tiga kali sebelum saya memasukkan penis saya kedalam liang peranakannya, dan setelah saya pompa hanya beberapa kali saja maka saya seringkali langsung menyemprotkan mani saya kedalam vaginanya. Barulah untuk ronde kedua saya bisa menahan lebih lama untuk tidak ejakulasi dan Ayu bisa menyusul dengan orgasmenya sehingga saya bisa merasakan empot-empotan vaginanya yang seakan-akan menyedot penis saya lebih dalam kedalam sorga dunia.

Ayu juga sangat doyan mengemut-ngemut penis saya yang masih belum bertumbuh secara maksimum. Saya tidak disunat dan Ayu sangat sering menggoda saya dengan menertawakan “kulup” saya, dan setelah beberapa minggu Ayu kemudian berhasil menarik seluruh kulit kulup saya sehingga topi baja saya bisa muncul seluruhnya. Saya masih ingat bagaimana dia berusaha menarik-narik atau mengupas kulup saya sampai terasa sakit, lalu dia akan mengobatinya dengan mengemutnya dengan lembut sampai sakitnya hilang. Setelah itu dia seperti memperolah permainan baru dengan mempermainkan lidahnya disekeliling leher penis saya sampai saya merasa begitu kegelian dan kadang-kadang sampai saya tidak kuat menahannya dan mani saya tumpah dan muncrat ke hidung dan matanya.

Kadang-kadang Ayu juga minta “main” walaupun dia sedang mens. Walaupun dia berusaha mencuci vaginanya lebih dulu, saya tidak pernah mau mencium vaginanya karena saya perhatikan bau-nya tidak menyenangkan. Paling-paling saya hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang terasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terus terang, saya tidak begitu menikmatinya dan biasanya saya cepat sekali ejakulasi. Apabila saya mencabut kemaluan saya dari vagina Ayu, saya bisa melihat cairan darah mensnya yang bercampur dengan mani saya. Kadang-kadang saya merasa jijik melihatnya.

Satu hari, kami sedang asyik-asyiknya menikmati sanggama, dimana kami berdua sedang telanjang bugil dan Ayu sedang berada didalam posisi diatas menunggangi saya. Dia menaruh tiga buah bantal untuk menopang kepala saya sehingga saya bisa mengisap-isap payudaranya sementara dia menggilas kemaluan saya dengan dengan kemaluannya. Pinggulnya naik turun dengan irama yang teratur. Kami rileks saja karena sudah begitu seringnya kami bersanggama. Dan pasangan suami isteri yang tadinya menyewa kamar dikamar sebelah, sudah pindah kerumah kontrakan mereka yang baru.

Saya sudah ejakulasi sekali dan air mani saya sudah bercampur dengan jus dari kemaluannya yang selalu membanjir. Lalu tiba-tiba, pada saat dia mengalami klimaks dan dia mengerang-erang sambil menekan saya dengan pinggulnya, anak perempuannya yang bernama Efi ternyata sedang berdiri dipintu kamar tidur saya dan berkata, “Ibu main kancitan, iya..?” (kancitan = ngentot, bahasa Palembang)

Saya sangat kaget dan tidak tahu harus berbuat bagaimana tetapi karena sedang dipuncak klimaksnya, Ayu diam saja terlentang diatas tubuh saya. Saya melirik dan melihat Efi datang mendekat ketempat tidur, matanya tertuju kebagian tubuh kami dimana penis saya sedang bersatu dengan dengan kemaluan ibunya. Lalu dia duduk di pinggiran tempat tidur dengan mata melotot.

“Hayo, ibu main kancitan,” katanya lagi.

Lalu pelan-pelan Ayu menggulingkan tubuhnya dan berbaring disamping saya tanpa berusaha menutupi kebugilannya. Saya mengambil satu bantal dan menutupi perut dan kemaluan saya .

“Efi, Efi. Kamu ngapain sih disini?” kata Ayu lemas.

“Efi pulang sekolah agak pagi dan Efi cari-cari Ibu dirumah, tahunya lagi kancitan sama Bang Johan,” kata Efi tanpa melepaskan matanya dari arah kemaluan saya. Saya merasa sangat malu tetapi juga heran melihat Ayu tenang-tenang saja.

“Efi juga mau kancitan,” kata Efi tiba-tiba.

“E-eh, Efi masih kecil..” kata ibunya sambil berusaha duduk dan mulai mengenakan dasternya.

“Efi mau kancitan, kalau nggak nanti Efi bilangin Abah.”

“Jangan Efi, jangan bilangin Abah.., kata Ayu membujuk.

“Efi mau kancitan,” Efi membandel. “Kalo nggak nanti Efi bilangin Abah..”

“Iya udah, diam. Sini, biar Johan ngancitin Efi.” Ayu berkata.

Saya hampir tidak percaya akan apa yang saya dengar. Jantung saya berdegup-degup seperti alu menumbuk. Saya sudah sering melihat Efi bermain-main di pekarangan rumahnya dan menurut saya dia hanyalah seorang anak yang masih begitu kecil. Dari mana dia mengerti tentang “main kancitan” segala?

Ayu mengambil bantal yang sedang menutupi kemaluan saya dan tangannya mengelus-ngelus penis saya yang masih basah dan sudah mulai berdiri kembali.

“Sini, biar Efi lihat.” Ayu mengupas kulit kulup saya untuk menunjukkan kepala penis saya kepada Efi. Efi datang mendekat dan tangannya ikut meremas-remas penis saya. Aduh maak, saya berteriak dalam hati. Bagaimana ini kejadiannya? Tetapi saya diam saja karena betul-betul bingung dan tidak tahu harus melakukan apa.

Tempat tidur saya cukup besar dan Ayu kemudian menyutuh Efi untuk membuka baju sekolahnya dan telentang di tempat tidur didekat saya. Saya duduk dikasur dan melihat tubuh Efi yang masih begitu remaja. Payudaranya masih belum berbentuk, hampir rata tetapi sudah agak membenjol. Putingnya masih belum keluar, malahan sepertinya masuk kedalam. Ayu kemudian merosot celana dalam Efi dan saya melihat kemaluan Efi yang sangat mulus, seperti kemaluan ibunya. Belum ada bibir luar, hanya garis lurus saja, dan diantara garis lurus itu saya melihat itilnya yang seperti mengintip dari sela-sela garis kemaluannya. Efi merapatkan pahanya dan matanya menatap kearah ibunya seperti menunggu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Saya mengelus-elus bukit venus Efi yang agak menggembung lalu saya coba merenggangkan pahanya. Dengan agak enggan, Efi menurut, dan saya berlutut di antara kedua pahanya dan membungkuk untuk mencium selangkangan Efi.

