Ads 468x60px

Pages

Rabu, 06 Juli 2011

Jembut Lebat Abg


Cerita Panas - Minggu malem kemaren, aku mendapat undangan dari temanku yang nikah. Pesta dilaksanakan disalah satu hotel bintang 5 yang mewah antara jam 7 - 10 malem. Aku pikir karena undangannya sampe jam 10 malam, maka aku sampai ditempat pesta sudah jam 8 lewat. Makanan dan minuman masih berlimpah, tetapi aku tidak dapat menemukan teman2ku yang diundang jugadiantara sekian banyak tetamu yang datang. Terpaksalah aku seperti kambing yang nyelonong ke kota, gak kenal siapa2. Setelah memberi selamat kepada temanku yang nikah, aku survei makanan yang disediakan. Banyak sekali ragamnya, sampai bingung aku memilihnya. Aku ikutan antre disalah satu saung yang menyediakan lontong capgomeh, cukup lama antrinya
tetapi masih kebagian. Setelah itu aku mengambil makanan lainnya. Setelah kenyang aku mengambil es doger sebagai penutupnya. Ketika aku sedang menikmati es doger, kulihat ada seorang lelaki yang memandangiku terus. Kulihat bapak itu belum tua, tetapi yang pasti bukan anak muda lagi. Ganteng juga, badannya tinggi tegap. Kulihat dia tersenyum melihatku, mata jelalatan menyambar tubuhku. Memang ketika itu aku memakai gaun mini 5cm diatas lutut, tanpa lengan yang belahan dadanya bentuk V dan rendah, sehingga toketku yang montok mengintip keluar dari belahan yang rendah itu. Si bapak memandangi toketku seakan dia ingin mencaploknya, juga dia menelusuri paha mulusku dengan matanya. Aku sudah terbiasa dengan pandangan lelaki yang bernapsu seperti itu. Aku mengambil inisiatif untuk menghampirinya. "Malem om", sapaku. "Malem, sepertinya kita pernah ketemu, tetapi dimana ya". Basi banget ucapan basa basi seperti itu. "Saya Ines om, Ines juga lupa ya dimana kita pernah ketemu", aku menimpali basa basinya. Dia menyebutkan namanya, Andre, "Kamu dateng sendiri". "Iya om, sepertinya Ines kemaleman datengnya". "Ah jam segini mah belum kemaleman, kan pestanya sampe jam 10 malem". "Iya, tetapi temen2 Ines sepertinya dah pada pulang, dari tadi Ines ngider2 tapi gak ketemu seorangpun temen". "Kan sekarang kamu dah ada temennya". "Siapa, om". "Ya sayalah, emangnya saya gak qualified untuk jadi temen kamu", dia mengatakan demikian tetapi matanya terus menyambar belahan toketku. "Om ngeliatain apa sih", sengaja aku memancing dia. "Ah enggak, kamu cantik sekali, sexy lagi", gombalnya. "Ah Ines biasa saja, kan banyak perempuan cantik di pesta ini". "Yang cantik banyak, tetapi tidak semenarik kamu". "Apanya sih yang menarik dari Ines, kayanya Ines biasa2 aja tuh". "Kamu sexy sekali Nes, pakaiannya". "Om suka ya sama gaun Ines". "Suka banget Nes, apalagi kalo gaunnya dilepas", dia mulai menggodaku. "Ih, om genit ah, masak mo ngelepasin gaun Ines". "Kalo Ines gak keberatan, kita cari tempat ngobrol diluar yuk Nes". "Dimana om, iya sih disini rame banget, gak bisa ngobrol santai". "Oh Ines pengen santai toh malem ini, ketempatku aja yuk". "Emangnya ditempat om ada apa". "Ada kolam renang Nes, ngobrol dipinggir kolam renang kan asik". "Malem2 gini mo berenang, om. Ines juga gak bawa baju renang". "Ya kalo Ines mau berenang bole juga, gak usah pake baju renang juga bisa kan berenang. Malem malah airnya kerasa anget, apalagi kalo berenangnya berdua". "Ih om makin genit deh", kataku sambil mencubit lengannya. Dia menggandeng tanganku dan mengajak aku meninggalkan tempat pesta. Karena tadi sudah memberi selamat kepada temanku yang nikah, pulangnya ya langsung aja. Aku mengambil tas pakaian yang aku titip di meja penerima tamu. "Kamu bawa apa Nes". "Ini baju Ines om, tadi langsung kemari sehingga Ines tadi ganti dengan gaun ini di toilet". "Abis pergi aja om". "Emangnya kamu tadi dari mana".

