Ads 468x60px

Pages

Minggu, 31 Juli 2011

Ngentot Wanita Desa Bahenol dan Sensual


Cerita Ngentot - Kisah ini merupakan pengalaman pertamaku bermain cinta dengan wanita selain istri, peritstiwa itu sendiri terjadi kira-kira 3 bulan yang lalu disuatu daerah di Jawa Tengah, diawali dari adanya tugas kantor yang mengharuskan aku untuk melakukan suatu training untuk beberapa cabang di daerah. Saat itu menginap di hotel kota S dan kadang tidur dikantor/unit yang ada di desa.

Kejadian ini bermula secara tidak sengaja waktu aku nginap di desa A, yaitu paginya hari Sabtu yang ternyata merupakan hari pasaran untuk desa A sehingga aku tidak melepaskan kesempatan untuk melihat keramaian di pasar…begitu asiknya memperhatikan barang dagangan yang ada tanpa sengaja menabrak ibu yang belanja, sehingga semuanya tumpah termasuk gelas yang baru dibelinya…..karena merasa bersalah maka saya memaksa untuk mengganti gelas tersebut, nama ibu itu sebut saja Ibu Mirna dengan usia kira2 41 tahun dan setelah menyebutkan letak rumahnya yaitu di ujung jalan desa belok ke kiri, saya berkata akan datang sore nanti untuk mengganti gelas yang pecah.

Jam 4 sore setelah mandi, langsung berangkat ke rumah Ibu Mirna dan ternyata rumah tersebut terletak di ujung jalan yang cukup sepi, ditemui oleh seorang lali-laki yang berusia kira2 50 Th yaitu bapak Najib yang ternyata suami Ibu Mirna setelah menjelaskan maksud kedatangan saya, terjadilah obrolan yang semakin akrab. Setelah dipanggil keluarlah ibu Mirna membawa minuman dan kue, dan tanpa sengaja saya memperhatikan dan tergetarlah hati, karena dengan memakai kebaya yang sedikit ketat dan rambut basah sehabis mandi, terlihat kecantikan khas wanita desa dengan kulit putih dan bodi yang kencang walau telah berusia 41 tahun, dan yang membuat mata melotot adalah belahan buah dadanya yang kelihatan montok sekali.

Tanpa terasa waktu makan malam telah tiba, dan mereka memaksa saya untuk ikut makan malam, stelah makan Pak Najib pamit untuk menghadiri pertemuan di desa sebelah untuk urusan pengairan sawah, dan saya dipersilakan untuk berbincang dengan ibu. Rumah tersebut sepi karena anak pertama yang sudah kelas 1 SMA sedang camping, anak kedua yang SMP sedang belajar dirumah teman dan sikecil sedang di rumah Saudara, suatu kebetulan yang tidak terduga. Sepanjang obrolan mata tidak pernah lepas dari tubuh dan dada ibu Mirna, dan akhirnya ibu Mirna bertanya, “Dik Amar matanya ngeliat apasih?”

sambil malu saya berkata jujur bahwa saya kagum akan kecantikannya.

“Orang desa gini kok dikatakan cantik, dikota pasti bayak yang cantik?” kata bu Mirna.

“Iya sih bu…tapi ibu lain, karena walau udah punya anak tiga tapi badan masih bagus, khususnya…….?” Saya berhenti berkomentar.

“Khususnya apa dik?” desaknya.

“Maaf bu…itu tetek ibu besar dan masih kencang?”

Ibu Mirna terlihat malu sambil berusaha menutup dengan tangannya…..dan akhirnya pembicaraan mengarah ke hal yang berbau porno.

“Oh ya dik Amar punya anak berapa dan istri usia berapa?” tanya bu Mirna.

“Satu usia 2 tahun, dan istri usia 27 tahun saya sendiri 29 tahun?” jawab saya.

“Wah sedang panas-panasnya dong?” lanjutnya.

“Panas apanya bu?” saya berusaha memancing pembicaraan ke arah yang lebih hot, karena saya merasa horny dan bagaimana caranya bisa merasakan bersetubuh dengan wanita setengah baya.

“Ah dik Amar berlagak nggak tau…..?” kata bu Mirna sambil tersipu.

“Ibu juga kelihatan segar, pasti kebutuhan itunya juga hot?” pancing saya terus.

Tapi ibu Mirna malah kelihatan sedih….sehingga saya bertanya, “kok jadi kelihatan sedih bu?”.

Akhirnya bu Mirna cerita bahwa kebutuhan bathinnya sejak dua tahun ini jarang terpenuhi, yaitu sejak suaminya jatuh dari pohon kelapa, kejantanan suaminya jarang sekali bisa maksimal.

“Maaf bu…..padahal menurut saya orang seusia ibu pasti sedang puber kedua?”

“Yah memang begitu dik…..tapi harus ibu tahan?”

“Gimana caranya?” lanjut saya

“Ya dengan mencari kesibukan di ladang…..sehingga malamnya capek terus tertidur?” Lanjutnya.

“Wah kalo saya bisa pusing….karena saat ini baru pisah 4 hari dengan istri saya juga udah gak tahan ????” kata saya sambil bergeser duduk mendekat.

“Dik Amar sih gampang, kan di hotel pasti juga nyediain?” katanya.

“Dik Amar kok gak dengerin sih….” kata bu Mirna sambil menepuk paha saya.

Tangan bu Mirna saya pegang…sambil berkata, “abis ada pemandangan yang lebih bagus”, sambil mata terus memandang ke belahan dadanya.

“Ah nakal dik Amar ini?” kata bu Mirna.

Akan tetapi tangannya tatap saya pegang sambil saya remas, karena diam saja berarti kesempatan nih.

Terus tangan saya beralih kepahanya….

“jangan dik?” kata bu Mirna tanpa berusaha menolak.

Dan akhirnya saya beranikan untuk menciumnya, bu Mirna mundurkan kepalanya berusaha menolak… tetapi setelah saya pegang kedua tangannya sambil menatap, akhirnya bu Mirna memejamkan matanya sambil mulutnya sedikit terbuka. Langsung saya cium bibirnya perlahan…dan lama kelamaan ibu Mirna memberikan respon dengan membalas ciuman saya.

Tangan saya langsung tidak bisa diam membiarkan tetek yang begitu menggairahkan, perlahan saya pegang teteknya..sambil sedikit meremas….

“ah..ah jangan dik” tapi tangan bu Mirna malah menekankan tangan saya ke teteknya.

Ciuman saya terus turun ke lehernya sambil berusaha memasukkan tangan ke belahan dadanya, bu Mirna semakin mendesah? “ah…uh…ah terus dik, enak?” kata bu Mirna.

Saya semakin bernafsu…sehingga kancing baju bu Mirna langsung saya lepas? “jangan dik…ntar keterusan?” kata bu Mirna.

“Oh bu…saya udah gak bisa nahan bu, tolonglah? kita sama-sama butuhkan bu?” kata saya.

Akhirnya bu Mirna menyerah..membiarkan mulut saya menyedot putting susunya yang semakin menegang…… “ah…ah….ahhhh dik nikmat dik, terus dik?” desahnya.

Sementara tangan kanan meremas susu sebelah kanan, mulut terus menjilat dan menyedot yang sebelah kiri…..

“ahhhhh…uhhh…..ahhhhh dik udah dik? ibu nggak tahan”.

Tapi tangan bu Mirna malah mengandeng tangan saya ke arah pahanya, yang entah kapan kebayanya udah disingkapkan…..tangan saya langsung ke gundukan memeknya yang masih tertutp cd, dan terasa jembutnya keluar dari samping cdnya.

Tangan saya terus menggosok-gosok memek bu Mirna……..

“ah…ahhhh…ahhhh dik terus dik terus…enak banget?” desahnya dengan logat jawa yang kental.

Akhir dengan seijin bu Mirna…..cd itu saya pelorotin, sehingga terpampanglah memek bu Mirna yang menggunung dan empuk tersebut, dengan bernafsu langsung saya gesek memek tersebut…sambil berusaha menemukan itilnya, tersedengar ibu Mirna semakin mendesah tidak karuan…..

“dik ahhhh enaaaaak dik…enaaaaaakkkkk banget”.

Dan ciuman saya terus bergerak turun…..akhirnya terciumlah bau khas memek wanita, yang membuat saya semakin bernafsu, dan langsung saya jilat memek yang kemerah-merahan tersebut.

“ahhh berhenti dik…jangannnnn?” kata bu Mirna setelah tahu saya telah menjilat memeknya……

saya berhenti dan bertanya, “kenapa harus berhenti bu?”.

“Jangan dijilat dik memek ibu….jijik dan jorok” kata bu Mirna.

“Emang bapak dulu ndak pernah jilatin memek ibu?” kata saya.

“Ndak…?” kata bu Mirna.

“Wah rugi bu?” kataku sambil terus meremas tetek dan menusukkan jari tengah saya ke lubang memek.

“Rugi kenapa dik?” tanya bu Mirna.

“Rasnya nggak kalah sama ng*****in memek ibu….dan juga bikin tambah nafsu” kata saya sambil langsung menjilat memek bu Mirna…..setelah menjilat bibir memek langsung lidah saya masuk mengelitik lubang memek yang semakin basah oleh lender kenikmatan…….lidah terus kuputar dirongga memek sehingga menambah kenikmatan….

“ahhh…ahhhhhh dik…….uhhhhh….ahhhhh…nikmat banget dik? terus dik…terus..jilatin memek ibu….ya disitu dik…terus ….terus…..”

Saat itil bu Mirna aku jilatin dan aku sedot……. “ahhhhh…ahhhhhh….uhhhh…..uuuuuhhhhh dik Irfaaannnnnn ibu mau keluar…ahhhhhhhhh dikkkkkkkkkkk ibu keluar….”

kepala saya langsung ditekan kememek bu Mirna dengan keras…..dan terasa dilidah lendir hasil dari orgasme ibu Mirna. Ibu Mirna memejamkan mata merasakan kenikmatan yang baru didapatnya…….sambil berkata, “benar dik Amar ternyata memek kalo dijiliat dan disedot rasanya nikmat banget…..”

Tiba-tiba ada suara orang datang dari halaman rumah, dan tergesa-gesa kami merapikan baju…….sedangkan cd bu Mirna langsung diumpetin kekolong kursi,….ternyata anak bu Mirna yang kedua pulang dari tempat belajarnya.

Setelah anaknya masuk…..langsung bu Mirna ngomel kenapa kok anaknya pulang cepat nggak sperti biasanya ?

“Ibu belum puas ya…?” Goda saya.

Ibu tersipu sambil berkata…….”iya sih abis sudah lama ibu tidak merasakan hal seperti ini……..apalagi memek ibu pengin di***** pakai ****** dik Amar biar sama2 bisa puas…kan dik Amar belum keluar?” kata bu Mirna.

“Iya sih bu….nanggung rasanya kontolku ini? tapi udahlah bu…karena malam ini saya harus ke kota nginep di hotel, dan lagian anak ibu juga sudah pulang. Tapi yang jelas saya senang bisa memuaskan hasrat ibu…..” sambil tangan saya meremas buah dadanya.

“Ahhhh..dik Amar, tapi rasanya tidak adil kalo Cuma ibu yang mendapat kepuasan…..kalo gitu ibu besok ke kota dan mampir ke hotel boleh nggak dik?” kata bu Mirna.

“Boleh…boleh bu? tapi benar ya bu….iya besok jam 10 pagi” kata bu Mirna sambil tersenyum.

Jam 10 pagi, pintu kamar hotel diketuk orang dan ternyata bu Mirna menepati janji datang, langsung saya peluk dan saya cium…..

“ah dik Amar kok gak sabaran sih?” kata bu Mirna.

Saya nggak peduli…langsung saya lucuti semua pakaian yang dikenakan ibu Mirna, hingga terpampang tubuh telanjang yang begitu menggairahkan, kubimbing ibu Mirna ke ranjang dang langsung saya emut dan saya remas buah dada yang begitu montok dan empuk tersebut?

“aaaaaaahhhhhhhh dik……..dilepas dong bajunya” kata bu Mirna sambil tanggannya melepas baju yang saya kenakan, sekarang kami sama2 telanjang.

Kembali saya cium bibir bu Mirna…terus turun kesemua lekuk tubuhnya.. “ahhhhh….uhhhhh…hisap tetek ibu ……hisap?” mulutku langsung pindah ke susu bu Mirna….sambil tangan menggesek-gesek memek yang terasa kenyal dan hangat, “ahhhhh…..uhhhhhh…..dik……nikmat ……dik…..ib….uuu sudah lama nggak merasakan ng*****…terus…..teruuuuuusssss dik?”.

Ciuman saya terus turun ke perut dan akhirnya sampai ke gundukan memek yang begitu merangsang…..langsung saya jilat….dan saya sedot itil bu Mirna, sambil menggeser posisi ke 69, dan bu Mirna pun tanpa diminta langsung menngemut ****** saya…..

“uhhhhh nikmat sekali buuuuu?” ****** saya terus diemut keluar masuk mulut bu Mirna sambil dipijat….. “uhhhhh….ahhhhhhh….enak sekali buuuuu”, saya juga tidak mau kalah, langsung saya putar lidah saya di memek bu Mirna……sambil tangan saya sedikit menusuk-nusuk anusnya.

“aduhhhhhh dik….apalagi ini……enaaaaaak banget dik….. ahhhhhhhh……. ahhhhhhhhhh”, tiba2 ibu Mirna mengejang dan terasalah cairan yang keluar membasahi bibir, yang langsung aku sedot hingga habis.

Aku biarkan bu Mirna istirahat sejenak…sambil terus memainkan putting susunya yang masih menegang……setelah beberapa saat, mulai saya hujami tubuh bu Mirna dengan ciuman sehingga ibu Mirna kembali memberikan reaksi yang lebih panas……..

“ahhhhhh….uuuhhhhhhh….dik, ayo dik *****in memek ibu…..ibu sudah kangen di*****…..ahhhhhhhhh”, sayapun memutar tubuh bu Mirna untuk mengambil posisi doggy, hingga tampaklah gundukan memek ibu Mirna yang menantang, dengan perlahan kumasukkan batang ****** secara perlahan…karena terdengar ibu Mirna menjerit seraya berkata

“perlahan dik….. memek ibu sudah lama gak di*****……” perlahan aku masuk dan keluarkan kontol….hingga akhirnya semuanya amblas ke dalam memek bu Mirna ……dan reaksi bu Mirna sungguh diluar perkiraan karena dengan goyangan pantatnya yang besar…kontol saya terasa ditarik dan dipijit dengan nikmatnya…..

“ahhhhhh….uuuuuuuhhhhhhhh…buuuuu…ueenna aaak sekali memek ibu?”

Dan saya pun tak mau kalah dengan mengambil strategi 3:1, tiga kali tusukan setangah ****** dan sekali tussukan ****** hingga amblas ke memek bu Mirna…… sepuluh menit kemudian desahan bu Mirna semakin keras…..

“ahhhhhhh dik…memek ibu enak banget…..uhhhhhh ****** adik enaakk banget……uhhhh..ahhhhhh.uuuuuuuuu..ahhhhhh”

“Terus dik…memek ibu udah nggak kuat…….dik…..dik …dik Amar……ibu kekkeeluaaaarrrrrr…..ahhhhhhhhhh”, desahan bu Mirna semakin panjang seiring keluarnya lendir kenikmatan.