“Ibu, Efi malu ah..” kata Efi sambil berusaha menutup kemaluannya dengan kedua tangannya.

“Ayo, Efi mau kancitan, ndak?” kata Ayu.

Saya mengendus kemaluan Efi dan baunya sangat tajam.

“Uh, mambu pesing.” Saya berkata dengan agak jijik. Saya juga melihat adanya “keju” yang keputih-putihan diantara celah-celah bibir kemaluan Efi.

“Tunggu sebentar,” kata Ayu yang lalu pergi keluar kamar tidur. Saya menunggu sambil mempermainkan bibir kemaluan Efi dengan jari-jari saya. Efi mulai membuka pahanya makin lebar.

Sebentar kemudian Ayu datang membawa satu baskom air dan satu handuk kecil. Dia pun mulai mencuci kemaluan Efi dengan handuk kecil itu dan saya perhatikan kemaluan Efi mulai memerah karena digosok-gosok Ayu dengan handuk tadi. Setelah selesai, saya kembali membongkok untuk mencium kemaluan Efi. Baunya tidak lagi setajam sebelumnya dan sayapun menghirup aroma kemaluan Efi yang hanya berbau amis sedikit saja. Saya mulai membuka celah-celah kemaluannya dengan menggunakan lidah saya dan Efi-pun merenggangkan pahanya semakin lebar. Saya sekarang bisa melihat bagian dalam kemaluannya dengan sangat jelas. Bagian samping kemaluan Efi kelihatan sangat lembut ketika saya membuka belahan bibirnya dengan jari-jari saya, kelihatanlah bagian dalamnya yang sangat merah.

Saya isap-isap kemaluannya dan terasa agak asin dan ketika saya mempermainkan kelentitnya dengan ujung lidah saya, Efi menggeliat-geliat sambil mengerang, “Ibu, aduuh geli, ibuu.., geli nian ibuu..”

Saya kemudian bangkit dan mengarahkan kepala penis saya kearah belahan bibir kemaluan Efi dan tanpa melihat kemana masuknya, saya dorong pelan-pelan.

“Aduh, sakit bu..,” Efi hampir menjerit.

“Johan, pelan-pelan masuknya.” Kata Ayu sambil mengelus-elus bukit Efi.

Saya coba lagi mendorong, dan Efi menggigit bibirnya kesakitan.

“Sakit, ibu.”

Ayu bangkit kembali dan berkata,”Johan tunggu sebentar,” lalu dia pergi keluar dari kamar.

Saya tidak tahu kemana Ayu perginya dan sambil menunggu dia kembali sayapun berlutut didepan kemaluan Efi dan sambil memegang batang penis, saya mempermainkan kepalanya di clitoris Efi. Efi memegang kedua tangan saya erat-erat dengan kedua tangannya dan saya mulai lagi mendorong.

Saya merasa kepala penis saya sudah mulai masuk tetapi rasanya sangat sempit. Saya sudah begitu terbiasa dengan lobang kemaluan Ayu yang longgar dan penis saya tidak pernah merasa kesulitan untuk masuk dengan mudah. Tetapi liang vagina Efi yang masih kecil itu terasa sangat ketat. Tiba-tiba Efi mendorong tubuh saya mundur sambil berteriak, “Aduuh..!” Rupanya tanpa saya sadari, saya sudah mendorong lebih dalam lagi dan Efi masih tetap kesakitan.

Sebentar lagi Ayu datang dan dia memegang satu cangkir kecil yang berisi minyak kelapa. Dia mengolesi kepala penis saya dengan minyak itu dan kemudian dia juga melumasi kemaluan Efi. Kemudian dia memegang batang kemaluan saya dan menuntunnya pelan-pelan untuk memasuki liang vagina Efi. Terasa licin memang dan saya-pun bisa masuk sedikit demi sedikit. Efi meremas tangan saya sambil menggigit bibir, apakah karena menahan sakit atau merasakan enak, saya tidak tahu pasti.

Saya melihat Efi menitikkan air mata tetapi saya meneruskan memasukkan batang penis saya pelan-pelan.

“Cabut dulu,” kata Ayu tiba-tiba.

Saya menarik penis saya keluar dari lobang kemaluan Efi. Saya bisa melihat lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga. Ayu kembali melumasi penis saya dan kemaluan Efi dengan minyak kelapa, lalu menuntun penis saya lagi untuk masuk kedalam lobang Efi yang sedang menunggu. Saya dorong lagi dengan hati-hati, sampai semuanya terbenam didalam Efi. Aduh nikmatnya, karena lobang Efi betul-betul sangat hangat dan ketat, dan saya tidak bisa menahannya lalu saya tekan dalam-dalam dan air manikupun tumpah didalam liang kemaluan Efi. Efi yang masih kecil. Saya juga sebetulnya masih dibawah umur, tetapi pada saat itu kami berdua sedang merasakan bersanggama dengan disaksikan Ayu, ibunya sendiri.

Efi belum tahu bagaimana caranya mengimbangi gerakan bersanggama dengan baik, dan dia diam saja menerima tumpahan air mani saya. Saya juga tidak melihat reaksi dari Efi yang menunjukkan apakah dia menikmatinya atau tidak. Saya merebahkan tubuh saya diatas tubuh Efi yang masih kurus dan kecil itu. Dia diam saja.

Setelah beberapa menit, saya berguling kesamping dan merebahkan diri disamping Efi. Saya merasa sangat terkuras dan lemas. Tetapi rupanya Ayu sudah terangsang lagi setelah melihat saya menyetubuhi anaknya. Diapun menaiki wajah saya dan mendudukinya dan menggilingnya dengan vaginanya yang basah, dan didalam kami di posisi 69 itu diapun mengisap-ngisap penis saya yang sudah mulai lemas sehingga penis saya itu mulai menegang kembali.

Wajah saya begitu dekat dengan anusnya dan saya bisa mencium sedikit bau anus yang baru cebok dan entah kenapa itu membuat saya sangat bergairah. Nafsu kami memang begitu menggebu-gebu, dan saya sedot dan jilat kemaluan Ayu sepuas-puasnya, sementara Efi menonton kami berdua tanpa mengucapkan sepatah katapun. Saya sudah mengenal kebiasaan Ayu dimana dia sering kentut kalau betul-betul sedang klimaks berat, dan saat itupun Ayu kentut beberapa kali diatas wajah saya. Saya sempat melihat lobang anusnya ber-getar ketika dia kentut, dan sayapun melepaskan semburan air mani saya yang ketiga kalinya hari itu didalam mulut Ayu. “Alangkah lemaknyoo..!” saya berteriak dalam hati.