Di mobil, kami ngobrol santai, jalanan tidak macet dan dia mengendarai mobilnyapun secara santai tidak cepat2. Tangannya mulai mengelus pahaku yang makin tersingkap karena gaun miniku terangkat makin keatas ketika aku duduk. Aku membiarkan tangannya mengelus2 pahaku, makin lama makin keatas dan menyusup kebawah gaunku. "Om, geli ah. Udah gak sabar ya pengen ngegarap Ines", pancingku. "Oh Ines mau toh aku garap. Kamu sering ya Nes digarap lelaki. Tadi sebelum dateng ke pesta kamu dah kencan dulu ya". "Om tau aja. Sering sih enggak om, Ines kan milih2 orangnya". "Tipe kamu seperti apa Nes". "Ya kayak om lah, tinggi, ganteng dan tegap badannya, tipe Ines banget". "Makanya kamu mau ya Nes aku ajak", tangannya sampe keselangkanganku. Aku mengangkangkan pahaku sehingga jarinya mulai menggosok bukit nonokku, sebentar saja cd miniku sudah basah. "Nes, sudah basah begini, kamu udah napsu ya Nes. Padahal tadi kan udah kencan". "Kencannya gak sampe gelut kok om". "O jadi belum tersalurkan dong. Wah kita bisa langsung dong, kamu kan tadi dah pemanasan. Tempatku dah deket kok Nes". Benar saja, gak lama kemudian, mobilnya berhenti didepan sebuah rumah, dia membuka pintu pagar, memasukkan mobil dan menutup pintu pagar kembali. "Om tinggal sendiri ya, kok sepi banget rumahnya". "Iya kalo malem, pembantu dah pulang. Aku tinggal sendiri, aku kan duda cerai tanpa anak".

Aku diajaknya masuk ke rumah, langsung diajaknya ke halaman belakang. Dia menyalakan lampu tamannya, suasananya romantis sekali. Lampu yang temaram itu membuat suasana disekitar kolam renang menjadi temaram. Ada gazebo kecil ditepi kolam renang, yang isinya dipan besar dengan matrasnya. "Wah romantis sekali om suasananya". Aku duduk didipan, dan dia duduk disebelahku. Dia memelukku dan langsung melumat bibir mungilku, kami saling kecup, lidah pun saling sedot, tangannya meremasi toketku yang montok dari luar gaunku, sedangkan aku memeluk punggungnya. Kami demikian hanyut dalam birahi. Tangan satunya memasuki gaunku dan mengelusi paha putih mulusku, sebentar kemudian tangannya keluar bawah dari gaunku, kali ini beserta sebuah kain warna putih, oh rupanya dia menarik lepas celana dalamku. Aku juga mengangkat badan dan menggerakkan kakiku membantu celana dalam itu lolos. Sementara itu tangannya menyusup kedalam braku melalui belahan dada yang rendah dan langsung meremas2 isinya, pentilku menjadi sasaran berikutnya, diplintir2nya. "Om, emmhh…mmmhh...aah", aku hanya bisa mengerang kenikmatan. Tangan satunya mengangkangkan pahaku,
menyentuh nonokku yang sudah tidak tertutup celana dalam. Dia mengangkat kaki kiri ku ke dipan sehingga pahaku makin terbuka dan menampakkan nonokku yang berjembut lebat. "Nes, jembut kamu lebat sekali, pantes napsu kamu besar. Aku paling suka ngen totin abg yang jembutnya lebat, binal banget". Tanpa melepas ciuman, aku meraih selangkangannya dari luar celananya. Kupijat bagian yang sudah menggelembung itu dengan lembut. “Hehehe…udah gatel yah Nes, bentar yah aku buka dulu !”