Setelah istirahat sejenak…bu Mirna langsung mengurut ****** dan mengemutnya dengan lincah sekali.

“ahhhhh bu……uuuhhhhhh nikmat sekali bu?” desah saya.

kemudian bu Mirna berhenti sambil berkata “dik Amar sesuai janji ibu semalem….maka hari ini ibu akan memberikan kenimatan yang tidak terlupakan bagi ****** dik Amar?”.

Ibu Mirna langsung mengambil posisi di atas…setelah mengurut kontolku beberapa saat….bu Mirna langsung ngangkang dengan membimbing kontolku untuk memasuki lubang memeknya……..terasa sekali perbedaan dengan *****an yang pertama tadi, kali ini memek bu Mirna terasa lebih seret dan terasa lebih hangat.

“oooooohhhhhh……ahhhhhh……uhhhhhhhh bu enankkkkkk sekali memeeeeek ibu……..ohhhhhh ****** saya ibu apain…..uuhhhhhh nikmat banget bu?”.

Ibu Mirna hanya menjawab dengan desahan nafsnya……

“ahhhhhhh…….uuuuuuhhhhhh dik…memek ibu juga nikmat sekali…….”, pantat bu Mirna masih terus bergoyang dengan sekali-kali diangkat, sehinggga membuat kontolku terasa sangat nikmat…..melebihi yang aku rasakan dengan istri.

“ooooooohhhhhhhh…..uuuuuuhhhhhh ennnnnaaakkkk sekali bu………”, nggak percuma aku menginginkan ***** dengan wanita berumur 35-42 tahunan karena memang berbeda permainan sex mereka, mungkin karena lebih berpengalaman…seperti bu Mirna yang memeknya terasa sekali empotannnya kataku dalam hati.

“Ahhhhhhhh…..uuuhhhhhhhhhibu aku udah gak tahan”

“sebentar dik Amar, bareng sama ibu…”, kata bu Mirna sambil terus menggoyang pantat dan menaikkan turunkan sambil mendesah…. “ahhhhh…..dikkkk ..uuuuuuuhhhhh ibu enaaak sekali….ahhhhhh dik ibu juga mau keluar……..”.

“ya bu aku juga…….ahhhhhhhhh………”,

Ibu Mirna mengejang dan terasa lendir membahasi ******.

“terus goyang…bu ….terus ….nikmat buuuuuuuu…ahhhhhhhhhhhhh”, aku menyemprotkan pejuhku kedalam memek bu Mirna secara kuat, akhirnya kami tertidur, hingga jam 12 siang kami makan dan terus melanjutkan ke babak kedua.

Karena waktu tugas di kota S tinggal 3 hari, maka dua hari kemudian kami janjian untuk mengulangi kenikmatan seperti kemarin, itulah pengalaman saya yang pertama dan mungkin yang terakhir, karena saat ini saya sudah tidak bekerja di tempat yang lama, saya sendiri tidak menyangka akan mendapat sensasi kenikmatan yang luar biasa dengan meng***** wanita usia 35 – 42 tahunan, sehingga ****** saya yang normal ukuran orang Indonesia hingga saat ini masih menginginkan hal tersebut terulang, tapi karena tempat bu Mirna yang jauh dan untuk jajan rasanya takut, terpaksalah melakukan onani apabila melihat wanita setengah baya yang menggairahkan.

Sabtu, 30 Juli 2011

Kenangan dengan tante IRMA


Cerita Dewasa Tante - Kejadian ini sekitar 3 bulan yang lalu, aku kenal tante Irma via hp dan tante ini ngobrolnya asik banget dan pada akhirnya kita janjian ktmuan di apertemen tante Irma. Dari rumah aku meluncur dengan kendaraanku menuju tempat tante Irma, ya seitar 1 jam lah menuju tempat tante Irma.

Sesampainya aku di tempat tante Irma ternyata memang benar dugaanku tidak meleset tante itu tidak hanya di tlp saja ramah tapi memang sangat ramah dan penuh perhatian, lansung saja aku disambut dengan penuh perhatian dan disuruh langsung mnadi biar segar katanya... tentunya tante baru selesai mandi dan hanya dibalut handuk saja hem... seksi banget tante Irma dibenakku.

Selesai aku mandi lansung saja tante Irma mengajakku ke kamarnya dan dengan segera aku memeluknya dari belakang dan tante Irma membalikan badanya dengan sudah tidak memakai handuknya, lalu kuciumi tubuhnya dengan sedikit ku cium keningnya sehingga tante semakin bergairah kepadaku.

sungguh tante penuh kasih sayang aku direbahkan olehnya dan lansung saja dia mengulum penisku ach... enak tante erangku kepadanya sambil kuhisap buah dadanya dengan penuh kenikmatan. Sekitar 20 menit tante mengulumku dan akhirnya aku memuntahakan cairan panasku di mulutnya lanjut tante membersihkan penisku dengan tisu.

5 menit kami beristirahat kami pun melanjutkan permainan liar kami diatas ranjang tante Irma, kali ini aku yg berperan ku baringkan tubuh tante Irma di mulai dengan kujilati vaginanya dan tante mengerang ach... enak sayang ayo dong masukin penismu... tanpa tunda lagi langsung saja kuarahkan penisku ke vaginanya ach... enak tante, iya sayang penismu besar sekali erang tante... 5 menit tante mulai merubah posisi menjadi doggie style lanjut ku dorong penisku dengan penuh nafsu ach... enak sekali penismu sayang terus dorong sayang terus... ach... tante mo keluar sayang, iya tante kita keluar sama sama ya dan akhirnya aku menyemburkan maniku ke vaginanya sampai v tante tidak bisa menampung maniku... selesai aku dan tante mandi bersama.

Tante Irma itu sangat keibuan selesai kita mandi aku dibuatkan makan yg spesial deh pokoknya tante Irma is the best deh serfice nya... selesai aku makan aku pamit ma tante Irma dan tante Irma mencium keningku dengan kasih sayang, kontan penis ku langsung tegang ingin rasanya aku menikmati seksinya tubuh tante Irma dan rupanya tante Irma tau kalo penisku tegang dan tante mencium penisku dan berkata kapan kapan puasin tante lg dan lanjut aku melangkah keluar apertemen tante dengan penuh sumringah ! sungguh indah kenangan bersama tante Irma !


Cerita Ngentot Bis Travel


Cerita ngentot - Malam minggu itu jam 21:15.. aku ketinggalan kereta di stasiun
bogor, tapi aku hrs ke jakarta, ada urusan kerjaan yang harus
diselesaikan malam itu juga buat senin pagi. Aku tidak bisa
nginep di rumah orang tuaku malam itu. Akhirnya aku ke
terminal bis dan akan naik bis ke uki baru nanti nyambung lagi
taxi ke rawamangun, kostku di sana.. Dengan naik angkot sekali
aku dah sampai di terminal, aku lihat bis ke uki masih
ngetem.. aku naik, masih kosong.. cuma ada 2 org bapak2 di
bangku depan. Aku memilih bangku deretan ketiga dari depan
yang sebelah kiri bis.

lama juga menunggu tapi penumpang yang naik baru 6-7 org..
itupun duduk di bagian tengah.. penjual makanan sudah beberapa
kali naik-turun, tak lama.. seorang ibu2 muda naik dan dia
duduk dideretan kedua bangku sebelah kanan, pas naik
sepertinya dia sempat merilirik aku lalu duduk, tukang
gorengan naik lagi, dipanggilnya.. dan sambil memilih dan
mengambil gorengan dia sempat melirik lagi ke aku.. hmh..
lumayan.. ga tua2 amat.. cantik dan bersih lagi.. aku senyum !
dia nawarin gorengan ke aku.. aku ngangguk pelan, malu juga
tar kl ketauan penumpang lain kalau kami saling memberi kode.

Bis masih ngetem.. sesekali dia melihat ke aku, dari matanya..
sepertinya dia minta aku duduk di sampingnya.. aku cuma bisa
senyumin dia, aku ga enak, malu.. aku belum pernah kenalan
sama cewek di bis.. memang aku sudah 27 tahun (3 tahun yang
lalu), sudah bekerja tapi untuk urusan sex aku masih hijau,
aku memang sering petting dan oralsex sama mantan pacarku
dulu, tapi sejak putus dengan Dian 4 bulan yang lalu aku ga
pernah kencan dengan siapapun, tapi kami ga pernah lebih jauh
dari itu, dan sekarang aku jomblo.
satu-satu penumpang mulai mengisi bangku kosong, dan disebelah
mba itu juga dah diisi 2 org laki-laki. sesekali.. sambil
pura2 melihat keluar jendela bis, mba itu meneruskan
pandangannya ke aku dan matakupun tidak lepas melihat dia..
hmh.. pengen ada disebelahnya.. mana hujan mulai turun saat
bis mulai berjalan dingin.. !
Dalam perjalanan dia masih sering curi2 pandang.. pikiranku
mulai menerawang membayangkan sebuah cerita romantis
dengannya, membuat si "dd" mulai bangun, ahh.. tak terasa bis
sudah sampai pintu tol TMII, pasti sebentar lagi akan sampai
di UKI.

"uki abiss... uki abiss.." teriak kenek bis. Penumpang siap2
berdiri untuk turun, mba itu juga.. sambil melirik ke arahku
dan aku senyumin dia, di bawah jempatan penyeberangan uki dia
berdiri, aku coba deketi. "maaf mba.. mau kemana ? naik apa ?"
"pasar minggu, metromini 64 masih ada gak yaa ?" jawabnya..
melihat seperti berharap akupun akan searah.
"waduh.. jam 10:22 lho mba.. ga tau juga yah..'"
"kalo adek mau kemana ?"
"aku mau naik taxi ke rawamangun mba.."
"tapi kalo S64 gak ada.. boleh aku anter mba ke pasar minggu ?
jakarta lagi ga aman soalnya mba.. " tambahku..
"hmh... boleh.. tapi apa ga ngerepotin adek ?" katanya sambil
melihat jam tangannya
"ah gapapa mba.. lagian dah malam bgt ni.. kasian kalo mba
nunggu lama disini.
"ayuk mba.." kataku sambil nyetop taxi
Kami naik..
"pasar minggu ya pak.." kataku pada sopir
beberapa ratus meter kami masih saling diam.. lalu aku menoleh
ke arahnya.. dia senyum..
Ini memang pengalaman pertamaku kenal cewe di bis.. tapi nggak
tau kenapa, naluri telah menuntunku untuk bisa lebih dekat
dengan mba ini.
"maaf mba.. namaku nino.. aku manggil mba.. ? kataku
berbisik.. sambil mendekat ke arahnya, takut ketauan sama
sopir kalau kami belum saling kenal
"Rita.." bisiknya lebih dekat ke kupingku
kamipun bersalaman.. tapi sepertinya aku males melepaskan
jabatan tanganku, dan dia juga kelihatannya enggan.. jadilah
kami pegangan tangan.. Aku duduk lebih mendekat aku genggam
tangannya dan kami saling pandang dan senyum, tangan kami
saling meremas..
"mba kok sendiri ? dari mana ?"bisikku ke kupingnya, tercium
bau parfumnya yg enak banget..
"dari rumah adekku di ciomas, gak taunya kemalaman pulangnya..
kalo kamu dari mana ?" jawabnya, juga berbisik.. hmh..
nafasnya enak..
"dari rumah tadi mba.. tapi ada kerjaan yang harus saya
selesaikan malam ini di kost saya.. makanya balik ke jakarta "
balasku berbisik lebih dekat di kupingnya..
dia menggenggam erat tanganku.. memainkan jarinya du telapak
tanganku. pikiran yang engga-engga mulai merasuki.. si "dd"
tambah bangun, aku lebih mendekat, aku cium kupingnya..
bahunya diangkat, geli deh pasti.. lalu dia menatap mataku..
"kamu kok jadi nakal..?'" katanya dengan pandangan genit..
"abis.. mba yang bikin aku jadi nakal.. mba cantik.. lagian
tadi sapa yg suruh liat2 ke aku di bis.." jawabku, sekarang
tanganku sudah pindah ke bahu kirinya.
"kamu sih.. sapa suruh ganteng.. pasti pacar kamu cantik
yah..?" balesnya berbisik di kupingku.. kali ini dia cium
pipiku.. waw.. !!
"aku lagi nggak punya pacar mba" jawabku
Aku tau.. aku lumayan untuk ukuran cowo.. putih, 170/62, dan
wajahku lumayan menurutku, tapi Dian mantan pacarku juga
pernah bilang kalo aku ganteng.. ah.. ga tau deh..
Wah.. kami sudah hampir sampai di ps minggu.
"mba mau langsung pulang ?" tanyaku.. berharap dia akan bilang
tidak
"hmh.. emang kalo engga kita kemana lagi rhin..?" dia menatap
mataku
"kalo mba mau.. gimana kalo kita nonton aja ?" kami masih
berbisik
"boleh tapi dimana ?"
"kalibata aja yuk !"
dia senyum mengangguk.
"maaf pak.. kita kembali ke kalibata mall saja.. maaf ya
pak.." kataku pada sopir taxi. Aku sudah lupa kalau aku harus
menyelesaikan pekerjaan malam itu. Taksi berbalik arah ke
kalibata mall.

sampai di kalibata21 kami lihat sudah mulai antrian tiket
midnite, aku ikut antri.. mba rita aku minta duduk aja nunggu
aku. Sampai di depan penjual tiket, aku pilih film.. aku lihat
di bangku paling belakang masih ada tempat di pojok yang belum
terisi.
"A 1-2 aja mba" pilihku ke mba penjual tiket.. dia melirik,
seakan tau niatku, huh.. !
sambil menunggu pintu theater 3 dibuka aku ngobrol sama mba
rita.
"maaf mba.. hmh.. mba sudah berkeluarga ?"
"sudah rhin.. tapi suamiku kebetulan lagi keluar kota sejak
3hr yl, mungkin sampai minggu depan, ada urusan kantor
katanya"
"oww.. " aku cuma bengong melihat ke arah mba rita..
Diraihnya tanganku.. aku genggam.. kami saling pandang..
"jangan panggil aku mba lagi yah rhin.. panggil namaku aja..
makasih kamu dah ngajak aku nonton malam ini, soalnya kalopun
aku pulang, sepi, males, aku blm punya anak soalnya, lagian ga
ada siapa2 di rmh, kami tinggal berdua saja, kadang sesekali
ada adikku cowok yg nemenin, tapi kl malam minggu ini, dia
pasti ngapel, dan ntar pulang ke rmuah ortu.. gak tau kenapa..
padahal kami dah nikah 8 th" katanya lirih..
Aku remas jemarinya..
Aku membetulkan letak si "dd", soalnya mulai bangun dan
menggeliat, menggelinjang dan keluar jalurnya emang si "dd"
nggak panjang2 amat, cuma 15cm/4, tapi setelah selama ini
ternyta banyak memberi kepuasan pada wanita. Rita melihat itu.
"hayoo.. kok ada yang bangun.." katanya sambil mencubit
lenganku
"iya sayang.. ga tau nih.. tau aja dia kalo aku sama cewe sexy
(ups..aku manggil dia sayang ?) eehmm.. aku juga makasih dah
bisa kenal sama mba.. eh rita.. kamu cantik rita.." hmh..
mulai gombalku..