“Ugh, ibu kentut,” kata Efi tetapi Ayu hanya bisa mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang dicekik lehernya.

Hanya sekali itu saja saya pernah menyetubuhi Efi. Ternyata dia masih belum cukup dewasa untuk mengetahui nikmatnya bersanggama. Dia masih anak kecil, dan pikirannya sebetulnya belum sampai kepada hal-hal seperti itu. Tetapi saya dan Ayu terus menikmati indahnya permainan bersanggama sampai dua atau tiga kali seminggu. Saya masih ingat bagaimana saya selalu merasa sangat lapar setelah setiap kali kami selesai bersanggama. Tadinya saya belum mengerti bahwa tubuh saya menuntut banyak gizi untuk menggantikan tenaga saya yang dikuras untuk melayani Ayu, tetapi saya selalu saya merasa ingin makan telur banyak-banyak. Saya sangat beruntung karena kami kebetulan memelihara beberapa puluh ekor ayam, dan setiap pagi saya selalu menenggak 4 sampai 6 butir telur mentah. Saya juga memperhatikan dalam tempo setahun itu penis saya menjadi semakin besar dan bulu jembut saya mulai menjadi agak kasar. Saya tidak tahu apakah penis saya cukup besar dibandingkan suami Ayu ataupun lelaki lain. Yang saya tahu adalah bahwa saya sangat puas, dan kelihatannya Ayu juga cukup puas.

Saya tidak merasa seperti seorang yang bejat moral. Saya tidak pernah melacur dan ketika saya masih kawin dengan isteri saya yang orang bule, walaupun perkawinan kami itu berakhir dengan perceraian, saya tidak pernah menyeleweng. Tetapi saya akan selalu berterima kasih kepada Ayu (entah dimana dia sekarang) yang telah memberikan saya kenikmatan didalam umur yang sangat dini, dan pelajaran yang sangat berharga didalam bagaimana melayani seorang perempuan, terlepas dari apakah itu salah atau tidak.

November 2003.
Seattle, Washington

Selasa, 22 Juli 2008

Cerita dewasa Susan, Lingga dan Siska


Susan, Lingga dan Siska

Namaku Adi, mahasiswa angkatan 2000. Kisah ini terjadi pada bulan April 2001, ketika kami menjalani mid-test. Semua bencana ini dimulai ketika Susan dan Lingga (mereka adalah bunga kelas di kelasku) mereka memintaku untuk belajar bersama, pada mulanya aku tidak curiga sama sekali karena IP-ku hampir mendekati 4.0, jadi banyak yang ingin belajar bersamaku, jadi kukabulkan saja permintaan mereka.

Tak kusangkal juga bahwa diriku juga hampir setiap hari melirik ke arah mereka yang biasa duduk di baris belakang. Sering juga kubayangkan aku dapat memiliki salah satu dari mereka. Kuamati payudara Susan di kelas yang sering dibungkukkannya entah sengaja atau tidak, belahan dadanya sering mengusik kesadaranku, dan saat CD Lingga sering muncul di antara celah di punggungnya, aku terus mencoba mengendalikan diriku untuk tidak berpikir yang tidak-tidak tentang mereka.
Type rest of the post here

Setelah pulang kuliah, sekitar pukul 17:10, Lingga mengajakku ke tempat kostnya di Jl. S, bersama Susan kami bertiga berjalan kaki, tidak terbesit maksud jahat dari raut wajah mereka yang putih mulus. Sepanjang perjalanan aku terus memandangi dada Susan yang tergoncang-goncang naik turun. Ingin rasanya aku meremas-remasnya, tapi kucoba untuk menghilangkan fantasi kotorku. Wajah Susan yang mirip Katie Holmes menambah keinginanku untuk mencium bibir merahnya yang seksi.

Sesampai di kamar kostnya berukuran 3×4, Lingga mempersilakanku duduk, aku terpaksa duduk di ranjang karena tak ada sofa yang tersedia. Kupandang sekitar rumah kostnya, suasanya hening sepi, dan di jemurannya tergantung bra dan CD Lingga yang sering dikenakannya di kampus. Lingga lalu memungut bra dan CD-nya dan ditaruh di lemari bajunya. Kuintip sedikit isi lemarinya. Koleksi CD Lingga warnaya seperti pelangi di langit.

Tiba-tiba kurasakan sentuhan halus di pundakku, ternyata tubuh Susan yang montok telah menghinggapiku. Aku berdiri dan berjalan menuju pintu. Tiba-tiba Lingga mencegatku di pintu dan mengunci pintu rapat-rapat. Lingga mendorongku ke ranjang dimana Susan telah menanti, Susan memegangiku dengan erat, sementara Lingga mulai melepas kaos ketatnya warna biru gelap bertuliskan “ij”, dan aku hanya terpana menatap tubuh seksi dan putih tanpa cacat. Tak pelak lagi, branya menyembul keluar dengan dua buah dada yang bulat berisi, kira-kira ukuran 32B. Memang aku sering mengintip bra Lingga di kelas, karena ia sering menggunakan kemeja dan kuintip dari lubang kancingnya yang sering menganga di kelas, tapi keadaannya berbeda sekarang, tak ada “penghalang” lagi antara tanganku dengan buah dadanya, baru kali ini kulihat jelas dada Lingga yang makin membuatku tak sadar lagi dan ada sesuatu yang menonjol dari celanaku. Perlahan ia mulai melorotkan celana panjang ketat warna abu gelap, dan CD warna biru langit cerah secerah paha dan tungkai kakinya yang ingin kujilati terpampang jelas di depan batang hidungku.

Susan melepas kaos dan celana jinsku, Susan sendiri mempersilakan jemariku piknik di pusarnya yang dilanjutkan “tur” melingkari buah dadanya sebanyak lima putaran penuh. Kuraba payudara Susan mulai dari pangkal sampai area putingnya, tapi sayang ia masih terbungkus kaos ketat dan branya, Susan terangsang dan mulai mendesah-desah, kutambah tempo remasanku dan Susan merintih dengan nada kenikmatan yang keluar dari mulutnya.

Lingga menghampiriku, “adik kecil”-ku sudah tak tahan lagi ingin segera keluar bermain. Susan mulai menelanjangi dirinya sendiri, dilepasnya kaos ketat warna merah menyala. Waw, ternyata buah dadanya lebih besar daripada Lingga, sekitar ukuran 33D. Susan dengan rela membuka jins-nya, CD merah jambu transparan yang dikenakannya menaikkan libido-ku.