Dia melepas ciuman untuk membuka celananya. Aku tertegun melihat kontolnya yang panjangnya sekitar 17cm, hitam dan mengacung diantara pahanya yang besar dan berbulu. Setelah itu dia juga menarik lepas gaun yang kukenakan disusul melucuti pakaiannya sendiri hingga bugil. Perhatianku beralih sejenak dari kontolnya ke tubuhnya yang berotot, kemudian kembali lagi ke kontolnya yang terlihat gagah dan keras, terlihat dari guratan-guratan urat di sekitarnya. Belum ditusuk aku sudah merasa dirinya luluh lantak tersugesti oleh apa yang kubayangkannya sendiri. Aku menggenggam kontolnya dan mulai menjilati kepala kontolnya itu. Sambil mengoral dia melepaskan braku juga sehingga akupun telanjang bulat seperti dia. Tangannya tidak membiarkan toketku nganggur, sambil menikmati seponganku, diapun meremas2 toketku dengan gemasnya. Pentilku yang sudah mengeras kembali diplintir2nya. "Pentil kamu besar, sering diemut ya Nes. Enak banget isepanmu Nes, kamu dah pengalaman sekali nyepong kon tol ya". Aku memasukkan kontolnya ke mulutku, di dalam mulut kumainkan lidah sehingga memberi sensasi nikmat. Dia melenguh nikmat merasakan seponganku yang profesional itu, tangannya terus meremas toketku yang menggantung. “Oohh…iyahhh…terus Nes, enak banget…emut terus !” Dia juga blingsatan karena sepongan ku, dia meremasi rambutku dan juga toketku. Aku mengkombinasikan hisapan dengan kocokan dan belaian pada kon tol dan biji pelir nya.

Tiba2 dia melepaskan kontolnya dari emutanku, aku disuruhnya menungging didipan dan dia jongkok dibelakangku. Aku merasakan lidahnya mulai menggarap nonokku yang sudah sangat basah itu. "Om, aakh, nikmat banget", giliran aku yang mengerang, Kini titik sensitif tubuhku diserang habis-habisan. Dia kemudian menyedot nonokku hingga mengeluarkan suara-suara ciuman. Wajahnya makin terbenam diantara jembut ku, dengan jarinya dibukanya bibir nonokku memperlihatkan bagian dalamnya yang merah basah. Dia lalu menjilati itilku dengan rakus. Aku makin menggelinjang dan menggoyangkan pantatku akibat sensasi yang
ditimbulkannya. Dia sangat menikmati no nok ku sambil menggeram-geram penuh birahi. “Yeeaahh…enak, wangi Nes, sslluurrpp…sssrrpp". Tiba-tiba dia menghentikan jilatannya.

Aku meringis karena di belakang sana dia mendorong kon tolnya ke nonokku. “Uuhhh…pelan-pelan om, oohh…oohh…!!” rintihku dengan menengok ke belakang
melihat kon tol itu pelan-pelan memasuki nonokku. Aku merasakan nonokku penuh sesak oleh kon tol itu, benda itu bahkan menyentuh dinding rahimku. Dia mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur, gesekan-gesekan nikmat langsung terasa baik oleh yang si penusuk maupun yang ditusuk. Aku menggelinjang nikmat, tubuhku melengkung ke belakang, aku mengerang. Dia kembali menaikkan tempo genjotannya, tangannya yang tadi cuma berpegangan pada pinggangku menjalar ke depan meremasi dua toketku. “Oooohhh…aahhh….eehhmm…om !” suara lirih keluar dari mulut ku setiap kali dia menyodok-nyodokkan kontolnya. Cairan pelumas dari nonokku makin banyak sehingga kontolnya yang sedang keluar-masuk di sana semakin lancar. Perasaan nikmat menjalari tubuhku hingga akhirnya membobolkan pertahananku. Aku mulai mengejang seiring nafasku yang makin memburu. Sebuah erangan panjang menandai orgasmeku. Serangan dia semakin ganas dan dia menyusul ke puncak beberapa menit kemudian. "Nes, aku mau ngecret Nes, didalem ya". "Iya om, ngecretin pejunya didalem aja om, nikmat...aah". Pejunya yang hangat mengisi liang nonokku, dia melenguh melepaskan cairan itu serta mendekap erat tubuhku hingga jatuh telungkup menindihku. Setelah orgasmenya reda, dia beringsut dan duduk di posisinya semula. Aku masih telungkup didipan, keringat membasahi tubuh dan wajahku, dari selangkanganku cairan itu meleleh membasahi daerah itu juga matras di bawahnya. "Nes, nikmat banget ngen tot sama kamu, jauh lebih nikmat dari abg yang sering aku en tot. no nok kamu hebat empotannya, aku belum pernah ngerasain empotan seperti kamu punya. Aku mau lagi ya Nes".