Akhirnya pintu theater 3 dibuka.. setelah beli popcorn dan
minuman kamipun masuk. SAmapi film main.. deretan kami cuma
diisi 6 orang.. yang 2 pasang itupun di lajur kiri, jadi di
kanan cuma kami berdua.. sambil ngobrol kami makan popcorn,
dan minuman kaleng aku buka. Aku mulai berpikir.. malam ini
akhirnya aku kencan juga dengan rita yang cantik.. putih.. dan
berkulit bersih.. kami pegangan tangan.. aku peluk dia.. aku
cium rambutnya, dan film pun mulai main..

Tapi kami malah asyik saling cium pipi, saling peluk, saling
remas jemari, akhirnya.. aku cium bibir merahnya.. kamipun
jadi makin liar.. dia isep lidahku dalam.. hmh.. tanganku
mulai ke arah dadanya.. aku lepas kancing bluesnya, aku remas
teteknya, mm.. gede.. kalo ga salah pasti 36c, masih kenceng
bho.. ! Rita mengerang lirih, tangannya mulai mencari
pegangan, ******ku.. ! diusap2nya dari luar jeansku.. akhirnya
dia lepas zippernya.. dia lepas sabukku.. tangannya masuk
mencari ******ku yang dah dari tadi tegak dan keras.. emang si
******ku nggak panjang2 amat, cuma 15cm/4cm, tapi setelah
selama ini ternyata kuat dan banyak memberi kepuasan pada
wanita, ahhh... lembutnya belaian rita.. membuat makin keras..
tak mau kalah.. aku pelorotin bra-nya rita aku jilat tetek
besar itu.. aku gigit2 putingnya, aku isep dan aku sedot,
tangan kananku meremas tetek kanannya dari belakang, dan
tangan kiriku masuk ke dalam celana rita.. dia mengempiskan
perutnya, seakan memberi jalan buat tanganku lebih masuk lagi,
memang.. tanganku mulai masuk ke cd rita, dan lebih dalam,
hmh.. terasa tak ada jembut, dicukur habis, jariku mulai
mencari memeknya yang sudah lembab, ohh.. anget.. aku elus..
aku mainin klitorisnya.. dia melenguh sambil meremas dan
mengocok ******ku lebih cepat..

"sayang.. Ahhh... aku mau dimasukin... tapi aku belum pernah"
bisikku..
"Aku juga mau yang.. tapi gmn caranya.." jawabnya dengan
pandangan sendu..
Aku melihat sekeliling.. pada asyik nonton semua.. lagian yg
di deretan kiriku juga kelihatan pada asyik.. aku menatap mata
rita.. dia kelihatannya mengerti.
"Rhino sayang.. pliss.. rita minta perjakamu sayang, rita akan
lakukan apapun untukmu honey.." rita memohon di kupingku,
sambil dijilatinya kuping dan leherku.
Ahh aku tak kuasa untuk menolak tapi juga ragu untuk memulai,
aku sangat menginginkannya, tidak ada salahnya, toh rita
cantik dan sexy..
Akhirnya aku pelorotin jeansku lalu cdku.. dia senyum.. aku
tarik rita ke pangkuanku.. celana dan cdnya aku pelorotin
juga.. Diraihnya ******ku yang dah berdiri keras.. ditempel ke
memeknya.. dia gesek2.. ahhhhh.. rita sayang.. aku cumbu
lehernya.. aku peluk dari belakang.. 2 teteknya aku remas dan
aku mainin putingnya.. aku meremas dan mengelus.. dia mualai
memasukkan ******ku ke memeknya yang sudah basah..
"aaarrgghhhh...rita sayang.. ennnak..." bisikku..
aku naik turunkan pantatku.. rita juga mulai memberi gerakan
yang berlawanan.. ooghhh.. memek rita.. suami orang.. tapi
masih saja sempit.. jepitannya membuat aku melayang.. dalam
bioskop ini.. kamu saling menggenjot, tidak terlalu
bersemangat, karena kami takut ada yang lihat.. gerakan kami
saling mengimbangi, desahan kami saling bersahutan,, tapi
lirih..dan pelan.. kupingnya aku jilat dan gigit kecil..
membuat rita semakin merintih halus.. mendesah nikmat.. saat
dia menggerakkan pantatnya memutar.. ******ku berasa diremas
dan dipijet.. aku sodok ke atas.. aku ikutin puteran pantat
rita aku cubit2 kecil putingnya.. tangan kiriku mengelus
perlahan ke perut rita.. dan terus mencari klitorisnya.. aku
tekan-tekan.. aku beri cubitan kecil.. posisi kami memang
memungkinkan untuk itu.. rita dipangkuanku.. menghadap
kedepan.

"aahh.. rhino honey.. memek rita diapain.. kok enak banget
sayang.." desahnya
Semakin liar tapi hening.. semakin bersemangat memberi jepitan
dan sodokan.. hanya desahan2 kecil yang ada.. Gila.. sensasi
******* di bioskop enak banget, takut ketahuan dan kelihatan
orang menambah kenikmatan kami.. Apalagi ini penglaman
pertamaku. Rita makin cepat menaik turunkan pantatnya,
sesekali memutar.. aku juga semakin cepat menusuk memek rita,
ahh.. keringat rita di leher aku jilat.. memang dingin di
sini, tapi kami berdua basah oleh keringat birahi.
"rhino.. rita mau keluar sayang.. cepat.. kita bareng.."
"iya rita.. aku juga.. ahhhh lebih cepat.. jepit yang kuat
sayang"
goyangan pantatku ke memek rita makin cepat, rita juga..
sesekali terdengar bunyi derik tempat duduk kami.. sudah
kepalang basah.. kami tak menghiraukan lagi akan takut
ketahuan... aku genjot.. rita menjepit.. tangan kananku
meremas buah dada besar itu.. tangan rita meremas rambutku..
semakin liar.. semakin cepat..
"aahhh..... ooghhhh.... rrhhhiiiii.... nnoooooo...
rriii..taaa.. kellll...rgghh.." desah suara rita tertahan..
"aarrggggggghhhhhhh........ ouuugghhhhhhh....
ritaaaaaaaaaaaa.. "bales rintihku..
Aku keluar... spermaku muncrat tanpa sempat bertanya keluarin
di dalam apa diluar.. croooott..... crroootttt.. ahhh
menyemprot ruang2 vagina rita.. dan terasa memeknya membuat
kedutan dan jepitan di ******ku... Kami lemas... dan kamipun
kembali berciuman.. setelah membersihkan sisa cairan di
masing-masing kelamin kami, lalu kami membereskan pakaian. Tak
lama filmpun selesai, dan kami tidak tau sama sekali jalan
ceritanya.. anda yang tau cerita kami..!

Jumat, 29 Juli 2011

Gambar Wanita Bugil


Galeri Cewek Bugil, foto bugil - Gambar Wanita Bugil
Kalo sekarang ada Gambar Wanita Bugil, posting yang lalu ada Foto Wanita Telanjang. Persamaan katanya hampir sama dan memang punya makna yang sama, yaitu mengarah kepada satu obyek "Cewek Bugil". Awas, jangan terpengaruh sama makna katanya, disini yang ada cuma ilustrasi, tidak ada kontent Foto Porno, foto Bugil, apalagi foto cewek lagi ngentot. GA BOLEH !

Tapi tenang, kalo sekedar cuma gambar hot atau foto panas disini emang tempatnya. ISeng-iseng pengen liat gimana tetek tante girang gede dengan pose menggairahkan tersedia kuqs, liat aja Tetek_nya Tante Girang Amoy Gede dan Montok, pasti syur berads daah...

Sabtu, 16 Juli 2011

Hisapan Memek Keponakanku


Cerita Dewasa - Cici (aku biasa memanggilnya CC) adalah keponakan yang ketemu lagi beberapa bulan yang lalu (sekitar September 2001) di Mataram. Sebagai mahasiswi salah satu Akademi Pariwisata terkenal di Jakarta, dia harus menjalani studi praktek di salah satu hotel berbintang di Lombok. Umurnya baru 19 tahun, beda jauh dengan umurku yang sudah 35 tahun dan sudah menikah dengan dua anak.

Sekarang aku menjalani hidup pisah ranjang dengan istriku, sejak dia menyeleweng dengan rekan bisnisnya. Aku membutuhkan kawan wanita, tapi tidak suka ganti-ganti atau jajan. One women at a time, lah. Hubungan kami berlangsung biasa saja, karena kami hanya bertemu satu atau dua kali sebulan, pada saat aku melakukan kunjungan kerja ke kota S. Rasanya senang punya saudara di tempat jauh.

Tapi, lama kelamaan senyumnya itu lho yang membuatku mabok kepayang. Ukuran tubuhnya yang relatif (tingginya hanya 155 cm) kecil pun merupakan impianku, karena aku juga tidak terlalu tinggi (167 cm). Hubungan kami sebenarnya mulai sebagai layaknya saudara, sampai suatu hari saya telpon dan menyatakan keinginan saya untuk berhubungan lebih serius.

“Kapan Cici ke Jakarta? Aku udah pengin banget nih ketemu sama kamu.” tanyaku ketika meneleponnya pada awal bulan yang lalu.
“Wah aku nggak bias bolos, kecuali kalau hanya untuk satu atau dua hari. Aku baru pulang nanti bulan Januari tahun depan. Jatah tiket aku untuk bulan-bulan itu.” jawabnya, “Kecuali kalau ada yang mau kasih tiket pesawat, hehehe.”
Kesempatan nih, pikirku.
“Gimana kalau aku kirim tiket? Mau kan? Tanggal berapa?” tanyaku penuh harap.
“Gimana kalau akhir minggu ini? Tapi jangan bilang sama orang rumah kalau aku bolos lho!” pintanya mengingatkan.

Benar saja, pada hari Jumat sepulang kantor kujemput dia di Cengkareng. Wow.., beda sekali! Dia pakai celana jeans biru ketat, dengan kaos ketat menggantung, sehingga pusarnya kelihatan. Dan, ya ampuun.., dengan kaos yang ketat itu, terlihat dengan jelas betapa besar buah dadanya yang terlihat terlalu besar dibanding dengan badannya yang mungil. Kutaksir berukuran 36 lah.
 ... telanjang, selebriti bugil
                          Cerita Panas
Biasanya dia pakai baju agak longgar, jadi tidak begitu kelihatan. Batang penisku langsung bereaksi, tapi lalu kutenang-tenangkan agar cepat kendor. Belum waktunya.
“Gimana Ci, kita makan dulu ya..?”
Kami langsung ke Plasa Senayan, makan sambil ngobrol di Spageti House. Setelah itu, kami langsung menuju di Horison Ancol untuk menikmati waktu berdua kami.


Setelah ngobrol panjang lebar, kulihat dia berjalan mendekati jendela yang menghadap ke laut. Kuanggap ini sebagai undangan dan lalu aku mendekati dan memeluknya dari belakang. Kurasakan buah dadanya menjadi lebih kencang dan dipejamkan matanya. Kuciumi lehernya dengan penuh gelora nafsu. Kulepas kaitan BH-nya sehingga dengan leluasa dapat kuraba dan kuremas. Ooh besar sekali buah dada ini. Kubalik badannya, kuangkat kaos mininya dan kucium dan kulumat penuh gelora buah dada itu. Sepertinya ia baru pertama kali pacaran Seperti ini.

“Haarhh.. malu nich..!” katanya, tanpa memintaku berhenti.
Aku menjadi semakin berani. Celananya kubuka. Cici memberontak sedikit, tapi tidak terlalu berarti. Kulepas semua pakaiannya sehingga dia telanjang bulat, sementara diriku masih berpakaian. Putih mulus tubuhnya kunikmati, karena kami tidak mematikan lampu. Kucium seluruh tubuhnya yang berdiri tegak di depanku. Seperti cacing kepanasan, Cici menggeliat dan mengerang. Seluruh badannya merinding dan menggigil.

Ketika ciuman dan jilatanku sampai ke daerah kemaluannya, Cici mengerang hebat sambil meremasi rambutku.
“Hegh.. Harrch.. Enak sekali. Kaki saya lemes Harch.. tolong akhhu heh..!” erangan yang terdengar sangat merangsang bagiku.
Sekali-sekali kuraba dan kuremas lembut buah dadanya yang menggunung itu, sangatlah seksi dan merengsang berahiku.
“Harch heehh please..! Aku lemas sekali nich.. auch..!” lenguhnya semakin tinggi.

Aku segera mengangkatnya ke tempat tidur dan melanjutkan jilatan-jilatanku di daerah surganya. Tidak terasa, sudah lebih dari 10 menit aku memberinya pengantar kenikmatan, seolah ia sudah sangat pengalaman. Sampai akhirnya, aku terkejut karena ia menjadi seperti kejang, meremas kepalaku dan menekannya ke vaginanya.

“Harchh.. aku mau.. augh..!” lenguhnya meninggi.
Wow.., dia sudah orgasme. Ada sedikit cairan kental keluar dari vaginanya, hangat dan nikmat. Dalam keadaan terengah-engah masih kujilat bibir vaginanya. Lenguhan-lenguhannya seperti tidak mau berhenti. Terkulailah gadisku lunglai seperti tanpa daya. Kupeluk dan kucium bibirnya dengan mesra dan cinta. Aku sengaja menahan diri, untuk memberinya kesempatan lebih dulu.

“Gimana Ci, enak..?” tanyaku, “Kamu pernah seperti ini sebelumnya..?”
“Aku nggak tahu pasti bayanganmu tentang diriku, Har. Mungkin kamu menganggap aku perempuan murahan. Tapi sungguh, ini pertama kali aku merasakan kenikmatan yang tak terlukiskan. Biasanya, aku hanya masturbasi saja. Aku mau mempersembahkan keperawananku pada orang yang kucintai.” jawabnya.
“Jadi kamu masih perawan..?” tanyaku dengan heran.
“Ya, aku masih perawan. Dan aku akan mempersembahkannya untukmu. Aku sangat mencintaimu, Har.”
Jawaban ini membuat hatiku runtuh, sebab biasanya aku berpacaran dengan wanita-wanita yang sudah tidak perawan.

“Cici aku minta maaf, tapi sepertinya aku tidak sanggup melanjutkan. Aku belum mengatakan, gimana latar belakang dan keadaanku sebenarnya.” keinginanku untuk menjelaskan dipotong Cici.
“Har, aku sudah tahu kok. Aku tanya sama teman-temanmu di sana. Dan mereka memberi tahu apa adanya. Jadi, aku sudah tahu dan siap untuk menjadi madumu.” jawabnya dengan centil sambil mencubitku.
“Yang bener nih..?” tanyaku sambil tertawa, bahagia sekali rasanya.

Kutengok arlojiku, sudah jam 11 malam.
“Kamu nggak mau pulang nengok Papa-Mama Ci..?”
“Kan sudah saya bilang, saya bolos dan kamu harus merahasiakannya, Oke..!”

Dia membalikkan badannya sehingga menghadapku, kulonggarkan pelukanku dan dia seperti tersadar. “Lho.., jadi kamu tuh masih berpakaian to..? Ya ampun, malu nih..! Payah kamu. Ayo dong, kamu juga buka baju..!”
Aku segera membuka baju. Cici memandang dengan penuh rasa ingin tahu. Tanpa sadar, burungku yang tegang sekali ternyata telah mengeluarkan cairan bening.