Tanpa pikir panjang, Lingga langsung melepas kait branya dan 2 buah dada besar, putih, gempal diserahkan di atas pangkuan pahaku, dia pun mulai membuka celana dalamku, dan memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegak 90 derajat ke rongga mulutnya dengan bibir yang mungil, ia terbilang ahli melakukannya. Dijulurkan lidahnya menjilati testisku, dilanjutkan ke bagian kepala, tak disangka mulutnya sudah patroli di batang kemaluanku. Kepala Lingga mulai maju-mundur di selangkanganku. Kujambak rambut panjangnya yang pirang dicat dan kubantu ia melakukan “oral seks”. Aku baru merasakan hisapan yang hebat kali ini dibanding dengan gadis lainnya yang pernah “ML” denganku.

Kemudian, Susan ikut melepas bra-nya, dan aku kaget sekali punggungku di tempeli oleh payudaranya. Ternyata dia sedang melakukan “pijat Thailand” dengan sempurna. Ia mulai dari bagian pinggang, putingnya yang sudah membusung memberikan sensasi sendiri bagi diriku. Susan mulai “sweeping” dari bawah ke atas lalu ke bawah lagi sambil mengantri gilirannya. Lama kelamaan ia mulai lelah dan memegang pundakku sebagai pegangan, tanganku yang masih “nganggur” membantunya dengan meremas-remas untuk menambah energi gesekan yang ditimbulkannya, aku yakin Susan sudah sering melakukannya dengan laki-laki lain.

Setelah Lingga selesai mengemut batangku, ia melepaskan CD-nya dan lubang kemaluannya yang terawat baik disodorkan ke batang kemaluanku, tak kusangka aku ditarik olehnya dan ia memasukkan sendiri ke lubang kemaluannya. Aku menyanggupi keinginannya yang juga menyanggupi keinginan bejatku selama ini. Sambil dalam posisi duduk dan dipijat ala Thailand oleh Susan aku melayani Lingga sampai ia orgasme dan menjerit-jerit kesakitan, kupelintir puting susu merah mudanya, sambil kupangkas sedikit demi sedikit bulu kemaluannya.

Susan yang melihat Lingga bahagia, langsung iri dan ikut melepas CD-nya, Susan memang agak gemuk, tapi ia lebih montok berisi, sementara Susan dan Lingga memperebutkan kemaluanku, aku mengambil nafas dan mempersiapkan diri untuk “kewajiban”-ku berikutnya. Lingga akhirnya mengalah karena kelelahan, saat “shift”-ku berikutnya bersama Susan aku makin bergairah. Dadanya yang besar pas untuk tanganku yang nakal, Susan dengan bibirnya yang “menantang” menjilati batang kemaluan, dan lubang anus Susan pun tak luput dari serangan peluru karetku. Dengan penuh gairah, ia naik ke atas tubuhku dan mulai bersenggama denganku hingga kedua buah dadanya menggelepar kencang dibuatku, tak lupa kucicipi juga air susu sehat darinya, kugigit gigit sampai agak berwarna kemerahan. Kami bertiga benar-benar menikmatinya.

Susan akhirnya lelah dan lemas olehku, Lingga yang kembali fit ingin melanjutkan aksinya kembali, kutumpahkan saja air maniku ke mulut kemaluannya, setelah itu kusisakan juga untuk Susan tapi tumpah di rambut hitamnya yang terurai di atas kemaluanku.

Susan bangun dan mengambil HP Nokia 3310 miliknya dan Nokia 8810 silver milik Lingga, disetnya dalam posisi vibrate, dan ia mulai mengaktifkannya, HP bergetar dan mereka minta aku memasukkan dalam lubang kemaluannya. Mereka tidur terlentang berdampingan dan aku menindih di antara mereka, kumasukkan HP Nokia 3310 Susan terlebih dahulu, dan Susan menggelinjang karena getaran yang dahsyat, Nokia 8810 memang lebih kecil dan Lingga terlihat kurang puas dengan vibrate HP-nya, karena kasihan kubantu dengan jari tengahku yang kutancapkan ke mulut rahimnya. Akhirnya Lingga tersenyum puas sambil mendesah. Mereka bilang mereka sering “onani” dengan cara begini dan sudah sering terjadi berulang kali bila sedang tak ada “korban” yang mereka mangsa.

Lingga mulai mansturbasi dengan meraba-raba sendiri payudaranya, tak kusangka Lingga mulai meraba puting Susan, Susan mencoba berontak dan menghentikan Lingga, Lingga mengambil tiruan alat kelamin pria yang disimpan di laci kamarnya dan mulai dipakainya untuk bersanggama dengan Susan. Selangkangan Susan direnggangkan dan ia mulai memasang sabuk kemaluannya dan mereka mulai melakukan hubungan lesbian sesama mereka. Melihat kejadian itu, aku sebenarnya simpati terhadap Susan yang hanya menjadi objek saja, Susan terlihat kelelahan meronta-ronta karena ukuran batangan tiruan itu besar sekali.

Karena aku kasihan sama Susan, maka kulumpuhkan Lingga dengan cara kucoblos lubang anusnya yang mengangga dengan batangan asliku yang sudah tegak lagi dan ukurannya pun tak kalah besar dengan yang tiruan. Kontan saja Lingga menghentikan penetrasinya terhadap Susan karena ia sudah kubombardir, Lingga mulai berposisi doggy style, bagiku hal ini masih terasa janggal karena aku sedang “ML” dengan cewek yang sedang memakai batang kemaluan tiruan. Tiba-tiba pintu kamar terbuka, kami langsung kaget, ternyata tak kusangka Siska, teman sekelasku datang, aku heran.
Siska bertanya pada Lingga, “Ada anak baru nih?”
Lingga jawab, “Iya nih, alim-alim di kelas, disini buas.”
Susan berteriak, “Ayu gabung puas deh!”

Siska bergegas melepas kaos ketat merah muda yang transparan, bra warna biru yang dipakainya langsung berloncatan ke arahku, payudara Siska memang kecil, tapi mukanya yang manis mengundang iba dariku untuk memuaskannya. Tinggi Siska memang tak sebanding denganku, badannya juga kecil, pinggangnya kurus. Asumsiku bahwa Siska akan tidak mampu bermain denganku sampai tuntas ternyata salah. Ia bermain dengan garang sekali, penuh pengalaman dan nafsu birahi terpancar dari mata sipitnya yang indah.

Aku mulai mencium bibir indahnya kulanjutkan ke bawah, kugigit kait bra-nya dan ternyata seperti yang kuduga sebelumnya. Selama ini payudara Siska hanya tertolong oleh bra busa yang rutin digunakannya ke kampus. Payudara aslinya sangat kecil, but size doesn’t matter to me, dan Siska melepas jins-nya yang kebesaran dan CD-nya pun dengan penuh liukan tubuh mungilnya dilepas di depan mulutku, kontan saja langsung kuhisap bulu kemaluannya, Siska langsung mendesah dan berteriak-teriak.