Gila banget, baru aja ngecret dia sudah ngaceng lagi. kon tolnya kuremes2 untuk menyempurnakan ngacengnya. Kukocok2 sampai mengeras sekali. Disuruhnya aku tidur telentang dan langsung kuturuti tanpa disuruh kedua kali. Setelah posisinya pas, dia merenggangkan kedua belah pahaku dan menempelkan ujung kontolnya pada bibir nonokku. "Ooohh…!” desahku dengan tubuh bergetar ketika kontolnya mulai memasukinya. Aku meraih telapak tangannya dan meletakkannya di toketku minta diremasi. Perlahan dia mulai memaju-mundurkan pantatnya sambil menggerayangi toketku, pentilku dia cubit pelan, sesekali digosok-gosokkannya jarinya di sana, sesekali mulutnya juga nyosor melumatnya sehingga pentilku makin mengeras. “Enak yah Nes, kapan nih pertama kali ngen tot ?” tanyanya dekat telingaku tanpa melepas tangannya dari toketku. “Dulu di…smu…hhhmmmhh… enam…aah…belas tahun !” jawabku dengan lirih. “Sekarang ada pacar Nes ?” tanyanya lagi sambil memelintir pentilku. “Nggak ada om…lebih enak ngen tot sama om om !” Dia memagut bibirku, dicumbunya aku dengan penuh nafsu, Demikian halnya dengan aku yang tengah dilanda birahi, aku tak kalah seru membalas serangan mulut dia sampai terdengar suara-suara kecupan disamping desahan yang teredam, lidah dia yang tebal dan kasar menyapu segenap rongga mulut ku, air liur nampak menetes dari sudut bibir kami. Dia terus menggenjoti ku sambil menggumam tak jelas, terkadang dia melakukan gerakan memutar sehingga aku merasa nonokku diaduk-aduk. Sodokan-sodokannya pada nonokku makin mendekati puncak kenikmatan, genjotannya semakin cepat dan mulutnya makin menceracau. Hal serupa juga kualami karena syaraf-syaraf pada organ kewanitaanku bereaksi makin dahsyat mengirimkan sensasi nikmat ke seluruh tubuhku. Kami pun mencapai orgasme berbarengan, sekali lagi cairan peju mengisi nonokku, sampai meluber sebagian melalui pinggir bibir nonokku. "Om, nikmat banget. Om kuat banget sih ngen totnya, bisa 2 ronde berturutan. Ines sampe lemes om". "Iya Nes, nikmat banget sih ngen totin kamu, jadilah aku ketagihan. Kamu lemes ya Nes, ya udah kita istirahat aja dikamar. Ntar kita maen lagi". Aku diajaknya masuk ke kamarnya. Gaun dan daleman aku bawa, akupun terkapar diranjang masih bertelanjang bulat, dan tak lama kemudian aku tertidur.

Ketika aku terbangun, hari sudah ampir pagi. Kulihat jam, jam 5 lebih. Aku melihat dia juga terkapar disebelahku, tertidur dengan kon tol yang sedang ngaceng. Hebat juga dia, tidur aja kontolnya ngaceng begitu. aku jadi tertarik untuk duluan menggarap kontolnya. Aku pun mulai menggenggam kon tol itu dan mendekatkan ke mulutku. Gila perkasa banget, keras dan urat-uratnya nonjol gini, demikian kata ku dalam hati, diam-diam aku mengagumi keperkasaan kontolnya. kontolnya masih sedikit lengket karena masih berlumur peju dan cairan nonokku yang hampir kering. Aku membuka mulut selebar mungkin untuk memasukkan benda itu yang tidak muat seluruhnya di mulutku yang kecil. Kemudian aku mulai mengisapnya sambil mengocok pangkalnya yang tidak masuk mulut dengan tanganku. Dia terbangun, tersenyum dan tak lama kemudian mulai melenguh kenikmatan. "Nes, sarapannya nikmat banget deh".