“Har, burungmu besar sekali. Muat nggak ya..?” tanyanya sambil memandangi penisku yang coklat kehitaman.
Ukurannya sebenarnya tidak lah besar, tergolong kecil lah karena hanya sekitar 14 cm.
“Kok ada cairan beningnya sih..?”
“Ya iya, aku kan juga merasakan kenikmatan dengan memberimu yang tadi itu.”
“Har, kasih tahu dong gimana aku bisa memberimu kenikmatan seperti yang kurakakan tadi..!” pintanya.
“Learning by doing aja ya.” jawabku.

Setelah memberi tahu cara-caranya, aku lalu rebahan. Masih dengan agak canggung, Cici mulai memegang, menggosok dan memijat penisku, juga buah pelirnya.
“Ooh.. Cici, enak sekali..!” gumanku menikmatinya.
“Mulai dikemut dong Sayang..!” pintaku.
Cici dengan agak ragu memasukkan penisku ke dalam mulut mungilnya. Pada awalnya agak sakit, karena sesekali terkena giginya, tapi kemudian Cici menjadi lebih pintar. Kuluman atas penisku menjadi lebih lembut dan nikmat sekali.

“Kemut, jilat dan raba semuah.. Ci..!” pintaku karena mulai menanjaklah kenikmatan itu.
Karena sering kali tidak tahan, aku menggoyangkan pantatku. Sehingga, jilatan bagian bawah buah pelir seringkali salah ke daerah sekitar anus. Dia memejamkan mata, jadi dia tidak tahu, tapi aku dapat merasakan kenikmatannya.
“Oougghh.., enak sekali Ci..!” erangku tiap kali daerah duburku terjilat.
Pada awalnya aku memang tidak sengaja, tapi kemudian sesekali kupelesetkan karena nikmatnya. Aku belum pernah mengalami kenikmatan ini dari wanita mana pun.

Kenikmatan mulai memuncak dan aku meminta Cici untuk mengulum penisku, karena aku sudah mendekati puncak. Cici mengulum sambil menggerakkan kepalanya ke atas-bawah dan kadang memutar. Dan sampailah puncak kenikmatan itu.
“Aauugghhrhh.. aku keluarhh..!” erangku sambil meremas rambut Cici dan memegangnya erat agar tidak lepas.
Cici terkejut karena semprotan spermaku yang kusemburkan air nikmat itu ke dalam mulutnya, yang membuatnya menelan sambil gelagapan.

Sisa spermaku menetes dari mulutnya.
“Kenapa dikeluarkan di mulutku Har..?” Cici memprotes.
“Sama saja Sayang, kamu tadi kan begitu juga. Enak kan..?” aku menimpali sekenanya.
Semula ia terlihat jengkel tapi kemudian tersenyum, paham.

Jam 12 malam sudah. Satu sama. Cici melihat ke penisku dan heran.
“Lho kok jadi kecil dan pendek. Tadi besar sekali sampai mulutku nggak muat..?”
“Ya iya dong Sayang, kalau lagi bobok yang cuma 3 cm, tapi kalau bangun jadi tambah besar, hebat ya..!”
“Trus kalau mau bikin besar lagi, caranya gimana..?” Cici tanya sambil meremas-remas penisku.
“Kalau mau agak lama, ya gitu, diremas, diraba. Kalau mau cepet ya dikemut lagi.”

Dan tanpa diminta, Cici segera mengemut batang penisku, yang kemudian memang langsung membesar pada ukuran penuhnya. Aku tidak mau ketinggalan, kubalikkan badanku sehingga kami mempraktekkan posisi 69. Cici sepertinya menjadi bangkit gairah dan melenguh-lenguh sambil mengulum batang penisku.

Setelah kami sama-sama penuh gelora dan napas kami telah tersengal-sengal penuh kenikmatan, Cici bertanya, “Gimana lanjutnya Har..?”
“Kamu bener udah siap..? Kamu nggak nyesel nanti..?” kutanya Cici karena aku sebenarnya mendua, ingin menjaganya sekaligus ingin menuntaskan hubungan asmara kami.
“Aku kan sudah bilang. Aku siap untuk mempersembahkan keperawananku buat kamu. Jadi mulailah, gimana..?”

Mendengar jawaban ini, akal sehatku padam. Segera aku berlutut di antara selangkangannya. Kutempelkan batang penisku ke vaginanya. Menggesekkannya dan sedikit menekannya.
“Ouuch Har.., enak sekali..! Terusin Har..! Aahh..!” lenguhnya mulai merasakan kenikmatan.

“Cici, yang pertama ini agak sakit, tapi hanya sebentar. Kamu akan terbiasa dan mulai merasakan nikmatnya. Tahan ya..!” sambil kutelungkupi badannya yang mungil itu.
Kucium bibirnya dengan penuh nafsu dan kusedot kuat-kuat. Kucium dan kugigit-kecil puting susunya. Cici mendesah nikmat. Kucium lagi bibirnya kuat-kuat. Dan ketika itulah kutekan batang penisku masuk ke liang senggamanya. Cici memelukku erat terhenyak. Pastilah dia menahan sakit.

Setelah batang penisku masuk sepenuhnya, kubiarkan ia di dalam, diam. Terus kucium bibirnya sambil kubuat kedutan-kedutan kecil di kemaluanku. Cici ternyata melakukan refleks yang sama. Otot vaginanya juga membuat kedutan-kedutan kecil, yang semakin lama terasa seperti tarikan-tarikan halus, menyedot batang penisku, seolah meminta lebih dalam. Aku mulai mengayun-ayun pelan dan mulai kurasakan ujung kamaluanku menyentuh liang rahimnya. Oooh nikmat sekali. Inilah alasanku, mengapa aku selalu lebih senang dengan wanita bertubuh mungil. Tubuh yang dapat memberiku kenikmatan lebih. (Tapi kalau adanya yang tinggi, ya nggak nolak, hehe..)

Ayunanku mulai lebih lancar dan berirama. Cici sepertinya sudah tidak sakit lagi. Atau barangkali kenikmatan ini telah mengalahkan rasa sakitnya.
“Gimana Sayang, enak..?”
“Oouuh Har.., terusin..! Lebih keras.., lebih cepat.. hegh.. ooh.. Har nikmat sekali Sayang..!”
“Cici, nanti aku semprotkan maniku di dalam atau di luar..?”
“Terserah, apa pun yang membuat kita nikmath hegh..!”
“Kalau nanti kamu hamil gimana..?”
“Biarin, biarin, aauchh..!”

Kami bicara sambil menggoyang badan kami. Dengan refleknya Cici mengimbangi setiap sodokan dan goyanganku. Kalau aku cepat, dia pun mempercepat. Kalau aku melambat, dia pun begitu. Sambil menggoyang, kulumat bibirnya, kusedot dan kugigit-gigit kecil buah dadanya.
Belum lima menit kami mendayung lautan kenikmatan, Cici kelihatan mulai lebih liar. Goyangan pinggulnya menjadi lebih cepat dan tidak terkendali. Pelukannya menjadi lebih erat. Dan dia melenguh dengan hebat dan aku merasakan denyutan-denyutan otot vaginanya. Ayunan batang kemaluanku kubuat menjadi lebih kuat tapi tetap pelan untuk memberikan kenikmatan yang lebih. Dua, satu.

“Ooch.., Har aku capek sekali, tapi kamu belum ya..?”
“Kita istirahat dulu deh, nanti lagi..!”
“Jangan Har, jangan lepaskan, kita teruskan, kupuaskan kamu, gimana pun..!”
Cici mulai menggerakkan pinggulnya. Ayunan batang kemaluanku kuteruskan. Agak tidak tega aku sebenarnya. Tapi Cici sepertinya agak memaksa. Jadi, sambil berpeluk dan berguling kami terus mengayun, mendayung kenikmantan. Orgasmeku yang kedua biasanya memang agak lama, kadang aku harus menunggu 10-20 menit.

Dan begitulah, Cici mulai melenguh kenikmatan, dia mulai mempercepat dayungan perahu mungilnya. Aku mengimbangi. Betapa nikmatnya. Dan rasa nikmat ini menjadi berlebih-lebih lagi, karena aku memberikan kenikmatan pada gadisku yang mungil, cantik dan menggairahkan ini.
“Hhegh.. Har.. Har.. oh Sayang, aku mau sampai lagi..! Oooh cepat.. cepat.. lebih keras..!” lenguhannya datang lagi bersamaan dengan urutan-urutan lembut pada batang penisku.
Aku menjadi semakin bernafsu. Cici mulai lemas. Benar-benar lemas.

“Har, kamu belum juga ya Sayang..? Ayo dong Say..! Kasihanilah aku, sudah lemes banget nich..!” Cici mengiba dan memuncakkan birahiku.
Kogoyang dengan liar penisku dalam vaginanya, terus dan terus sampai akhirnya, “Cici, ough.. ach.. terimalah air maniku Say, nikmatilah siraman kenikmatanku.. Hegh..!”
Dan aku pun sampai pada pelabuhan kenikmatan yang kudambakan. Kusemprotkan maniku sejadinya. Walaupun maniku sudah habis, tapi kedutan kenikmatan terus kurasakan pada penisku, apalagi vagina Cici terus mengurutku.

Walaupun sudah orgasme, batang kemaluanku masih tetap tegang penuh. Tidak seperti ini biasanya. Kami berpelukan, berciuman. Kuelus dan kukemut susunya yang besar menantang itu. Beberapa saat sampai akhirnya kami benar-benar terkulai lemas. Habis tenaga kami. Basah kuyup badan kami oleh peluh kenikmatan.

Kutengok TV yang masih menyala tanpa ditonton dan tanpa suara. Buletin Malam RCTI. Waahh, berati sudah jam satu lebih. Lama sekali kami bercinta penuh gairah, nafsu dan sayang. Cici merebahkan kepalanya di dadaku. Sesaat kemudian, kami ke kamar mandi bersama-sama. Saling memandikan di bawah siraman air hangat yang membuat kami segar kembali. Kadang kami saling berpelukan sambil menggesekkan tubuh kami. Oohh.., nikmatnya dunia.

Kami kembali mengobrol dengan tubuh hanya berbalut handuk. Dari cara duduknya, Cici secara tidak sengaja mempertontonkan bukit surganya padaku, membuat batang penisku tetap tegak berdiri. Aku memesan makanan ringan, teh panas untuknya dan susu untukku sendiri. Cici menggoda, berjalan mendekatiku menyodorkan buah dadanya, memasukkan puting susunya ke mulutku. Tepat memang, karena aku duduk di tempat tidur.

“Susuku yang dua ini sudah kupersembahkan padamu, nggak cukup ya..? Kok masih pesan susu ke Room Service. Susu siapa sih yang dipesan..?” godaan ini membuat Cici dan aku tertawa terbahak-bahak.
Kami bergulingan sambil berpelukan. Bahagia sekali rasanya.

Pesanan kami telah sampai dan kami menikmati dengan saling menyuapi. Ketika Cici mau berdiri, dia menyenggol gelas susu. Sehingga ada sedikit yang terciprat ke dadanya. Untung susu itu hangat saja. Cici mencari tissue, tapi kucegah. Kurebahkan dia di tempat tidur, kujilat susu yang ada di atas dadanya sambil kujilat puting susunya. Cici mengerang kenikmatan.
“Nakal kamu ya..!” katanya sambil bangkit dan mencubitku.

“Har, kok burungnya bangun terus sih..? Aku sudah capek sekali, kamu masih mau lagi ya..?”
“Ya masih dong, tapi nanti saja. Kita bobok dulu yuk..!”
Akhirnya kami rebahan. Kubalikkan badannya membelakangiku. Mau tidak mau, batang penisku masuk juga ke selangkangannya. Tapi aku diam saja. Sesekali Cici mengurut batang penisku dengan vaginanya. Berkedut-kedut. Tanganku mengelus-elus buah dadanya. Kami mungkin sudah sangat lelah, sehingga tanpa terasa kami tertidur, dengan penisku berada dalam vaginanya. Tidur yang sangat nikmat.

Hari Sabtu, hari libur, hari malas. Aku biasa bangun jam 10 pagi. Tapi hari ini molor sampai jam 12. Kami bangun mandi berbenah sedikit untuk siap-siap jalan-jalan. Penisku tetap tegap dari tadi pagi, karena aku sangat menikmati asmara ini. Di depan Cici, kutelepon anak-anakku. Mereka bersama dengan baby sitter dan nenek mereka. (Jangan salah menduga, mereka tetap terurus kok.) Kami mengobrol kurang lebih 30 menit. Aku senang, mereka pun senang. Aku bilang bahwa aku akan pulan hari Minggu siang, setelah mengantar Cici ke bandara, tentunya. Cici pun mengirim salam untuk mereka.

Ketulusan Cici mengirim salam pada anak-anakku membangkitkan gairahku yang tidak tertahankan. Kubuka celananya jeans-nya dan tanpa pemanasan kusenggamai Cici dari belakang sambil berdiri. Cici menanggapi dengan gelora membara pula. Vaginanya yang semula kering segera membasah membuat gesekan-gesekan kenikmatan kami menjadi menggila. Napas Cici tersengal-sengal. Goyangannya menjadi lebih liar, kadang maju mundur kadang memutar. Sekehendaknya Cici mencari kenikmatan di liang senggamanya. Goyanganku pun menjadi lebih cepat dan keras.

Tiba-tiba Cici membalikkan wajahnya, “Cium, Harr..!”
Langsung kucium bibirnya sambil kuremas-remas gemas buah dadanya yang besar itu. Ternyata ini adalah saat-saat puncak orgasmenya. Vaginanya meremas-remas batang penisku, berdenyut-denyut. Ini membuatku kesetanan. Kegenjot vaginanya keras-keras sampai tubuh Cici berguncang-guncang. Tidak lebih dari 5 menit, kusemburkan maniku dalam vaginanya. Luar biasa, cepat sekali. Setiap semprotan mani kusiramkan dengan sodokan-sodokan keras penuh kenikmatan. Banjirlah vaginanya dengan siraman air maniku.

Cici dan aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sekeluar dari kamar mandi, dia memelukku erat sekali, menciumku mesra sekali.
“Har, aku terima kamu apa adanya, rela aku jadi pendampingmu, apapun statusku. Itu tidak terlalu penting, aku sangat mencintaimu, juga sayang dan kasihan pada anak-anakmu. Tapi aku sadar, bagaimanapun aku tidak akan jadi ibu mereka. Udah deh, yuk kita jalan-jalan dulu..!”

Kami jalan-jalan di Ancol, mengunjungi semua tempat hiburan sampai malam hari. Malam Minggu yang melelahkan tapi juga sangat membahagiakan. Sampai akhirnya, kami mojok di pantai dekat kuburan Belanda, yang paling sepi.
“Waktu cepat sekali berlalu ya Harr..!” Cici membuka pembicaraan setelah beberapa saat kami berdiam dan lamunan kami berjalan entah kemana.
Yang jelas, aku hanya membayang-bayangkan, gimana kelanjutan hubungan ini.

“Begitulah Say.. Gimana kalau kamu menunda sehari lagi..?” tanyaku tanpa harap, sebab aku tahu ini tidak mungkin.
Cici hanya terdiam. Aku pindah ke jok belakangan diikuti Cici. Direbahkannya kepalanya di pangkuanku. Batang kemaluanku pun langsung menegang keras. Cici merasakannya dan langsung membuka celanaku.
“Harh, si Adik bangun lagi.” sambil tangannya mengelus-elus batang dan lidahnya mulai menari di ujung penisku.
Aku tidak mau kalah, celananya kulepas sehingga aku dapat secara leluasa meraba, mengelus bulu-bulu halus di vaginanya.
“Heeggh, terusin Harr.. yang dalam..!” pintanya.