Susan nyeletuk,
“Eh! Anak kecil, Siska jangan lu siksa gitu donk! gua kan jadi ngiri.”
Lingga menambahi,
“Iya, liat-liat donk ukuran lu, berat ampir 80 kg, jangan berani ama yang kecil, ama gua aja lagi yuk!”
Siska yang mendengar sindiran itu langsung unjuk gigi agar teman-temannya tidak underestemate terhadapnya. Siska menindihku dengan posisi 69, adikku betah keluar masuk lubangnya, lubang kemaluan Siska mulai mengeluarkan cairan lendir putih dan nafasnya mulai terenga-engah tak karuan, ia mulai orgasme, kuturunkan tempo permainanku, dan kutarik keluar batang kemaluanku untuk memberikan kesempatannya menge-charge baterainya. Aku nyambi mengelus dada Lingga dan jari tengah kiriku menginap di lubang kemaluan Susan.

Siska minta tambah dan kusanggupi kuremas dadanya, karena kata mitos bila ingin mempunyai buah dada besar harus rajin diremas-remas oleh cowok. Aku mempraktekkan gaya “family style” pada Siska dan aku langsung orgasme dan ingin memuncratkan maniku. Melihat itu, Susan langsung meng-”intercep” aksiku dengan menyodorkan lubang kemaluannya untuk kusemprot dengan spermaku, dia minta disembur di dalam bukan di luar, ternyata dia tak takut hamil nanti. Lingga minta sedikit untuk dituangkan di mulutnya, Lingga bilang itu obat awet muda dan tetap mulus. Siska jelas cemburu melihatnya, ia langsung mengemut batang kemaluanku untuk mengumpulkan spermaku yang masih tersisa, ia membersihkan kemaluanku dengan bersih sampai mengkilat, bibir dan gusinya penuh dengan lendir maniku ia menelan ludah dalam-dalam sambil meremas-remas batang kemaluanku yang sudah mulai terkulai lemas.

Malam mulai larut, tak kusangka kami sudah melakukan kegiatan ini lebih dari 3 jam. Aku bergegas berpakaian, kucari cari dimana celana dalamku, ternyata Lingga sedang asyik menjilati celana dalamku, segera kurebut dari genggamannya, karena ia masih bugil jadi kuberi salam perpisahan berupa cubitan kecil di clitorisnya dan segera bergegas pulang.

Kuambil motor Tornado-ku yang kuparkir di dekat kampus dan ternyata Siska yang sudah berpakaian lengkap menghampiriku dan meminta tumpangan pulang ke rumahnya di daerah Karang Anyar yang masih dekat dengan rumahku, sepanjang perjalanan pulang, ia menekan-nekan payudaranya ke arah punggungku, hal itu jelas mengacaukan konsentrasiku mengendarai motor.

Kuantar Siska ke rumahnya, ia bilang, “Makasih yah! Tadi kamu belain aku di depan dia orang! Emang udah kebiasaan si Susan ama Lingga ngecengin gua padahal lu tadi ama gua puas kan? Kalo mau nambah lagi masuk yuk! kebetulan bonyok gua ke luar kota nih!”
Aku bilang, ” Laen kali aja deh, udah kemaleman! nanti kapan-kapan kita lanjutin berdua aja yah! OK!”
Kuberi salam perpisahan dengan mengelus payudaranya yang sudah agak kaku. Dan akhirnya aku pulang ke rumah dengan lemas kuparkir motorku dan berjalan gontai masuk kamarku tanpa ketahuan orang rumah.

Keesokkan harinya di kampus, mereka berdua berterimakasih padaku atas waktu dan kepuasan sejati yang kuberikan. Sampai saat ini, biarlah cerita ini menjadi rahasia kecil bagi kami berempat. Kusimpan beberapa helai bulu kemaluan Lingga sebagai souvernir. Mereka memang betul-betul mampu memuaskan nafsu iblisku yang terpendam selama ini. Dan kalau mereka ingin mengulang momen nikmat tersebut, mereka akan langsung segera menghubungi “adikku” yang selalu meluangkan waktu dan bersedia melayani “keinginan” dan “permohonan” mereka yang sebenarnya kucintai.

TAMAT

Cerita Panas Selingkuh dengan Atasan


Sebenarnya ini ceritaku yang baru aja terjadi baru2 ini lebih tepatnya sih bulan Juni 08
Namaku Ariel yah sebut saja begitu, umurku 23 tahun dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan swasta yang sedang berkembang.
Aku sama sekali tidak menyangka kalau aku baru2 ini berhubungan dengan pria yang sudah beristri dan lebih gilanya lagi dia adalah salah satu atasanku di kantor. Dan parahnya aku ini masih bisa dibilang anak yang masih dipingit oleh orang tuaku, dan semuanya selalu mengatakan bahwa aku anak yang masih lugu dan polos padahal tidak ada satupun yang menyangka kalau anak seperti aku kadang bisa berbuat nakal atau
gila. Cerita ini bermula ketika aku putus dari pacarku. Padahal dia sudah berjanji setia bakal menikahiku, ternyata dia malah mengingkari janjinya dengan alasan yang menyebalkan yaitu ‘Bosan’

Padahal sudah banyak yang kami lakukan. hubungan kami dimulai dari sex, petting, HJ, BJ, dan Oral. Sedangkan Sex dia hanya melakukannya melalui dubur, kami belum pernah melakukannya di vagina. Mungkin karena takut hamil dan lain sebagainya.

Meskipun begitu aku tetap saja merasa bahwa aku sudah tidak suci lagi meskipun vaginaku belum pernah dimasukkan oleh barang laki2.

Dan terus terang aku merasa sangat kecewa dan sedih akan perlakuan pacarku itu. Dan ketika aku sedang patah hati itu, moment itu malah dimanfaatkan oleh atasanku sebut saja namanya Riki yang dari dulu memang suka menggodaku di kantor dan aku merasa risih terlebih karena statusnya suami orang. tapi ternyata baru aku tahu kalau aku tidak sebaik yang aku pikir.

AKu yang dulu sangat dingin, akhirnya mulai mencair juga. Memang tidak ada yang paling mudah menggoda perempuan selain perempuan yang baru patah hati. Hal itu aku rasakan ketika pas pameran aku sudah mau diantar pulang olehnya, dan mw makan bareng ma dia. Hingga suatu hari aku dan rekan sekantorku yang cewek dan dia nonton bareng di bioskop. Di tengah2 film dia memegang tanganku aku diamkan saja, dan dia semakin yakin.