Kurang dari lima menit dia menyudahi oral seks itu, kini dia menaiki dada ku dan menjepitkan kontolnya yang basah diantara kedua gunung kembarku. Toketku yang bulat montok itu rupanya menggoda dia untuk mencoba ‘breast fucking’, digesek-gesekkannya kontolnya diantara himpitan toketku. Dia sedang bergumul diatas dadaku bagaikan cowboy yang sedang main rodeo di atas tubuhku yang terlonjak-lonjak karena enjotannya. Dengan napsu yang sudah diubun2, dia menghentikan aktivitasnya ditoketku. Aku dipeluknya kembali, diciumnya sambil tangannya mulai menggosok jembut lebatku, kemudian enyelam di hutan jembut dan menyentuh bibir nonokku. “Sshhhh…eemmhh !!” akhirnya akupun tak sanggup lagi menahan desahan. Lidah menyeruak masuk ke mulutku yang terbuka ketika mendesah. Jari-jari nya mulai terasa memasuki nonokku dan bergerak liar seperti ular sehingga menyebabkan daerah itu semakin becek. Erangan tertahan terdengar dari antara percumbuan yang panas itu. Diciumnya leher jenjangku sehingga bulu kudukku merinding dan semakin horny. Tangannya kembali menggosok bibir nonokku sehingga tubuhku bergetar menahan rangsangan yang diberikannya. Hembusan nafas dan ciumannya pada telingaku membuat nafsuku makin naik. Dia juga menyusu toketku. Pipinya sampai kempot menyedot pentilku, sepertinya dia sangat gemas dengan toketku yang putih montok dengan pentil kemerahan itu. Aku mendesah nikmat dengan kepala menengadah dan mata terpejam. Kemudian dia menindih tubuhku, kembali dia mencumbuku dengan ganas, kami berpelukan erat sambil memainkan lidah masing-masing. Dari bibir ciuman dia merambat turun sambil lidahnya menjilati leher dan pundakku hingga ke toketku. Mulutnya mengenyoti kedua gunungku secara bergantian, daerah itu jadi basah oleh ludahnya.

“Aahh…ahhh…mmmhh !” desah ku sambil meremasi rambutnya. Puas dengan toketku, lidah nya menari-nari kebawah sehingga akhirnya menyapu dinding nonokku, terkadang juga menyentuh itilku. Tangan kirinya menjulur ke atas memijati toket kiriku, sedangkan tangan kanannya mengelusi paha dan pantatku, sesekali juga ikut memainkan jarinya pada nonokku. Sebentar saja badanku sudah menegang. “Oohh…om, aaahh !” Kedua paha mulusku makin menghimpit wajahnya. Dia dengan rakus menyedoti cairan cintaku sampai terdengar bunyi menyeruput.

Setelah itu dia bangkit, pahaku dia buka lebih lebar dan diarahkannya kepala kontolnya ke nonokku. Dia lalu menekan kontolnya pada nonokku yang sudah becek itu. aku tersentak ketika kontolnya menyeruak masuk dengan agak kasar ke dalam nonokku, terasa sekali kontolnya menggesek dinding nonokku yang penuh lendir. “Aaww…aagghh !” desahku dengan badan tertekuk ke atas. Dia mengen toti aku dengan ganas sehingga toketku tergoncang-goncang seirama hentakan tubuhnya. Mataku merem-melek merasakan tusukan kontol nya yang datang bertubi-tubi. Aku mengarahkan pandangannya ke wajah lebar berkumis itu yang sedang menatapku dengan takjub. Dia terus mengen totiku sambil memelukku. Aku melingkarkan tangan kelehernya. “Ah…iyah om…aahh-ah-terus !” aku menceracau demikian secara refleks. Sebuah benda basah yang hangat mendadak terasa menggelitik telingaku, rupanya dia sedang menjilati daerah itu. Jilatan dan hembusan nafasnya di sana membuat gairahku semakin meledak-ledak. Selanjutnya bibirnya bergeser ke pipiku, sapuan kumisnya terasa pada wajahku yang halus hingga bertemu dengan bibirku yang tipis. Desahanku pun teredam karena mulutku dilumat oleh nya. Mulutnya yang lebar itu seolah-oleh ingin menelan aku, lidahnya yang kasap itu menjelajahi rongga mulutku membuat agak gelagapan. Dia terus menindihku, menaik-turunkan tubuhnya sambil menciumi leherku. Rasa nikmat itu kuungkapkan lewat desahan, sesekali aku menggigiti jariku sendiri, kedua tungkaiku melingkari pinggang dia seolah meminta ditusuk lebih dalam lagi. Dia meningkatkan frekuensi genjotannya sambil melenguh nikmat merasakan seretnya nonokku yang menjepit kontolnya.