Jari tengahku pun mulai kumasukkan dalam liang senggamanya yang sudah sangat basah. Cici berkelojotan lebih liar, semantara aku sendiri merasakan penisku sudah waktunya mendapat perlakuan lanjutan.
“Cici, aku sudah nggak tahan..!” kataku sambil membimbingnya agar duduk di pangkuanku, menghadapku, sehingga kakinya dapat bertumpu di jok.
Dikocok-kocoknya penisku sambil kami berciuman dan kemudian dibimbingnya kemaluanku itu masih pada liang kenikmatannya. Pelan tapi pasti, amblaslah seluruh batang penisku. Aku dan Cici sama-sama tertahan ketika ujung penisku menyentuh pintu rahimnya.

Cici menggerakkan pinggulnya maju mundur, meskipun kami saling berpagutan. Merangsang sekali. Tidak tahan lagi aku untuk tidak melumat buah dadanya yang besar berayun-ayun ketika Cici bergerak ke atas-bawah. Cici menjadi lebih liar dan gerakannya menjadi lebih dahsyat.
“Har, remas susuku sekeras-kerasnya, aku sangat menikmatinya..! Please Har..!” pintanya.
“Ntar sakit dong Ci, aku nggak..” jawabanku dipotongnya.
“Biarin, biarin.., aku sangat menikmatinya..! Siksalah aku dengan nikmatmu Har..! Membuatku lebih nikmat hegh..!”
Aku baru sadar bahwa Cici tampaknya agak senang dengan sadism.

Kuremas keras susunya, kugigit agak keras karena takut menyakitinya. Cici menjadi lebih liar dan melenguh agak keras.
“Say, ough.. ough.. nikmatnya Say, aku keluar lagi, ouch ach.. ini nikmat sekali..!” dan Cici pun mengejang hebat.
Tidak pernah kubayangkan sebelumnya, bahwa Cici dapat seperti ini. Entah mengapa, aku justru menjadi sangat sulit untuk mencapai orgasme. Cici tampaknya menyadari hal ini.

“Say, nggak apa-apa kok, aku sungguh menikmatinya, gemasilah diriku sesukamu..!”
“Kita kembali ke hotel yuk Ci, malam sudah mulai larut..!”
Cici kelihatan agak bingung, karena aku tidak menyelesaikan puncak-puncak pendakian kenikmatan itu.

“Say, kulayani kamu semalaman ini, kita nggak usah tidur, ya..?” pinta Cici ketika kami memasuki pintu kamar.
Aku mengiyakan saja. Cici memesan berbagai makanan kecil dan biasa, susu kesukaanku yang dipesan Cici sampai 3 gelas. Room Service mungkin heran, ya..? Kami sempat ngobrol sebentar sampai Cici memintaku untuk melanjutkan puncak-puncak pendakian kenikmatan yang sempat teputus.

Cici langsung membuka seluruh pakaiannya dan tubuh mungil indah itu berdiri tegak di hadapanku.
“Har, kamu diam saja. Aku akan melayanimu habis-habisan..!”
Dan sambil berkata begitu, Cici membuka bajuku pelan-pelan sambil mencium dan menjilati dadaku. Ooh nikmat sekali. Lalu giliran celanaku dibukanya, sambil menjilati dan menciumi penisku yang sudah tegang memerah. Aku seperti majikan yang dilayani oleh seorang dayang. Pahaku, kakiku, pantatku, semua dielus, dicium dan dijilat. Aku tidak tahu Cici belajar dari mana, atau barangkali naluri saja.

Dengan posisiku masih duduk di kursi, Cici membalikkan badan, duduk di pangkuanku dan memasukkan penisku ke vaginanya. Gerakan-gerakan lembut dilakukannya. Tubuhnya menggeliat-geliat karena kuremas lembut buah dadanya sambil kuciumi dan kujilat punggungnya. Beberapa saat kemudian, Cici melenguh dan mengejang lagi. Dan lagi denyutan-denyutan itu kurasakan.
“Hugh Say, kenapa jadi aku yang sampai duluan..? Nikmat sekali rasanya, kamu mau kuapakan supaya sampai..?” semua ini dikatakan Cici sambil terus menggoyang pinggulnya.

Aku mengajaknya naik ke ranjang. Kuarahkan dia sehingga dia siap dengan posisi doggy style. Cici menurut saja. Kutusukkan batang penisku amblas dalam vaginanya dan kogoyang dengan keras dan cepat. Lama sekali kunikmati posisi ini, karena dari belakang aku dapat menikmat kemolekan tubuhnya dan meremasi buah dadanya. Akhirnya, aku tidak kuasa lagi menahan tekanan hebat dalam penisku, karena remasan-remasan vagina yang tidak kunjung habis.

“Ci.., aku mau keluar niich..! Tahan ya Sayang, jangan sampai lepash..!” dan kogoyang pantatku keras-keras sampai akhirnya, “Aachh..!” teriakku dengan keras menyertai semprotan-semprotan maniku yang membajiri liang vagina Cici.
“Say, goyang terus jangan berhenti..! Aku juga mau sampai lagi, ooh..!” pinta Cici.
Aku yang sebelumnya mulai melemas kembali menggoyang kemaluanku dengan lebih cepat dan keras.

Cici akhirnya menjerit, “Saych..!” dan denyut-denyut kenikmatan itu kembali mengurut-urut penisku. Kami rebah kehabisan tenaga. Badan kami basah oleh peluh. Pendakian kami akhirnya sampai juga pada puncak kenikmatan bersama-sama. Sambil masih berpelukan, kami saling meraba daerah-daerah kenikmatan kami. Sampai akhirnya kami betul-betul lemas. Tidak berdaya.

“Yuk berendam yuk..! Biar nggak capek..” kuajak Cici ke kamar mandi untuk berendam air hangat.
Setelah air penuh. Kami pun berendam, di ujung bath tub saling berhadapan. Kakiku kadang-kadang usil untuk mempermainkan selangkangan Cici, yang membuatnya sesekali memejamkan mata. Pastilah nikmat.

“Har, tadi waktu kamu dari belakang, jari dan burungmu sesekali menyentuh lubang duburku, kok enak yach..?” Cici membuka pembicaraan yang mengejutkanku.
Mungkin secara tidak sadar aku telah menyentuh duburnya tadi, karena gerakanku yang liar penisku seringkali lepas. Dan aku pun seringkali sambil terpejam meremas-remas pantatnya yang aduhai, indah dan merangsang.
“Kamu mau nggak melakukannya lagi..?” tanya Cici.
Aku mengiyakan, karena aku terbayang adegan-adegan yang pernah kutonton di BF. Mungkin Cici tipe wanita yang suka coba-coba, meski kadang itu menyakitkan dirinya.

Setelah mandi dan beristirahat entah berapa lama, kami memulai akivitas lagi. Seperti janjiku, aku meminta Cici untuk menungging agar pantatnya lebih terbuka. Kuelus lembut pelan-pelan lubang pantatnya. Kuciumi dan lalu kujilati. Entah apa yang kulakukan ini, karena aku belum pernah melakukannya. Terpikir olehku, mungkin ini akan menjadi anal seks yang pertama. Cici sudah memberikan keperawanannya padaku, sebanarnya itu sudah luar biasa bagiku. Tapi ini, tampaknya akan menjadi lebih dahsyat lagi.

Cici tampak sangat menikmati perlakuanku. Desahannya sangat merangsang, membangkitkan gairahku yang makin membara. Batang penisku sudah menjadi sangat tegang. Cici memegangnya dan, ya ampun.., dia mengarahkan batang kemaluanku ke anusnya. Seperti sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi, kugesek-gesekkan penisku ke anusnya.

“Ooch Har, enak sekali Say..! Aach..!” kata Cici sambil menggerakkan pantatnya, seolah menginginkan kenikmatan di seluruh permukaannya.
Bayanganku pada adegan-adegan BF menguasai pikiran dan nafsuku.
“Ci, boleh nggak kumasukkan kontolku ke duburmu..?”
Cici tampak terkejut, tentu dia tidak mengira.

“Memangnya nggak jijik..?”
“Nggak tahu deh, aku hanya ingin mencobanya.” jawabku sedikit bohon.
Padahal aku sangat ingin mencobanya karena adegan BF itu. Cici mengatakan terserah saja. Akhirnya kucoba juga. Sangat sulit, karena Cici kesakitan dan selalu menghindarkan lubang pantatnya.

“Ci, jangan bergoyang terus..! Susah nih, pasrahlah..!” pintaku padanya.
Entah dapat ilham dari mana. Akhirnya kupaksa Cici telungkup dan kutindih pantatnya, sehingga ia tidak akan dapat banyak bergerak. Kululuri penisku dengan ludahku sehingga menjadi lebih licin, seperti di BF. Dengan agak memaksa dan penuh nafsu, kutekan batang penisku masuk ke anusnya.
“Har, sakit..! Stop..! Ach..!” Cici memekik kesakitan.
Tapi panisku sudah amblas dalam anusnya. Aku terdiam. Cici kadang mengejangkan lubang anusnya, sehingga memberiku kenikmatan. Cici masih telungkup menutup wajahnya dengan bantal.

“Kalau memang enak, terusin..! Tapi pelan-pelan..!” katanya kemudian.
Aku pun segera mengayun sepelan mungkin. Ooh, nikmat sekali rasanya. Belum pernah kunikmati kenikmatan seperti ini. Mungkin karena Cici menjadi lebih rileks, sodokanku pun menjadi lebih lancar. Kuangkat pantat Cici sehingga aku dapat menyusupkan tanganku, agar dapat meraba vaginanya. Cici mengeliat-geliat. Tampaknya dia sudah mulai menikmati. Vaginanya menjadi lebih basah. Desahannya pun terus terdengar. Aku menjadi semakin menikmati pengalaman baru ini. Kenikmatan puncak yang diberikan oleh gadisku, yang sangat mencintaiku.

Jari tengahku kumasukkan dalam lubang vaginanya. Cici sangat menikmatinya dan vaginanya pun menjadi basah sekali.
“Har, dua jari supaya lebih terasa..!”
Maka kumasukkan jari telunjukku dalam lubang nikmat itu. Cici menjadi lebih gila. Goyangannya menjadi semakin hebat, sehingga aku tidak perlu menggoyang, karena tanganku harus menjangkau lubang nikmatnya itu.

“Harh.. har.. aku mau sampai Har..! Ochh Har.. Aach..!” tinggi lenguhannya dan banjirlah vaginanya.
Aku menjadi lebih bersemangat menggenjot anusnya dan aku pun tidak dapat menahan laju air maniku. Cret.. cret.. cret.. kutumpahkan air nikmatku dalam anusnya dengan denyut-denyut kenikmatan yang tiada taranya.

Kami ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah itu. Cici mencegahku untuk mencuci penisku sendiri. Cici memandikanku dengan gosokan-gosokan yang lembut. Aku sungguh seperti seorang majikan yang dilayani seorang dayang. Belum pernah aku mengalami seperti ini. Tidak terasa, hari sudah pagi. Kami harus bersiap-siap karena jam 10:00 Cici harus ke bandara.

Akhirnya kuantar Cici ke bandara. Air mata Cici membasahi pipinya. Kami berpelukan. Ciuman kami pun tidak tertahankan. Pandangan orang-orang di sekitar kami pun terarah pada sepasang manusia. Kami tidak menghiraukannya. Cici harus kembali ke M. Sesak rasanya dada ini. Tapi kami saling berjanji akan menjaga cinta kami.

Dua malam yang sangat melelahkan dan membahagiakan telah lewat. Kami akan bertemu kembali. Cici pasti akan pulang ke Jakarta lagi…

Kamis, 14 Juli 2011

Gaya Seks Tante Yustina


Cerita Bugil, Perkenalkan nama saya Nendi umur 29 tahun, saya bekerja di sebuah hotel berbintang tiga di kota “B”. Seperti kebanyakan orang bekerja yang kadang membuat kita jenuh, untuk mengatasinya aku sering mengunjungi situs 17Tahun ini, sampai akhirnya saya terobsesi untuk menulis cerita ini.

Cerita ini berawal dari pulang kemalaman dengan seorang sekretaris teman sekantor di bagian lain, namanya Vivi berperawakan sintal dengan kulit putih dan tinggi badan yang sedang-sedang saja sekitar 165 cm. Sebetulnya Vivi bukanlah tipe orang yang ramah walaupun dia seorang sekretaris, mungkin karena om-nyalah dia ada di posisi tersebut. Oh ya, Vivi juga sudah menikah kira-kira satu setengah tahun yang lalu, dan saya pernah beberapa kali ketemu dengan suaminya.

Pagi itu pada saat jam masuk kantor aku berpapasan dengannya di pintu masuk, seperti biasa kita saling tersenyum dan mengucapkan selamat pagi. Ah lucu juga kita yang sudah kenal beberapa tahun masih melakukan kebiasaan seperti itu, padahal untuk hitungan waktu selama tiga tahun kita harus lebih akrab dari itu, tapi mau bagaimana lagi karena Vivi orangnya memang seperti itu jadi akupun terbawa-bawa, aku sendiri bertanya-tanya apakah sifatnya yang seperti itu hanya untuk menjaga jarak dengan orang-orang di lingkungan kerja atau memang dia punya pembawaan seperti itu sejak lahir.

Mungkin saat itu aku sedang ketiban mujur, tepat di pintu masuk entah apa penyebabnya tiba-tiba saja Vivi seperti akan terjatuh dan refleks aku meraih tubuhnya dengan maksud untuk menahan supaya dia tidak benar-benar terjatuh, tapi tanpa sengaja tanganku menyentuh sesuatu di bagian dadanya. Setelah dapat berdiri dengan sempurna Vivi memandang ke arahku sambil tersenyum, ya ampun menurutku itu merupakan sesuatu yang istimewa mengingat sifatnya yang kuketahui selama ini.

“Terima kasih Pak nendi, hampir saja aku terjatuh.”
“Oh, nggak apa-apa, maaf barusan tidak sengaja.”
“Tidak apa-apa.”

Seperti itulah dialog yang terjadi pagi itu. Walaupun nggak mau mikirin terus kejadian tersebut tapi aku tetap merasa kurang enak karena telah menyentuh sesuatu pada tubuhnya walaupun nggak sengaja, waktu kutengok ke arah meja kerjanya melalui kaca pintu ruanganku dia juga kelihatannya kepikiran dengan kejadian tersebut, untung waktu masuk kerja masih empat puluh lima menit lagi jadi belum ada orang, seandainya pada saat itu sudah banyak orang mungkin dia selain merasa kaget juga akan merasa malu.

Aku kembali melakukan rutinitas keseharian menggeluti angka-angka yang yang nggak ada ujungnya. Sudah kebiasaanku setiap tiga puluh menit memandang gambar panorama yang kutempel dikaca pintu ruanganku untuk menghindari kelelahan pada mata, tapi ternyata ada sesuatu yang lain di seberang pintu ruanganku pada hari itu, aku melihat Vivi sedang memandang ke arah yang sama sehingga pandangan kami bertemu. Lagi, dia tersenyum kearahku, aku malah jadi bertanya-tanya ada apa gerangan dengan cewek itu, aku yang geer atau memang dia jadi lain hari ini, ah mungkin hanya pikiranku saja yang ngelantur.