Hari berikutnya aku diajak makan malam di wisma BNI 46, sekalian makan malam yang diadakan oleh salah satu partner, selama perjalanan dia sudah berani memelukku, menyentuhku dan mencium pipiku.Keesokannya lagi sehabis pulang kantor kami pulang bareng, dan dia mulai berani mencium bibirku, dan kami bercumbu dengan panas dan tangannya sudah mulai meremas2 dadaku. AKu membiarkannya saja karna aku tahu aku memang menginkannya apalagi pas saat aku sedang patah hati dari pacarku yang brengsek itu.

Aku tahu hal ini akan terus berlanjut dan betul keesokan harinya ketika kantor lagi sepi kami mulai bercumbu dengan panas, lalu biasanya aku naik duluan ke atas dan setelah itu berikutnya dia menyusul lalu bekerja seperti biasanya.

Aku tahu kadang aku merasa aku sangat nakal, aku sengaja turun ke bawah dan dia pun mengerti tidak lama kemudian pun dia turun ke bawah dan di depan WC kami bercumbu lagi, tangan kanannya yang tersemat cincin pernikahan itu menyentuh tubuhku, memelukku seakan tanpa merasa berdosa. Dia menyentuh kedua dadaku, dan juga vaginaku. Hingga yang membuatku tak percaya dia berani menarik bajuku hingga ia bisa mengisap puting dadaku. AKu sangat menikmatinya, aku tahu aku sangat gila… dan aku tidak bisa menghentikannya, sampai saat ini pun aku masih mengingat betapa atasanku ini sangat pandai dalam hal ini.

Aku tahu kalau sebagai selingkuhannya aku harus menjalani hubungan rahasia. terlebih di kantor, hanya sahabatku Desi sepertinya sudah tahu akan hal ini, apalagi pas aku dan Desi menginap di salah satu hotel karena dekat dengan tempat pameran… atasanku datang dan seperti biasa kami ngobrol2, ketika desy sedang mandi ke kamar mandi, kami pun bercumbu dia mencium seluruh tubuhku dan hanya sebentar besoknya pun terjadi lagi, kami bercumbu di atas tempat tidur . Sepertinya Desy sudah mengetahui perselingkuhan ku ini tapi dia hanya pura2 tutup mata.

Ketika itu di hotel, pas Desy juga sedang mandi di kamar mandi, aku dan dia bercumbu lagi seperti biasa dan sayangnya memang kami tidak sampai sex.

hari berikutnya pun bergulir, atasanku pun resign sebelum dia resign kami pun pergi berdua. tentunya ini jam pulang kantor kami pun bebas. Di perjalanan tol, sambil menyupir dia mencium bibirku dengan panas sambil berusaha melepas bajuku, ya aku setengah telanjang, CD dan celana panjangku lepas hanya bajuku saja yang keangkat ke atas. akhirnya dia mengeluarkan barangnya dan menyuruhku untuk menghisapnya. aku agak merasa risih dan malu, sebenarnya aku dah pernah melakukannya dengan pacarku. akhirnya aku mau juga dan inilah yang aku takutkan aku sangat menikmatinya, mengulum barang pak RIki dengan sangat nikmat dan sengaja aku masukkan sangat dalam dan menjilat ujung kontolnya dan itu terjadi beberapa kali. Ketika masuk ke tol ke pondok kelapa, entah kenapa tiba2 saja aku menyerangnya, aku naik ke pangkuannya dan menciumnya dengan panas sampai dia berhenti di pinggiran jalan tol jari tengah kanannya pun memasukkan ke vaginaku dan entah sejak kapan tangan ku pun meremas barangnya yang besar itu. hingga dia memaksaku untuk sex dengannya tapi aku tetap tidak mau karena aku tidak mau hamil. akhirnya dia menyerah juga hingga kami mencari apotik yang buka tapi tidak ada. Yah mungkin emang bukan rejeki dia untuk dapetin perawan ku hehe =p
hingga aku pun sampai di rumah tentunya aku kena marah habis2an karena pulang malam, seandainya ortuku tahu kalau aku tadi aku main gila dengan pria sudah beristri mungkin mereka bakal membunuhku.

Hingga sampai hari ini, aku tetap menantikannya dan menunggunya di kantor, tapi dia belum jg datang, dia ad sms klw dia bakal datang ke kantor, karena pekerjaannya belum semua selesai dan dia harus menyelesaikannya sebelum dia resign.

aku sangat sepi dan menantikannya terlebih ketika dia menyentuhku. Pak Riki, tolong jangan biarkan aku seperti ini, aku ingin disentuh lagi oleh bapak.. aku ingin selalu bersama dan aku sangat mencintai bapak apalagi ketika aku tahu kalau bapak resign karena aku, sepertinya sudah ada yang curiga selain Desy yang mengetahui perselingkuhan kami dan mungkin atasan kami berdua pun sudah tahu hal itu.

aku tidak tahu apakah dia bisa mencuri keperawananku? Yah kita lihat saja nanti…… I dont think so.. hehe =p

this message only for him :
All I need is your heart and your body will be mine forever pak riki…..;)

Kamis, 10 Juli 2008

Cerita Memperawani sang Pacar


Para Pembaca yang budiman, ini adalah tulisan pertamaku di situs cerita dewasa,yaaa mungkin aja tulisanku ne banyak kekurangan nantinya,maklumin ja yaaaaaaaaa? Cerita ini da 8 taon lama nya aq pendam sendiri.akhirnya aq putusin juga berbagi cerita sama teman teman pecinta cerita sex dan semua penikmat sex. Umurku waktu itu masih 14 tahun kls 2 smp.pacar ku adek tingkat ku sendiri.perkenalan kami da lama,kebetulan kami juga satu SD. namanya juga cinta monyet nembaknya juga pake surat2an.

Dengan surat cinta aq tembaklah dia dengan berbagai kata indah yang akhirnya aq dapatkan kata iya dari dia.nama pacar pertamaku itu mery,mery sama hal nya dengan anak smp lainnya dengan tubuh yang masih kecil dan dada yang baru mulai tumbuh, rambut nya lurus panjang kulit putih dan lumayan cantik. layaknya pacaran anak2 walaupun setiap hari da bertemu disekolahan mau nya ketemuan dan ketemuan lagi apalagi cinta pertama.apel nya pun hanya duduk berdua sambil cerita dan pegangan tangan. waktu apel yang kesekian kalinya aq ngajakin dia ciuman walau dia awalnya takut akhirnya dengan alasan sayang apa gak sama aku,akhirnya dia mau juga untuk ciuman.karena kami sama2 belum pernah ciuman akhirnya aq minta mery untuk pejamkan matanya karena aq juga agak malu kalo mery liat. setelah mery memejamkan matanya aq mulai mencium matanya yang terpejam hidungnya yang gak terlalu mancung2 bangetz trus turun kebibirnya.setelah itu aq minta mery buka mata nya.