Duapuluh menit berlalu, dia kini mengubah gayanya. Tubuhku dia baringkan menyamping, paha kiriku dia angkat ke bahu, kemudian kontolnya kembali memasuki nonokku lewat samping. Dengan begini kontol nya dapat melakukan penetrasi lebih dalam. Dia melanjutkan genjotannya dan meraih sebuah toketku, diremasnya toketku itu dengan gemas sehingga aku merintih. Tubuhku maupun dia sudah berkeringat, kami saling memacu tubuh masing-masing. Diambang klimaks dia makin ganas menyodok aku yang orgasme tak lama kemudian, dia menggeram panjang lalu mengganti lagi posisinya menjadi doggie style, kegemaranku. Dia menyodoki nonokku dari belakang. Kedua tangannya mendekap dadaku, telapak tangannya menggerayangi kedua toketku yang bergoyang-goyang itu. Ada suatu sensasi dahsyat mengalir dalam tubuhku, semakin terasa hingga akhirnya tubuhku kembali mengejang hebat, dan cairan nokku sekali lagi membasahi selangkanganku dan meleleh ke pahaku. Bersamaan dengan itu juga terasa cairan hangat mengisi
nonokku. Dia juga telah orgasme tapi terus memompa aku dengan kecepatan makin menurun, pejunya ikut meleleh bercampur dengan cairan nonokku. Setelah gelombang orgasme itu reda, aku merasa tubuhku lemas kehilangan topangan, mungkin sudah roboh kalau saja tidak didekap nya. Dia membaringkan aku dan berbaring disebelahku. “Hebat Nes, makasih ya!” katanya sambil memeluk dan menciumku.

Setelah istirahat sejenak, dia mengajakku ke kemar mandi. Aku berjalan ke arah shower dan dia mengikuti dari belakang. Air hangat mengucur membasuh dan menyegarkan tubuh kami, kuambil sabun cair dan menggosokkannya ke sekujur tubuhnya. Demikian juga dia melakukan hal yang sama padaku, kami saling menyabuni satu sama lain. Kami saling mengelus bagian tubuh masing-masing, suatu ketika ketika tangannya sampai ke bawah, membelai bibir nonokku sekaligus mempermainkan itilku. "Uuhh..om", aku menjerit kecil dan mempererat pelukanku padanya. Dia juga mengelusi punggungku lalu mulai turun ke bawah meremas bongkahan pantatku. Darahku pun mengalir makin cepat. Dia mendekatkan wajahnya padaku dan mencium bibirku yang terbuka karena sedang mendesah, selama beberapa menit bibir kami berpagutan. Kemudian aku memutar badanku membelakangi dia supaya bisa lebih nyaman menikmati belaiannya pada daerah sensitifku. Dengan tangan kanannya dia memainkan toketku, pentilku dipencet dan dipilin hingga makin menegang, tangan kirinya meraba-raba selangkanganku. Perbuatannya yang mengobok-obok nonokku dengan jarinya itu hampir membuatku nyampe. Aku masih menikmati jari-jari dia bermain di nonokku ketika dia membalikkan badanku menghadap ke dia kembali. Tangannya mendarat di toket kiriku dan meremasnya sambil sesekali memelintirnya. Lalu dia membungkuk dan
mengarahkan kepalanya ke toket kananku yang langsung dikenyotnya. Aku memejamkan mata menghayati suasana itu dan mengeluarkan desahan menggoda.