Jam istirahat makan seperti biasa semua orang ngumpul di EDR untuk makan siang, dan suatu kebetulan lagi waktu nyari tempat duduk ternyata kursi yang kosong ada di sebelah Vivi, akhirnya aku duduk disana dan menyantap makanan yang sudah kuambil. Setelah selesai makan, kebiasaan kami ngobrol ngalor-ngidul sambil menunggu waktu istirahat habis, karena aku duduk disebelah dia jadi aku ngobrol sama dia, padahal sebelumnya aku males ngobrol sama dia.

“Gimana kabar suaminya vi?” aku memulai percakapan
“Baik pak.”
“Trus gimana kerjaannya? masih di tempat yang dulu?”
“Sekarang sedang meneruskan studi di amerika, baru berangkat satu bulan yang lalu.”
“Oh begitu, baru tahu aku.”
“Ingin lebih pintar katanya pak.”
“Ya baguslah kalau begitu, kan nantinya juga untuk mesa depan berdua.”
“Iya pak.”

Setelah jam istirahat habis semua kembali ke ruangan masing-masing untuk meneruskan kerjaan yang tadi terhenti. Akupun kembali hanyut dengan kerjaanku.

Pukul setengah tujuh aku bermaksud beres-beres karena penat juga kerja terus, tanpa sengaja aku nengok ke arah pintu ruanganku ternyata Vivi masih ada di mejanya. Setelah semua beres akupun keluar dari ruangan dan bermaksud untuk pulang, aku melewati mejanya dan iseng aku nyapa dia.

“Kok tumben hari gini masih belum pulang?”
“Iya pak, ini baru mau pulang, baru beres, banyak kerjaan hari ini”

Aku merasakan gaya bicaranya lain hari ini, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang kalau bicara selalu kedengaran resmi, yang menimbulkan rasa tidak akrab.

“Ya udah kalo begitu kita bareng aja.” ajakku menawarkan.
“Tidak usah pak, biar aku pulang sendiri saja.”
“Nggak apa-apa, ayo kita bareng, ini udah terlalu malam.”
“Baik Pak kalau begitu.”

Sambil berjalan menuju tempat parkir kembali kutawarkan jasa yang walaupun sebetulnya niatnya hanya iseng saja.

“Gimana kalo vivi bareng aku, kita kan searah.”
“Nggak usah pak, biar aku pakai angkutan umum atau taksi saja.”
“Lho, jangan gitu, ini udah malem, nggak baik perempuan jalan sendiri malem-malem.”
“Baik kalau begitu pak.”

Di sepanjang jalan yang dilalui kami tidak banyak bicara sampai akhirnya aku perhatikan dia agak lain, dia kelihatan murung, kenapa ini cewek.

“Lho kok kelihatannya murung, kenapa?” tanyaku penasaran.
“Nggak apa-apa pak.”
“Nggak apa-apa kok ngelamun begitu, perlu teman buat ngobrol?” tanyaku memancing.
“Nggak ah pak, malu.”
“Kok malu sih, nggak apa-apa kok, ngobrol aja aku dengerin, kalo bisa dan perlu mungkin aku akan bantu.”
“Susah mulainya pak, soalnya ini terlalu pribadi.”
“Oh begitu, ya kalo nggak mau ya nggak usah, aku nggak akan maksa.”
“Tapi sebetulnya memang aku perlu orang untuk teman ngobrol tentang masalah ini.”
“Ya udah kalo begitu obrolin aja sama aku, rahasia dijamin kok.”

“Ini soal suami aku pak.”
“Ada apa dengan suaminya?”
“Itu yang bikin aku malu untuk meneruskannya.”
“Nggak usah malu, kan udah aku bilang dijamin kerahasiaannya kalo vivi ngobrol ke aku.”
“Anu, aku sering baca buku-buku mengenai hubungan suami istri.”
“Trus kenapa?”
“aku baca, akhir dari hubungan badan antara suami istri yang bagus adalah orgasme yang dialami oleh keduanya.”
“Trus letak permasalahannya dimana?”
“Mengenai orgasme, aku sampai dengan saat ini aku hanya sempat membacanya tanpa pernah merasakannya.”

Aku sama sekali nggak pernah menduga kalo pembicaraannya akan mengarah kesana, dalam hati aku membatin, masa sih kawin satu setengah tahun sama sekali belum pernah mengalami orgasme? timbul niatku untuk beramal:-)

“Masa sih vi, apa betul kamu belum pernah merasakan orgasme seperti yang barusan kamu bilang?”
“Betul pak, kebetulan aku ngobrolin masalah ini dengan bapak, jadi setidaknya bapak bisa memberi masukan karena mungkin ini adalah masalah laki-laki.”
“Ya, gimana ya, sekarang kan suami vivi lagi nggak ada, seharusnya waktu suami vivi ada barengan pergi ke ahlinya untuk konsultasi masalah itu”
“Pernah beberapa kali aku ajak suami aku, tapi menolak dan akhirnya kalau aku singgung masalah itu hanya menimbulkan pertengkaran diantara kami.”

Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, dan tanpa terasa pula kami sudah sampai didepan rumah Vivi, Aku bermaksud mengantar dia sampai depan pintu rumahnya.

“Tidak usah pak, biar sampai sini saja.”
“Nggak apa-apa, takut ada apa-apa biar aku antar sampai depan pintu.”

Dasar, kakiku menginjak sesuatu yang lembek ditanah dan hampir saja terpeleset karena penerangan di depan rumahnya agak kurang. Setelah sampai di teras rumahnya kulihat kakiku, ternya yang kunjak tadi adalah sesuatu yang kurang enak untuk disebutkan, sampai-sampai sepatuku sebelah kiri hampir setengahnya kena.

“Aduh Pak nendi, gimana dong itu kakinya.”
“Nggak apa-apa, nanti aku cuci kalo udah nyampe rumah.”
“Dicuci disini aja pak, nanti nggak enak sepanjang jalan kecium baunya.”
“Ya udah, kalo begitu aku ikut ke toilet.”

Setelah membersihkan kaki aku diperliahkan duduk di ruang tamunya, dan ternyata disana sudah menunggu segelas kopi hanngat. Sambil menunggu kakiku kering kami berbincang lagi.

“Oh ya vi, mengenai yang kamu ceritakan tadi di jalan, gimana cara kamu mengatasinya?”
“aku sendiri bingung Pak harus bagaimana.”

Mendengar jawaban seperti itu dalam otakku timbul pikiran kotor lelaki.

“Gimana kalau besok-besok aku kasih apa yang kamu pengen?”
“Yang aku mau yang mana pak.”
“Lho, itu yang sepanjang jalan kamu bilang belum pernah ngalamin.”
“Ah bapak bisa aja.”
“Bener kok, aku bersedia ngasih itu ke kamu.”

Termenung dia mendengar perkataanku tadi, melihat dia yang sedang menerawang aku berpikir kenapa juga harus besok-besok, kenapa nggak sekarang aja selagi ada kesempatan.

Kudekati dia dan kupegang tangannya, tersentak juga dia dari lamunannya sambil menatap kearahku dengan penuh tanda tanya. Kudekatkan wajahku ke wajahnya dan kukecup pipi sebelah kanannya, dia diam tidak bereaksi. Ku kecup bibirnya, dia menarik napas dalam entah apa yang ada dipikirannya dan tetap diam, kulanjutkan mencium hidungnya dan dia memejamkan mata.

Ternyata napsu sudah menggerogoti kepalaku, kulumat bibirnya yang tipis dan ternyata dia membalas lumatanku, bibir kami saling berpagut dan kulihat dia begitu meresapi dan menikmati adegan itu. Kitarik tangannya untuk duduk disebelahku di sofa yang lebih panjang, dia hanya mengikuti sambil menatapku. Kembali kulumat bibirnya, lagi, dia membalasnya dengan penuh semangat.

Dengan posisi duduk seperti itu tanganku bisa mulai bekerja dan bergerilya. Kuraba bagian dadanya, dia malah bergerak seolah-olah menyodorkan dadanya untuk kukerjain. Kuremas dadanya dari luar bajunya, tangan kirinya membuka kancing baju bagian atasnya kemudian membimbing tangan kananku untuk masuk kedalam BHnya. Ya ampun bener-bener udah nggak tahan dia rupanya.

Kulepas tangan dan bibirku dari tubuhnya, aku berpindah posisi bersandar pada pegangan sofa tempatku duduk dan membuka kalkiku lebar-lebar. Kutarik dia untuk duduk membelakangiku, dari belakang kubuka baju dan BHnya yang saat itu sudah nempel nggak karuan, kuciumi leher bagian belakang Vivi dan tangan kiri kananku memegang gunung di dadanya masing-masing satu, dia bersandar ketubuhku seperti lemas tidak memiliki tenaga untuk menopang tubuhnya sendiri dan mulai kuremas payudaranya sambil terus kuciumi tengkuknya.

Setelah cukup lama meremas buah dadanya tangan kiriku mulai berpindah kebawah menyusuri bagian perutnya dan berhenti di tengah selangkangannya, dia melenguh waktu kuraba bagian itu. Kusingkap roknya dan tanganku langsung masuk ke celana dalamnya, kutemukan sesuatu yang hangat-hangat lembab disana, sudah basah rupanya. Kutekan klitorisnya dengan jari tengah tangan kiriku.

“Ohh .. ehh ..”

Aku semakin bernapsu mendengan rintihannya dan kumasukkan jariku ke vaginanya, suaranya semakin menjadi. Kukeluar masukkan jariku disana, tubuhnya semakin melenting seperti batang plastik kepanasan, terus kukucek-kucek semakin cepat tubuhnya bergetar menerima perlakuanku. Dua puluh menit lamanya kulakukan itu dan akhirnya keluar suara dari mulutnya.

“Udah dulu pak, aku nggak tahan pengen pipis.”
“Jangan ditahan, biarkan aja lepas.”
“Aduh pak, nggak tahan, vivi mau pipis .. ohh .. ahh.”

Badanya semakin bergetar, dan akhirnya.

“Ahh .. uhh.”

Badanya mengejang beberapa saat sebelum akhirnya dia lunglai bersender kedadaku.

“Gimana vi rasanya?”
“Enak pak.”

Kulihat air matanya berlinang.

“Kenapa kamu menangis vi.”

Dia diam tidak menyahut.

“Kamu nyesel udah melakukan ini?” tanyaku.
“Bukan pak.”
“Lantas?”
“aku bahagia, akhirnya aku mendapatkan apa yang aku idam-idamkan selama ini yang seharusnya datang dari suami aku.”
“Oh begitu.”

Kami saling terdiam beberapa saat sampai aku lupa bahwa jari tengah tangan kiriku masih bersarang didalam vaginanya dan aku cabut perlahan, dia menggeliat waktu kutarik jari tanganku, dan aku masih tercenung dengan kata-kata terakhir yang terlontar dari mulutnya, benar rupanya .. dia belum pernah merasakan orgasme.

“Mau ke kamar mandi pak?”

Tiba-tiba suara itu menyadarkanku dari lamunan ..

“Oh ya, sebelah mana kamar mandinya?”
“Sebelah sini pak”, sahutnya sambil menunjukkan jalan menuju kamar mandi.

Dia kembali ke ruang tamu sementara aku mencuci bagian tangan yang tadi sudah melaksanakan tugas sebagai seorang laki-laki terhadap seorang perempuan. Tak habisnya aku berpikir, kenapa orang berumah tangga sudah sekian lama tapi si perempuan baru mengalami orgasme satu kali saja dan itupun bukan oleh suaminya.

Selesai dari kamar mandi aku kembali ke ruang tamu dan kutemukan dia sedang melihat acara di televisi, tapi kulihat
dari wajahnya seakan pikirannya sedang menerawang, entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu.

“Vi, udah malam nih, saya pulang dulu ya ..”

Terhenyak dia dan menatapku ..

“Emm, pak, mau nggak malam ini nemanin vivi?”

Kaget juga aku menerima pertanyaan seperti itu karena memang tidak pikiran untuk menginap dirumahnya malam ini, tapi aku tidak mau mengecewakan dia yang meminta dengan wajah mengharap.

“Waktu kan masih banyak, besok kita ketemu lagi di kantor, dan kapan-kapan kita masih bisa ketemu diluar kantor.”

Dia berdiri dan menghampiriku ..

“Terima kasih ya pak, vivi sangat bahagia malam ini, saya harap bapak tidak bosan menemani saya.”
“Kita kan kenal sudah lama, saya selalu bersedia untuk membantu kamu dalam hal apapun.”
“Sekali lagi terima kasih, boleh kalau mau pulang sekarang dan tolong sampaikan salam saya buat ibu.”

Akhirnya aku pulang dengan terus dihinggapi pertanyaan didalam pikiranku, kenapa dia bisa begitu, kasihan sekali dia.

Seperti biasa esoknya aku masuk kantor pagi-pagi sekali karena memang selalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, kupikir belum ada siapa-siapa karena biasanya yang sudah ada saat aku datang adalah office boy, tapi ternyata pagi itu aku disambut dengan senyuman vivi yang sudah duduk di meja kerjanya. Tidak seperti biasa, pada hari-hari sebelumnya aku selalu melihat vivi dalam penampilan yang lain dari pagi ini, sekarang dia terlihat berseri dan terkesan ramah dan akrab.

“Pagi vi.”
“Pagi pak.”
“Gimana, bisa tidur nyenyak tadi malam?”
“Ah bapak, bisa aja, tadi malam saya tidur pulas sekali.”
“Ya sudah, saya tinggal dulu ya, selamat bekerja.”
“Iya pak.”

Aku meneruskan langkahku menuju ruang kerjaku yang memang tidak jauh dari meja kerjanya, dari dalam ruangan kembali aku menengokkan wajah ke arahnya, ternyata dia masih menatapku sambil tersenyum.

Tidak seperti biasanya, aku merasakan hari ini bekerja merupakan sesuatu yang membosankan, suntuk rasanya menghadapi pekerjaan yang memang dari hari ke hari selalu saja ada sesuatu yang harus diulang, akhirnya aku menulis cerita ini. HP didalam saku celanaku berbunyi, ada SMS yang masuk, kubuka SMS tersebut yang rupanya datang dari cewek diseberang ruanganku yang tadi pagi menatapku sampai aku masuk ke ruangan ini .. ya dia, vivi.

“Pak, nanti mlm ada acara gak? kalo tidak bisa gak bapak menuhin janji bapak tadi malam.”

Begitulah isi SMS yang kuterima, aku berpikir agresif juga nih cewek pada akhirnya. Kuangkan telepon yang ada diatas meja kerjaku dan kutekan nomor extensin dia.

“Kenapa gitu vi, mau ngajak kemana?”
“Eh bapak, kirain siapa, enggak, vivi udah nyediain makan malam di rumah, bapak bisa kan makan malam sama vivi nanti malam?”
“Boleh, kalau gitu nanti pulang saya tunggu di ruang parkir ya.”
“Iya pak, ma kasih.”

Sore hari aku terkejut karena waktu pulang sudah terlewat sepuluh menit, bergegas kubereskan ruanganku dan berlari menuju ruang parkir. Disana vivi sudah menungguku, tapi dia tersenyum waktu melihatku datang, tadinya kupikir dia akan kecewa, tapi syukurlah kelihatanyya dia tidak kecewa.