Matanya tajam menatap mata ku ketika mata nya terbuka,lama sekali kami saling bertatapan dan akhirnya mery bilang kakak co pertama yang mencium aku.malam itu dengan di akhiri pelukan ala cinta monyet.aq pun pamit pulang. kencan minggu berikutnya aq melakukan yang lebih dr yang aq lakukan minggu kemaren pada mery karena malam sebelumnya aq sempat nonton bokep drumah teman ku,so aq ingin praktek gimana rasanya melakukan adegan seperti di film yang aq tonton itu.

Karena izn ciuman udah di dapat aq pun tanpa harus minta lagi berani cium mery secara langsung mery pun udah berani balas mencium pipi dan bibirku walau adegan kami agak sedikit kaku namun tetap seru rasa nya.ciuman kami tidak ciuman panjang layaknya film yang aq tonton hanya beberapa kali ciuman truz berhenti ngobrol n ciuman lagi tapi akhirnya karena aq sudah kebelet ingin merasakan adegan film yang aq tonton kemaren akupun kembali cium merydi kening dan bibir nya ciuman di bibirnya aq lamakan,walau belum tau dimana nikmatnya ciuman aq trusin aja mencium bibir mery yang berwarna merah tanpa lipstik itu.kalo sekarang aq tau kata orang bibir jenis bibir mery itu bibir sensual.lama kelamaan aq pindahin tanganku yang dari tadi di bahunya ke arah dada mery.

Ketika tangan ku menyenuth dadanya neti sedikit kaget dan bilang’, “ lo ngapain kak..? “gak boleh ya kakak megang susu mery jawabku” “bukan gboleh kak,neti takut kalo nanti ayah mery tau dan marahin kita”balasnya lagi dengan alasan sayang lagi dan sedikit bujukan lama kelamaan neti bisa aq yakin kan mery kalo orang tuanya gbakal tau karena toh hanya kita berdua yang tau kata ku pada mery. Akhirnya nya SIMS(surat izin memegang susu) pun bisa aq dapatkan.aq pegangi susu mery yang masih mangkal dan kumainkan pentilnya yang baru tumbuh dengan jari2 tanganku.

Dengan sedikit candaan aq bilang ma mery “ mery sayaaaang,kakak boleh mimik g”? mery g menjawab pertanyaanku aq liatin wajahnya ternyata mery lagi mejamkan mata (mungkin karena kegelian ato terangsang aq gtau) akhirnya tanpa tahu dia ngasih izin apa g, aq emut aja susunya dan nyusu seperti anak bayi. Mery sedikit mengeluarkan desahan ketika aq mulai nyusu dan mempraktekkan cara mencium susu di film porno yang q tonton.padahal aq tidak tahu kalo ternyata itu adalah cara merangsang ce.malam itu aq tidak jadi mempraktekkan adegan tidur2an dengan mery yaaaa itu krn kami sama2 punya alasan sama ortu kalo ada PR kelompok yang harus di kerjakan ditempat teman dan mery bilang kalo dia harus udah drumah sbl ayah nya pulang kerja.kebetulan ayah mery pulang nya jam 9 ya…. mo giman lagi sbl jam 9 kami harus pulang.

Malam itu aq jadi gbisa tidur,aq masih kepikiran apa yg telah aq lakukan sama mery,walau usia masih muda tapi pacaran sudah spt otang dewasa pake cium2an dan megang susu segala. Jujur aq masih ingin lanjutkan adegannya yang tidur2an karena aq jadi pengen coba karena melihat orang yang dalam filem itu menikmati sekali adegan tidur2annya. Akhirnya fantasi liarku muncul dan aq beranjak dari ranjangku pergi kekamar mandi dan memainkan burungku dengan sedikit di olesi sedikit sabun aq pun mengocok burungku sampai aq keluarin kencingku yang agak kental. Besoknya di sekolahan pas lagi istirahat aq ajakin mery kerumah temanku yang kebetulan rumahnya lagi kosong,karena ibunya lagi kepasar belanja sedang adek dan abangnya semua masih disekolah ayahnya apalagi sedang keluar kota dengan bisnisnya.

Di kamar temanku ini lengkap sekali perabotannya bahkan dikamar nya pribadi sudah ada ps2 dan tivinya serta penyetel cd juga tivinya.aq pun minta temanku jagain di luar kalo2 ada orang yang akan datang. Dikamar aq mulai mencumbu mery sperti minggu kemaren adegan ciuman bibirpun kami lakukan di lanjutkan adegan menyusu karena aq pengen mery juga merasa ingin mencoba adegan tidur2annya aq putar aja film bokep yang aq tonton kemaren.

Dek…kita nonton dulu yaaa kata ku,film apa kata mery tanpa aq jawab langsung aja aq putar film nya dan sengaja aq cepatin ke adegan paling panasnya karena waktu istirahat hanya 30 menit.awalnya mery sedikit malu2 nontonnya tapi mery akhirnya menikamti juga dan sedikit bengong waktu meliat burung yang laki pemeran film itu ,karena film bokep eropa otomatis burungnya besar2.neti jadi ngomong sendiri emang bisa ya kak segede itu masuk ke memek? sambil dia menyandarkan kepalanya ke pangkuanku dan anehnya lagi mungkin karena rangsangan filem itu mery sendiri yang minta aq liatin burungku sama dia. Kak…. mery kan sudah kasih liat susu mery…boleh gak kak mery liat burung kakak katanya…. weqsssssssssss waduh masuk perangkap nechhh kataku dalam hati,boleh kok,tapi kita sama2 liatin yaaa kataku mery.akhirnya secara spontan kami pun sama2 melepas pakaian smp yang kami kenakan dengan tubuh sama2 teanjang aq sebenarnya agak sedikit malu tapi mungkin nafsu sudah merasuki jalan pikiran kami yang masih bau kencur semua sudah ga ada malu nya lagi.waduuuuuh…..jauh lebih merangsang ternyata melihat tubuh ce telanjang langsubg drpd mlihat koran porno dan filem bokep.mery pun memegang burungku dan mengenggamnya.kok..gak segede burung nya orang itu kak katanya sambil menunjuk ke arah tivi,kalo segede itu mery jadi takut sendiri katanya lagi. ya…kita kan masih kecil timpal ku …..sambil liatin tangannya megangin burungku.