Lalu aku merasakan kaki kananku diangkat dan sesuatu mendesak nonokku. Sejenak kubuka mataku untuk melihat, dan ternyata yang bertengger di nonokku bukan lagi tangan dia tapi kontolnya yang sudah ngaceng dengan kerasnya. Langsung dia menyuruh aku menungging, diarahkannya kontolnya ke arah nonokku. Jembutku yang hitam lebat itu disibaknya, tampaklah bibir nonokku yang berwarna merah muda dan basah berlendir. Diselipkannya kepala kontolnya di antara bibir nonokku. Aku mendesah. Kemudian perlahan tapi pasti dia mendorong kontolnya ke depan. kontolnya menerobos nonokku. Aku menjerit kecil sambil mendongakkan kepalaku ke atas. Sejenak dia berhenti dan membiarkan aku menikmatinya. Ketika aku tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak dia menyodokkan kontolnya ke depan dengan cepat dan keras sehingga kontolnya meluncur ke dalam nonokku. Aku tersentak dan menjerit keras. "Aduh om, enak!" jerit ku. dia mempercepat enjotan kontolnya di nonokku. Semakin keras dan cepat enjotannya, semakin keras erangan dan jeritanku. "Aa..h.!" jeritku nyampe.

Kemudian aku ditelentangkan dilantai yang dialasi handuk. Kemudian aku dibaringkannya dilantai beralaskan handuk dan dia menaiki tubuhku, pahanya menempel erat dipahaku yang mengangkang. Kepala kontolnya ditempelkan ke itilku. Sambil menciumi leher, pundak dan belakang telingaku, kepala kontolnya bergerak- gerak mengelilingi bibir nonokku yang sudah basah. Aku merem melek menikmati kontolnya di bibir nonokku, akhirnya diselipkannya kontolnya. "Aah"' jeritku keenakan. Aku merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit dimasukkannya kontolnya. Aku menggoyangkan pantatku sehingga kontolnya hampir
seluruhnya masuk. "Om, enjot dong kontolnya, rasanya nikmat sekali". Perlahan dia mulai mengenjot kontolnya keluar masuk nonokku. Paha kukangkangin lebar-lebar, hingga akhirnya kakiku melingkar di pantatnya supaya kontolnya masuk sedalam-dalam ke nonokku. Aku berteriak-teriak dan merapatkan jepitan kakiku di pantatnya. Dia membenamkan kontolnya seluruhnya di dalam nonokku. "Om, Ines nyampe lagi.. Ahh.. Ahh.. Ahh," jeritku. Beberapa saat kemudian, dia membuka sedikit jepitan kaki ku dipantatnya, paha ku dibukanya lebar2 dan akhirnya dengan cepat dienjotnya kontolnya keluar masuk nonokku. Nikmat sekali rasanya. setelah delapan sampai sembilan enjotan kontolnya di nonokku dan akhirnya kurasakan ada sesuatu yang meledak dari dalam kontolnya. Croot..Croot..Croot.. Croot.. "Nes, Aku ngecret", erangnya. Pejunya muncrat banyak sekali memenuhi nonokku. Akhirnya setelah mandi bersih-bersih, setelah itu aku memakai pakaianku kemarin sebelum aku ke pesta, kami sarapan dan setelah itu aku diantar pulang. Keterlambatanku datang ke pesta kemarin yang berujung pada kenikmatan luar biasa yang kuperoleh dari ngen tot dengan dia.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

"Bagaimana Mengubah Modal Rp 350.000,- Menjadi Penghasilan Rutin Rp 75 Juta/Bulan dari Bisnis Sederhana di Internet?" info lengkap Klik disini!

E-book Download "Tehnik Arab-Sudan Untuk Memperbesar Penis + Menambah Ereksi KERAS & KUAT + ML Tahan Lama" klik disini untuk download atau klik webnya disini!

"Anda Dapat Bertambah Tinggi 2 cm s/d 10 cm Dalam Waktu 4 Bulan" Caranya? download ebooknya disini atau Klik disini!

Download Ebook "SOLUSI SOAL CINTA: BUATLAH WANITA JATUH CINTA KEPADA ANDA, Cara Memikat Wanita Idaman" klik disini untuk download atau klik webnya disini

Cari Blog Ini