“Maaf jadi nunggu ya vi, harus beres-beres sesuatu dulu.”
“Nggak apa-apa pak, vivi juga barusan ada yang harus diselesaikan dulu dengan neni.”
“Yo.” kataku sambil membukkan pintu untuk dia, dan dia masuk kedalam mobil kemudian duduk disebelahku.

Diperjalanan kami ngobrol kesana kemari, dan tanpa terasa akhirnya kami masuk ke komplek perumahan dimana vivi tinggal lalu kami turun menuju ke rumahnya. Dia membuka pintu depan rumahnya dengan susah, rupanya ada masalah dengan kunci pintu tersebut. Aku tidak berusaha membantunya, karena dari belakang baru kuperhatikan kali ini kalau bagian tengah belakang milik vivi menarik sekali, lingkarannya tidak terlalu besar, tapi aku yakin laki-laki akan suka bila melihatnya dalam keadaan setengah berjongkok seperti itu.

Akhirnya pintu terbuka juga dan dia mempersilakan aku masuk, dan kamipun masuk. Setelah mempersilakan aku untuk duduk, dia pergi ke kamarnya, setelah itu dia kembali lagi dengan pakaian yang sudah digantinya, dia tidak langsung menghampiriku tapi terus melangkah ke arah dapur dan kembali dengan segelas air putih dan segelas kopi, lalu dia menyodorkan kopi tersebut kepadaku.

“Wah enak sekali nih hari gini minum kopi, kamu kok nggak minum kopi juga vi?”
“Saya nggak pernah minum kopi pak, nggak boleh sama si mas.”
“Oh gitu.”
“Pak mobilnya dimasukin garasi aja ya, biar vivi yang mindahin.”
“Bolah, sekalian saya mau ikut ke kamar mandi dulu, badan rasanya nggak enak kalau masih ada keringatnya.”
“Handuknya ada di kamar mandi pak.”

Dia berdiri sambil menerima kunci mobil yang kuserahkan sedangkan aku ngeloyor ke kamar mandi untuk terus membersihkan badan yang memang rasanya agak nggak enak setelah barusan diperjalanan dihadapkan ke kondisi jalan yang cukup macet tidak seperti biasa.

Keluar dari kamar mandi kudapati vivi kelihatan sedikit bingung, kutanya dia,

“Kenapa vi, kok seperti yang bingung begitu ..”
“Anu pak, barusan ada telepon dari restoran yang saya pesani untuk makan malam, katanya nggak bisa nganter makanan yang dipesan karena kendaraannya nggak ada.”
“Ya sudah nggak apa-apa, kita kan bisa bikin makanan sendiri, punya apa yang bisa dimasak?”
“Adu pa, vivi jadi malu.”
“Udah nggak apa-apa kok, malah jadi bagus kita bisa masak barengan.”

Kataku sambil tersenyum, vivi melangkahkan kakinya menuju dapur dan kuikuti, sampai didapur dia membuka lemari es yang ternyata hanya ada sedikit makanan yang siap masak disana. Akhirnya kami masak masakan seadanya sambil berbincang kesana kemari.

Tanpa sengaja aku perhatikan postur tubuh vivi yang terlihat lain dengan pakaian yang dikenakan sekarang, pakaian yang sedikir agak ketat menyebabkan lekuk-lekuk tubuhnya terlihat jelas, sungguh bentuk tubuh yang sempurna untuk wanita seusia dia. Tanpa sadar kuhampiri dia dan dari belakang kupeluk dia yang sedang melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, dia menoleh kearahku dan tersenyum, kudekatkan bibirku ke bibirnya dan dia menyambutnya, awalnya hanya ciuman biasa sampai akhirnya kami saling berpagutan disini, ya di dapur miliknya.

Berlanjut terus pergulatan bibir tersebut, kuraba buah dadanya dan kuremas dari luar bajunya. Tangan vivi bergerak membuka kancing baju bagian depan dilanjutkan dengan menyingkapkan BH yang dia pakai, dengan demikian tanganku kiri kanan lebih leluasa meremasnya. Beberapa saat kemudian kulepaskan bibirku dari bibirnya dan kuarahkan ke buah dadanya yang terlihat sungguh indah dengan warna puting yang kemerahan, kujilat puting yang sebelah kanan dan dia menarik nafas dalam menerima perlakuan itu, akhirnya kukulum puting itu dan kuhisap dalam-dalam sambil tangan kananku tetap meremas dadanya yang sebelah kiri.

Tangan kiriku kugerakkan ke arah pantatnya, dan kuremas pantat yang kenyal itu. Kumasukkan tangan itu ke dalam rok yang dia pakai dan disana kuraba ada sesuatu yang hangat dan sedikit basah dan kuraba-raba bagian itu terus menerus. Rupanya dia tidak tahan menerima sikapku itu, tangannya bergerak membuka resleting roknya dan melorotkannya kebawah. Aku hentikan kegiatan bibirku di buah dadanya lalu bubuka celana dalamnya dan kutemukan bulu indah yang tidak terlalu banyak disana kusingkapkan sedikit dan kuarahkan bibirku kesana dan kujilat bagian kecil yang menonjol disana.

Suara lenguhan dari bibirnya sudah tidak terbayangkan lagi, akan memperpanjang cerita kalau saya tuliskan disini.

“Oh, pak, saya belum pernah merasakan ini, oh ..”

Aku terus melanjutkan kegiatan lidahku diselangkangannya sambil terus memasukkan lidah ini kedalam gua lembab yang berbau khas milik wanita. Lenguhan demi lenguhan terus keluar dari mulutnya sampai akhirnya kurasakan tubuhnya mengejang dan bergetar dengan mengeluarkan teriakan yang tidak bisa ditahan dari mulutnya, dia sudah sampai ke puncak kenikmatan sentuhan seorang lelaku seperti aku ini, dan akhirnya kuhentikan kegiatanku itu lalu berdiri menghadap dia, danpa kuduga dia mencium bibirku.

“Pak kita ke kamar ya.”

Dia menuntunku masuk ke kamar tidurnya, kamar itu terlihat rapi, lalu kami duduk dipinggir tempat tidur dan kembali saling berpagutan disana. Dia bangkit berdiri dihadapanku seraya bertanya.

“Boleh saya buka pakaian bapak?”

Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaan tersebut, lalu dia membuka seluruh pakaian yang kukenakan sampai ke celana dalamku. Dia memegang senjataku yang dia dapati dibalik celana dalam yang baru saja terbuka, lalu dia menciumnya dan menjilatinya, nikmat sekali rasanya.

“Dari dulu saya ingin melakukan ini, tapi suami saya nggak pernah mau diperlakukan begini.”

Dia berkata begitu sambil kembali meneruskan kegiatannya menjilati senjata milikku, tanpa kuduga dia lanjutkan kegiatannya tadi dengan mengulum dan menyedot batang kemaluanku, dan rasanya lebih nikmat dari yang tadi kurasakan. Akhirnya dia berhenti berlaku seperti itu dan berkata.

“Pak, tidurin vivi ya.”

Tanpa menunggu permintaan itu terulang aku baringkan tubuhnya diatas tempat tidur, aku ciumi sekujur tubuhnya yang dibalas dengan gelinjangan tubuh mulus itu, akhirnya setelah sekian lama kucoba masukkan kemaluanku kedalam lubang senggama yang memang sudah basah dari sejak tadi, dan “Ahh ..” itulah yang keluar dari mulut vivi, sungguh nikmat sekali rasanya memasuki tubuh yang telanjang ini, dan satu lagi, lubang kemaluannya masih terasa cukup sempit dan menggigit, terbersit lam pikiranku sebuah pertanyaan, sebesar apa milik suaminya sampai lubang ini masih terasa sempit seperti ini.

Kuperhatikan jam yang ada di dinding kamarnya menunjukkan bahwa aku sudah mengeluar masukkan kemaluanku kedalam tubuhnya selama dua puluh menit dan akhirnya kembali kurasakan tubuhnya mengejang sambil mengeluarkan suara-suara aneh dari mulutnya, akhirnya dia menggelepar sambil memeluk tubuhku erat-erat seolah tidak ingin lepas dari tubuhnya, karena pelukannya itu aku jadi terhenti dari kegiatanku.

Beberapa saat kemudian vivi melepaskan pelukannya dan terkulai lemas, tapi aku melihat sebuah senyuman puas diwajahnya dan itu membuat aku merasa puas karena malam ini dia sudah dua kali mendapatkan apa yang selama ini belum pernah dia dapatkan dari suaminya.

“Gimana vi?”
“Aduh, vivi lemas tapi tadi itu nikmat sekali ..”
“Vivi mau coba gaya yang lain?”
“Emm ..”

Kubangunkan tubuhnya dan kugerakkan untuk membelakangiku, kudorong pundaknya dengan pelan sampai dia menungging dihadapanku, kumasukkan kejantananku kedalam lubang senggamanya dan dia mengeluarkan teriakan kecil.

“Aduh .. Pak enak sekali, dorong terus pak, vivi belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini ..”

Aku keluar masukkan kemaluanku ini kedalam tubuhnya dengan irama yang semakin lama semakin kupercepat, lama juga aku melakukan itu sampai akhirnya dia berkata “Pak vivi mau pipis lagi ..”, semakin kupercepat gerakanku karena kurasakan ada sesuatu yang mendorong ingin keluar dari dalam tubuhku.

Dalam kondisi lemas dan masih menungging vivi menerima gerakan maju mundur dariku, mungkin dia tahu kalau aku sebentar lagi mencapai klimaks, dan akhirnya menyemburlah cairan dari kemaluanku masuk semua kedalam tubuhnya. Beberapa saat kemudian aku merasakan tubuhku lemas bagai tak bertulang dan kucabut senjataku dari lubang milik vivi.

Aku terbaring disampingnya setelah melepaskan nikmat yang diada tara, dia tersenyum puas sambil menatapku dan memelukku, lalu kami tertidur dengan perasaan masing-masing. Dalam tidur aku memimpikan kegiatan yang barusan kami lakukan dan waktu hampir pagi aku terbangun kudapati vivi masih terpejam dengan wajah yang damai sambil masih memelukku, kulepaskan pelukkannya dan dia terbangun, lalu kami meneruskan kegiatan yang tadi malam terpotong oleh tidur sampai akhirnya kami berdua bangun dan menuju kamar mandi dalam keadaan masing-masing telanjang bulat tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh kami.

Dikamar mandi kami melakukannya lagi, dan kembali dia mengucapkan kata-kata yang tidak habis aku bisa mengerti “Vivi belum pernah melakukan seperti ini sebelumnya ..”.

Akhirnya kami berangkat kerja dari rumah vivi, sengaja masih pagi agar tidak ada orang di kantor yang melihat kedatangan kami berdua untuk menghindari sesuatu yang kami berdua tidak inginkan.

Sampai saya menulis cerita ini, masih tetap terngiang kata-katanya yang sering mengucapkan kata-kata “Vivi belum pernah melakukan seperti ini sebelumnya ..” setiap saya berhubungan dengan dia dengan gaya yang lain.

Berawal dari situlah kami sering melakukan hubungan suami istri, dan itu selalu kami lakukan atas permintaan dari dia, aku sendiri tidak pernah memintanya karena aku tidak mau dia punya pikiran seolah-olah aku mengeksploitir dia. Dan sekarang vivi yang kukenal jauh berbeda dari vivi yang dulu, dia menjadi orang yang ramah dan selalu tersenyum kepada semua orang dilingkungannya.

Selasa, 12 Juli 2011

Hilang Keperjakaanku Oleh Janda


Cerita Panas - Kisah ini Ketika Aku masih duduk di bangku SMU, kira-kira 2000 awal.. sebut saja aku roby yg pda saat itu berusia 19 tahun, dan janda itu mirna 27 tahun dengan body yg mulus dan payudara 36C.. Aku yang semula hanya biasa-biasa saja bersikap pada janda itu. karena kami sering berpapasan di jalan dan bertegur sapa, muncul ide iseng yang sering kuangan-angankan kalo bertemu dengan dia.
pada awalnya aku hanya bercerita biasa, namun dia mulai menanggapi dengan tanggapan yang genit, ketika kami sedang duduk berdua saja malam itu di dalam rumahnya, ternyata mati lampu, segera saja aku menawarkan untuk menyalakan lampu teplok.
setelah aku menyalakannya, dia langsung permisi hendak mandi, tak lama lampu pun padam karena tak ada minyak nya.. lalu aku bertanya dimana dia taruh minyak lampu, lalu dia berkata di kompor masih banyak minyak nya, ambil saja.. Akupun mengambil kompor dan menuangkan kedalam literan, tak kusangka dia datang dengan hanya handuk yg melilit tubuh nya,, aku sempat terperangah melihat payudaranya yg berukuran 36Citu. lalu dia jongkok didepan ku,, aq jadi alah tingkah, tanpa sengaja kulihat gundukan hitam dibalik hamduk diantara selangkangannya..
allamak,, lebat nian bulu jembutnya,, aq terus saja memperhatikan,, sampai2 aku tak sadar kalo perbuatanku diketahuinya.
 
Lalu dia berkata, apa yg kamu lihat,,?
eh,, anu itu.. jawabku
anu apa..?
kamu lihat punya saya ya,,? MAu..?
aku terdiam dan hanya mengangguk sedikit takut.. setelah melihat itu dia melangkah ke kamarnya dan tidak beberapa lama dia memanggilku,, mas sini sebentar.. akupun bertanya2, apa maksudnya..?
lalu aku menjawab,, ada apa.. rapi dia diam saja,,
sekali lagi dia memangil masuklah, aku udah pake baju kok, katanya. Lalu aku masuk dan tiba2 tanganku ditariknya kedalam, lalu aku lihat dua sudah tak berbusana.. dengan cepat aku menutup pintu kamar, takut ada yg lihat, lalu dia bertanya, tadi lihat ini kan,,? sambil menunjuk pada vagina nya,, aq mengangguk..
Lalu kalo sudah liat mau ngapain,,? aq diam dan dia berkata lagi, sekarang aku mau lihat punya kamu..?
aku diam dan dua langsung memegang punya ku, akupun membuka celana dan bajuku, lalu dya menciumi bibir dan merangsangku.. jujur aku tak tahan, ini pertama kali bagiku.. aku coba mengikuti irama permainannya..? bibir kami saling pagit dan aku mulai mahir mengimbanginya..
setelah agak lama kurasakan becek sekitar vaginanya.. lama2 dua bertahan dan mulai mengajakku untuk memasukkan penisku ke vaginanya,, dia melumuri penisku dengan ludah dahulu,, supaya licin katanya.. lalu dia menyuruhku untuk mulai menggoyang pinggulku,, dan rasa ternikmat baru inilah kurasakan,, dya menjerit kecil ketika penisku yg lumayan masik ke vaginanya,, ahh..ohhh…ohhh enak mas…
akupun mulai bersemangat memompakan penisku…sampai pada 30 menitan aku mulai merasakan sesuatu yg aneh pada penisku,, seolah2 ingin muntah..
aku berkata padanya,, mbak aku ada yg mau keluar,, dia menjawab buang didalam aja,, aku lagi tidak subur.. aku menembakan maniku 3x dalam vaginanya croot…croot..croot.. ahhhhhhhh.. mbak enak banget,, ternyata diapun sudah keluar juga dan kami mengulanginya sampau pagi dengan waktu yg lebih lama dari awalnya..
kini dia telah pergi ke jawa dan kami kehilangan contak..