Seperti ada aliran listrk lain rasanya ketika tangan mery yang memegang dedek kecilku,spontanitas aq pejamin mata dan aq rasakan tangan mungil mery mengocok burungku….karena gak tahan aq minta mery paraktekin adegan 69 spt yang sedang kami tonton,aq pun mempermainkan memek mery pinggiran memeknya aq putarin jariku di sana dan bergantian dengan lidahku,karena sudah sama di ubu ubun nagsu yang merasuki kami dan ingin segera di tuntaskan aq pun balikkan badanku, aq turun ke lantai mery aq suruh tetap di tempat tidur,dan aq pegangin kedua kakinya mulai aq melebarkan kedua pahanya sambil mendekatkan burungku ke arah memeknya.

Setelah di deapn gawang kewanitaannya itu aq berusaha cetak goool dengan menusukkan kaki ketiga ku ke sarang nya.waduh sulit bangeeeetz ternyata… dudah perih rasanya burungku mencoba menerobos pertahanan nya belum juga tembus.mungkin karena ukuran dedekku melebihi anggaran sarangnya,waktu itu burungku masih berukuran 12-13dengan diameter 4-4,5 laaaaah. Akhirnya bantuan datang juga dari tangan ku mendorongkan si kaki ketiga ke memek mery…setiap sodokanku selalu di iringi dengan rintihan kesakitan dari mery… aduchhhh…kak,sakit pelan2….. iya…ntar kan nikmatnya sama dengan yang di tivi kataku…..membalasnya entah sodokan yang keberapa kalinya baru aq berhasil masukin burungku ke memeknya….. aq sedikit iba melihat mery meringis agak kesakitan pas burungku masuk karena memang ada suara yang aneh pas masuknya burungku dan kulihat ada darah yang keluar dari memeknya dan mengolesi burungku… aq diamin burungku supaya rasa sakit mery hilang dulu,baru kemudian aq goyang perlahan untuk membuat mery menikmatinya.lama kelamaan goyanganku dapat dirasakan oleh mery… itu aq lihat dari pejaman matanya sambil berkata iya…….kak..enak….kak…terusssss kak…. nikmat……kaak ya…… ya….kak.. kata2nya membuat ku jadi semakin menjadi2 menggoyangkan burungku dalam memeknya….semakin cepat goyangan ku semakin cepat pula kata2 yang keluar dari mulutnya…. enaaaak sayaaaaang kataku tanpa sengaja dengan hunjaman memperdalam masuknya burungku kedalam memeknya…..sambil mempercepat goyanganku….. iya…kaak kata mery …. entah berapa lama kami dalam permainan tidur2an ini kami lakukan,aq rasakan semakin licin dan semakin enak masuknya burungku ke memek mery….tapi semakin nikmat rasanya burungku karena semakin kuat pijatan dalam memek mery… ternyata itu pertanda mery mo keluar…entah hantu apa yang merasukinya mery menggenggam kulit2 pahaku…dan di akhiri teriakan yang sedikit keras ( tapi gak mungkin kedengaran keluar karena aq sengajain juga nyetel musik keras2 sebelum main).aq rasakan panasnya kencing kental mery keluar yang membuat aq juga semakin kejang ingin keluar dan aq makin capat aja menggoyang2kan burungku akhirnya aq cabut burungku dan kencing ku yang kental aq tumpahkan di paha mery. akhirnya kenikmatan itu dapat kami rasakan walau ada sedikit perih2 di burung ku dan ringisan kesakitan di awalnya oleh mery tapi puncaknya kami puaaaas. Aq dan mery berpelukan dan aq minta maaf sama dia karena ngambil keperawanannya,tapi dia bilang mery rela koook kaaak, kakak co pertama yang melakukan semua sama mery… ya…mery harap kakak juga yang terakhir walau perjalanan kita masih panjang katanya… aq jadi kepikiran waktu itu, kok ce lebih cepat dewasa dr co yaaaaaaaaa…?

baru umur segini udah kepikiran kesana pikirku dalam hati… setelah kami bereskan ranjang dan semua yang berantakan di kamar temanku (oh…ya nama temanku itu beny,dia juga pernah cerita ma aq kalo dia pernah ML sama ce gbenar,makanya aq berani main di kamar nya,lain waktu aq tuliskan juga cerita beni dan semua kisah dengan pacarku dan seligkuhan ku di sini yaaaaa) ternyata ketika kami ke sekolah kembali anak2 sudah masuk semua,akhirnya kami bolas aja sekalian dan main ke bioskop nonton film romatis aq da lupa judulnya yang jelas daam bioskop itu kami hanya bercumbu walau tanpa ml2 an.beny juga ngajakin pacrny bolos maka klop lah sudah. oh…ya!

Aq dan mery belum pernah mengatakan putus sampai sekarang cuma terakhir kali aq bertemu saat aq lulus sekolah dan melanjutkan kuliah di jawa,setahun kemudian kita tidak berhubugan lagi….. krn aq mang tidak pernah pulang kampungku yang di luar jawa. I love you where are you now.

Technorati Profile

Cerita Khusus Untuk Dewasa 17 th +


Cerita Dewasa khusus untuk orang dewasa yang akan diusahakan update tiap harinya.

  1. Kumpulan Cerita Dewasa. cerita hot cerita seks semua ada disini Anak smu nakal · Baru SMS Gratis · busby seo challenge · cerita panas · cewe smp bugil.
  2. Mempersembahkan Cerita Seks, Cerita Mesum, Cerita Memek, Cerita Ngentot, Cerita Panas, Cerita 17tahun dan Cerita Dewasa Terbaik.
  3. Selamat Datang Di Situs Cerita Dewasa .Topik dan Kontent yang ada di situs ini murni didapat dari search engine,forum,dan maupun kontent internet lainnya.
  4. Situs spesialis cerita dewasa terbesar Indonesia dengan koleksi ribuan cerita terlengkap dan terbanyak yang terbagi dalam beberapa kategori.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

"Bagaimana Mengubah Modal Rp 350.000,- Menjadi Penghasilan Rutin Rp 75 Juta/Bulan dari Bisnis Sederhana di Internet?" info lengkap Klik disini!

E-book Download "Tehnik Arab-Sudan Untuk Memperbesar Penis + Menambah Ereksi KERAS & KUAT + ML Tahan Lama" klik disini untuk download atau klik webnya disini!

"Anda Dapat Bertambah Tinggi 2 cm s/d 10 cm Dalam Waktu 4 Bulan" Caranya? download ebooknya disini atau Klik disini!

Download Ebook "SOLUSI SOAL CINTA: BUATLAH WANITA JATUH CINTA KEPADA ANDA, Cara Memikat Wanita Idaman" klik disini untuk download atau klik webnya disini

Cari Blog Ini