Senin, 11 Juli 2011

Posisi ML Ngeseks Ngentot Terbaik


40 posisi ML terbaik….
Berdasarkan Kamasutra India karya Watsyayana yang terlukis dalam gambar hias kuil Orissa dan Jaipur di India, ada 40 posisi ML (Making Love) yang terbaik dan mampu memberikan kepuasan lebih bagi pasangan anda, tips seks ini bisa membuat pacar anda tak mungkin berpaling :)) *mungkin

1. Triwikrama Uttina Asana
Dalam posisi ini laki-laki berdiri di belakang wanita. Tangan kanan laki-laki memegang punggung kanan wanita. Sementara itu tangan kiri laki-laki melingkar di bawah ketiak wanita, tangan ini juga dapat memegang dada wanita dengan kuat.

Setelah itu kedua kaki, masing-masing kaki kanan wanita dinaikkan ke atas dan ditahan oleh tangan kanannya, lalu kaki kiri laki-laki juga naik dan ditahan dengan tangan kiri wanitanya. Adegan ini dilakukan terus menerus.

2. Solacitakam
Laki-laki dan wanita duduk, lantas laki-lakinya melakukan penetrasi kepada wanita, sembari mengangkat kedua kaki masing-masing sebatas kepala. Kemudian yang laki-laki menaikkan kaki kanan, wanita menaikkan kaki kiri, saling menyilang dan bersamaan dengan gerakan itu yang dibuat keduanya berlangsung dengan hormat.

3. Bhuganakam
Adalah laki-laki duduk di ranjang dengan kaki diselonjorkan sehingga badan atas dan bawah menyerupai huruf L. Sementara itu yang wanita duduk diatas laki-laki dengan posisi badan menghadap ke depan. Kaki kanan wanita diangkat sampai badan laki-laki, disaat itu tangan kiri laki-laki memegang tengkuk wanita, tangan kanannya memegang payudara kanan. Lalu keduanya saling bergerak-gerak dengan irama yang indah.

4. Upavishta Shoolachitikam
Kaki kanan laki-laki berada di atas kaki kiri wanita dengan pertemuan kedua selangkang yang saling rapat. Tangan kanan wanita menarik punggung kanan laki-laki, kemudian tangan kiri wanita menahan kaki kanan laki-laki yang menumpuk di kaki kirinya, lalu tangan kanan laki-laki membilas payudara kiri. Setelah itu keduanya saling bergerak-gerak pula dengan irama nan indah.

Ada pula posisi berdasarkan buku Kamasutra ‘The Kama Sutra Of Vatsyayana’ yang ditulis pada abad ke 3 Masehi.

5. Teratai Mekar
Posisi wanita berbaring telentang membuka kaki selebar mungkin, merendahkan kepalanya dan mengangkat bagian-bagian tengah tubuhnya. Pihak laki-laki memeluk bagian tengah, sehingga memudahkan masuknya penis ke dalam vagina.

6. Kuncup Teratai
Posisi kurang lebih sama seperti diatas, hanya saja pada bagian ini wanita mengangkat kedua belah pahanya dan membiarkannya tetap terbuka lebar lantas melakukan ML. Pada posisi ini laki-laki dapat bergerak zig zag, juga dari depan ke belakang.

7. Tekukan Teratai (Indrani)
Wanita menekuk lututnya sehingga kedua paha dan betisnya saling berdempetan lalu posisi berbaring menyamping. Sementara itu laki-lakinya ‘menyerang’ dari posisi paling mudah. Lakukan secara berulang-ulang, karena agak susah apalagi bagi yang ‘jam terbangnya’ kurang.

8. Teratai Mengunci
Kedua kaki laki-laki maupun wanita direntangkan lurus keluar ke arah pasangan masing-masing, disesuaikan dengan kebiasaan tidur . Pada posisi miring, pihak laki-laki harus selalu berbaring dengan sisi kiri tubuhnya, sedangkan wanita berbaring miring pada sisi kanannya.

9. Teratai Menekan
Jika sudah dalam posisi mengunci, kemudian wanita menekan vaginanya menuju penis dengan kedua pahanya. Tekanan dari depan ke belakang yang kuat terhadap penis, akan menimbulkan sensasi yang luar biasa, meski agak sulit.

10. Teratai Memeluk
Salah satu paha wanita ditempatkan melintang ke paha pasangannya. Posisi ini sangat mudah dilakukan dengan santai. Duduk berhadapan , sementara kedua tangan saling berangkulan. Hujani ciuman dan dekapan hangat agar semakin panas.

11. Belahan Teratai
Wanita meletakkan salah satu kakinya diatas bahu pasangan. Kaki yang satunya lagi direntangkan lurus ke depan, kemudian kaki yang direntangkan itu diletakkan diatas bahu pasangan. Lalu kaki yang tadi diletakkan diatas bahu direntangkan keluar, lalu lakukan secara bergantian.

12. Teratai Gantung
Laki-laki menyandarkan tubuhnya pada sebuah tembok, sementara wanitanya duduk diatas kedua tangan pasangannya yang disatukan dan menyangga pantat wanita. Lalu wanita melingkarkan kedua tangannya pada leher laki-laki, lantas meletakkan kedua pahanya dipinggang lali-laki, sembari mengerakkan dirinya dengan kedua kakinya, dimana menyentuh tembok tempat sandaran laki-laki.

Seni Erotik Perancis dalam buku Romantique yang di dalamnya dibahas oleh beberapa penulis Perancis, antara lain :

13. Ne Me Chiffon Pas
Wanita berada di atas ranjang, tidak berbaring namun dalam keadaan telentang, dengan kepala bersandar di atas bantal yang ditonggakkan di tiang ranjang. Sementara itu kaki dibuka lebar-lebar agar tubuh laki-laki dapat masuk ditengahnya.

Kedua kaki wanita dirangkulkan di punggung laki-laki. Terus kedua tangan laki-laki merangkul pinggang wanita. Kemudian badan laki-laki digerakkan ke bawah, badan wanitanya digerakkan ke atas.

14. La Chandelle
Dalam posisi ini, lutut wanita berada di atas ranjang kemudian tangan kanannya ditekuk untuk di bawah muka sementara itu tangan menopang kepala. Dengan posisi seperti ini bokong atau pantat wanita mumbul sebatas panjang pahanya, lantas laki-laki mendekatkan badannya di belakang wanitanya. Lalu dimainkan tarian sesuka hati mengikuti irama.

15. Le Bidet
Laki-laki berada di bawah, tidak berbaring melainkan menengadah ke atas dengan kedua tangan menekan ranjang sehingga tampak seperti empat kaki meja. Wanitanya naik di atas dengan merangkul kedua tangannya di punggung laki-laki. Lalu laki-lakinya bergerak mendorong ke bawah. Iramanya tetap sesuka hati.

16. Une Bonne Position
Pada posisi ini laki-laki berada di bawah wanita. Tapi kaki kiri lelaki menumpang di atas kaki kanan wanita. Lalu tangan kiri laki-laki memegang bahu wanitanya. Sementara itu kaki kiri wanita ditumpangkan di bahu kiri laki-laki. Kepala laki-laki mendangak dan tangan kiri wanitanya menonggak leher yang laki-laki. Kemudian keduanya bergerak menuruti irama dengan lepas.

Bagaimana dengan posisi ala china atau yang sering disebut dengan Tao. Bisa dicoba dengan posisi-posisi berikut :

17. Cengkraman dari Atas dan Belakang
Wanita duduk diatas pasangannya, dengan membelakangi wajah lelakinya. Posisi berhadapan dengan kaki sembari memegang dan mengelus kaki pasangan laki-lakinya. Posisi ini memberikan keleluasaan laki-laki untuk menyentuh bagian vagina serta mempermudah masuknya penis.

18. Cengkraman Samping
Posisi wanita berada diatas, sementara laki-lakinya setengah berbaring dengan mengangkat salah satu pinggulnya secara miring. Wanitapun posisinya menyamping.

19. Saling Mencengkram
Duduk berhadapan, wanita berada diatas sembari merangkul serta mengelus dada pasangannya. Laki-laki mengepalkan tangannya dibawah. Lakukan dengan irama nan teratur sembari berciuman.

20. Cengkraman Berguling
Saling berbaring dalam posisi menyamping, seraya berpelukan. Kedua tangan pasangan melingkar pada daerah pinggul atau bokong. Dalam posisi ini masing-masing pasangan dapat menghujani ciuman serta dekapan hangat.

21. Cengkraman Jatuh
Masih dalam posisi duduk berhadapan, wanita berada diatas paha laki-lakinya. Posisi ini sebaiknya dilakukan dengan menggunakan bangku empuk bukan di ranjang. Supaya leluasa untuk melakukan gerakan ini.

22. Penyembahan diAtas Matras
Wanita berbaring di tempat yang lebih tinggi (diatas matras atau meja) dengan membuka lebar-lebar bagian paha dan kakinya, hingga bagian lutut kaki ditekuk diujung meja atau matras. Sementara itu pasangan laki-lakinya setengah berdiri ditopang oleh kedua lututnya.

23. Permainan Ujung Dalam
Wanita dalam posisi telentang di bawah, mengangkat kedua kaki kemudian menyandarkannya di pundak laki-laki. Sementara itu laki-laki menekuk lututnya seraya mengangkat bokong wanita agar lebih dekat dengan alat vital. Posisi ini jelas sangat disukai wanita karena dapat menikmati serangan agresif dari pasangannya, ‘ke ujung paling dalam’.

24. Penaklukan dari Buritan
Seperti push up, wanita menahan kedua tangannya dibawah. Kepalanya bersandar pada tangan agak turun sementara bagian bokong lebih tinggi. Sedangkan laki-lakinya setengah berdiri dengan menekukan lututnya serta memasukan penisnya dari belakang.

Sedangkan posisi yang populer di kalangan awam, antara lain :

25. Enam Sembilan (69)
Paling gampang dan sudah sangat populer. Masing-masing menghadap alat vital pasangan.

26. WOT (women on top)
Wanita sesekali berada di atas dan ini paling banyak disukai oleh laki-laki sebab sembari ML dengan leluasa dapat menikmati seksinya tubuh wanitanya.

27. Millitary
Layaknya merayap seperti dalam pertempuran. Posisi ini sangat mudah dilakukan dimana secara bergantian laki-laki maupun wanita berada diatas.

28. Doggy Style
Agak nakal dengan posisi wanitanya merapatkan kaki sementara yang laki-laki melebarkan kakinya. Setelah itu melakukan penetrasi. Agar lebih nyaman wanita bisa merebahkan kepala serta bahunya di bantal. Posisi ini memungkinkan kenikmatan penetrasi yang lama dan dalam.

29. Rabbit Ears Style
Wanita berbaring di atas ranjang, kemudian mengangkat kakinya yang terbuka lebar ke arah telinganya. Lalu yang laki-laki menahan kedua kaki wanitanya. Setelah itu melakukan penetrasi, bergerak dengan maju mundur. Supaya penetrasinya gampang, laki-laki bisa menaruh bantal dibawah pantat wanitanya.

30. V Formation
Posisi ini hampir sama dengan yang di atas. Pada posisi ini kaki wanitanya tidak sampai ke telinga, namun bisa dengan mengangkat kakinya ke arah langit-langit. Lalu melakukan penetrasi. Sementara itu yang laki-laki membantu dengan memegang bagian ankle-nya kemudian merentangkan kedua kaki pasangan hingga bentuknya seperti huruf V. Supaya tidak capek, kaki wanita bisa diletakkan di bahu laki-laki. Pada posisi ini pun laki-laki bisa menstimulasi klitoris pasangan sembari penetrasi.

31. On A Mission
Posisi dasar yang mudah dilakukan dimana posisi ini Anda dapat menyentuh hampir semua tubuh pasangan. Laki-laki berada diatas setengah berbaring. Posisi ini Anda dapat memanjakan pasangan dengan mengusap wajah, telinga dan leher dan meremas bokong pasangan. Bahkan berbisik kata-kata nan mesra terhadap pasangan. Banyak Ciuman yang dilakukan dalam posisi seperti ini.

32. The Variations
Posisi kedua kaki wanita diatas pinggang laki-laki atau sebaliknya. Lebih fleksibel lagi bila kaki direndahkan dari posisi yang tadi. Sembari ditekuk supaya tubuh wanitanya terangkat agar memudahkan penis masuk ke dalam vagina. Gerakan penis bukan hanya keluar masuk, namun juga menyamping hingga Anda berdua mencapai puncak gairah. Posisi ini sangat nyaman, karena bisa merasakan masuknya penis secara perlahan dan pasti.

33. Push Ups
Seperti gerakan push ups. Dilakukan secara bergantian dengan menindih pasangan sementara tangan dikepalkan di lantai. Apabila wanita berada dibawah, lantas memegang tubuh laki-laki. Dalam posisi ini terasa sekali keluar masuknya penis, dimana laki-laki dapat menundukkan kepalanya menyentuh payudara.

34. Rollovers (bergumul)
Bergumul sembari mendekap erat. Wajah saling memandang lekat dimana penis masuk ke dalam vagina. Jika lelah dengan posisi ini, Anda dapat menyamping agar lebih rileks. Posisi ini penetrasi yang terjadi hasilnya maksimal.

35. The Lawn Swing
Mulailah dari posisi dasar atau Missionary. Lalu sit up dan melakukan posisi setengah duduk sembari menekan lutut. Dengan cara ini laki-laki bisa mengangkat bokong wanita agar penis lebih dekat ke vagina.

36. The Sitting Tango
Duduk saling berhadapan seperti adegan filmnya Marlon Brando dalam ‘Last Tango in Paris’. Penis masuk dalam vagina, meski sedikit sulit namun coba lagi dimana masuknya penis terasa hangat sembari berpelukkan erat.

37. Taking It To The Top
Wanita berada diatas, hampir sama dengan WOT (women on top), laki-laki sangat menyukai posisi ini karena ia dengan leluasa meremas payudara wanitanya.

38. Twist and Shout
Wanita berada diatas laki-laki. Layaknya berputar sembari mengerang nikmatnya posisi ini dimana kedua kaki wanita berputar sambil menekan penis.

39. Coming From Behind
Istilah populernya lewat pintu belakang. Anda pasti tahu bagaimana memperagakannya, bukan?

40. The Lovin’ Spoonful
Hampir sama dengan nomor diatas, hanya saja wanita dalam posisi berbaring. Posisi ini sedikit sulit apalagi jika belum ereksi benar.

#Itu adalah tips posisi ngentot yang bisa memberi kepuasan lebih buat istri, gebedan, pacar, bokin, tante girang semuanya lahhh… :D#

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

"Bagaimana Mengubah Modal Rp 350.000,- Menjadi Penghasilan Rutin Rp 75 Juta/Bulan dari Bisnis Sederhana di Internet?" info lengkap Klik disini!

E-book Download "Tehnik Arab-Sudan Untuk Memperbesar Penis + Menambah Ereksi KERAS & KUAT + ML Tahan Lama" klik disini untuk download atau klik webnya disini!

"Anda Dapat Bertambah Tinggi 2 cm s/d 10 cm Dalam Waktu 4 Bulan" Caranya? download ebooknya disini atau Klik disini!

Download Ebook "SOLUSI SOAL CINTA: BUATLAH WANITA JATUH CINTA KEPADA ANDA, Cara Memikat Wanita Idaman" klik disini untuk download atau klik webnya disini

Cari Blog Ini