Ads 468x60px

Pages

Jumat, 02 April 2010

Cerita Dewasa - Saskia Teman Sekantor


Cerita Selingkuh - Pak Iwan adalah kepala bagian keuangan di tempat aku bekerja. Ia sering datang
ke ruanganku untuk menanyakan masalah keaungan dan pembukuan kantor, karena
kebetulan aku yang mengurus semuanya. Dia adalah seorang pria berusia sekitar
40 tahunan dan mempunyai wajah yg tampan dan badan yg cukup bagus. Menurut orang
orang walaupun dia sudah beristri tapi masih suka menggoda teman wanita
sekantor. Hal ini terbukti ketika dia masuk kedalam ruanganku seringkali
matanya menatap kebagian dadaku, karena aku memang sesekali memakai pakaian
yang agak ketat. Buat aku sendiri tidak ada masalah, aku malah senang kalau
tubuhku dikagumi laki-laki, terkadang aku sengaja datang keruangannya untuk
menanyakan sesuatu sambil berpura pura menjatuh kan sesuatu. Biasanya matanya
melihat kebelahan dadaku sewaktu aku berusaha mengambil sesuatu yang aku
jatuhkan tadi. Aku yakin di anya pasti menikmati keadaaan tadi karena kebetulan
aku memang mempunyai dada yang cukup indah. Pada suatu hari aku sedang di
ruanganku sendirian sambil membaca salah satu situs porno. Semakin lama aku
membacanya tanpa aku sadari aku semakin horni jadinya. Aku kebetulan memakai

baju yang belahan dadanya agak terbuka dan longgar. Tak sengaja aku menyenggol
gelas minumanku. Lantai dan sebagian rok yang aku pakai menjadi basah. Terpaksa
aku mebersihkan lantai yang basah tadi. Tanpa diduga pak Iwan masuk keruanganku.
Biasanya dia memang tidak mengetuk pintu ruangan sebelum masuk keruanganku. Dia
melihat aku sedang sibuk membersihkan lantai dengan tissue. Aku tidak menyadari
kalau waktu membersihkan lantai itu tentunya sambil menunduk, bagian dadaku
kelihatan dari belahan bajuku yg agak terbuka dan lebar. Pak Iwan terus menatap
ke belahan dadaku tanpa aku sadari. Sepersekian detik kemudian aku baru
menyadarinya. Sambil berusaha melupakan kejadian tadi aku berusaha membuka
pembicaraan. "Silakan duduk dulu ya Pak, sambil nunggu saya bersihkan
lantainya" senyumku dengan ramah sambil mempersilakannya duduk "Ada apa Saskia
kok sampai basah begitu?" tanya Pak Iwan. "Aduh pak, aku nggak sengaja nyenggol
gelas minumanku, tumpah dan basah semua deh jadinya" sahutku. "Sini deh Bapak
bantuin bersihkan lantainya, sambil dia terus berusaha membantu aku yg sedang
sibuk membersihkan lantai. Tanpa sengaja kami berhadap hadapan, dan aku juga
sengaja semakin menunduk untuk membersihkan lantai, karena aku tahu pak Iwan
sedang menatap dadaku. "Waaahhh..kalo sering sering membantu kamu bersihin
lantai mataku bisa sehat lagi lho Saskia" (Pak Iwan memang memakai kacamata)
"Emangnya bisa sehat kenapa Pak" sahutku. " Itu lho", dia berkata sambil
menunjuk kebelahan dadaku yg terlihat tadi. "Ahh bapak bisa aja" sahutku.
"Emangnya Bapak belum pernah lihat yang seperti ini apa?" tanyaku sambil
memegang kedua payudaraku dari luar bajuku. Pak Iwan kaget dgn perkataanku.
"Ngeliat punya orang sih sering tapi ngeliat punya dik Saskia kan belum pernah"
katanya semakin berani. Aku yg kebetulan emang lagi horni dan sepertinya melihat
Pak Iwan yang postur tubuhnya cukup atletis itu membuatku nafsuku semakin
memuncak. "Kan tadi Bapak udah liat punya saya" kataku. "Tapi kan dari luar aja
Dik" katanya. "Jadi Bapak pengen liat semuanya? Coba aja kalo Bapak emang
berani" tantangku. Tanpa kuduga pak Iwan langsung memelukku sambil mencium
bibirku. Akupun segera menyambut ciumannya sambil memeluk pak Iwan dengan erat.
Pak Iwan semakin kuat mencium bibirku. Akupun membalasnya sambil memasukkan
lidahku kedalam mulutnya. Pak Iwan membalas lilitan lidahku. Ternyata pak Iwan
jago juga dalam hal kissing. Sambil terus menciumiku tangan pak Iwan mulai
membelai dadaku. Akupun semakin terangsang dibuatnya. Akupun membalasnya sambil
berusaha meremas bagian depan celananya. Pak Iwan terus mencium bibirku sambil
perlahan turun keleherku. Aku semakin mengelinjang dibuatnya karema merasa geli.
Ciumannya terus turun sambil tangannya berusaha membuka kancing bajuku satu
persatu. Setelah kancing bajuku terbuka semuanya, Pak Iwan mencium kemabli
bibirku dengan gemas sambil meraih pengait BH ku yang ada dibelakang.
Terlepaslah BH ku. Pak Iwan menatap dadaku dengan penuh kekaguman. Dadaku memang
cukup indah dengan ukuran 36b. Setelah itu langsung mencium kedua payudaraku
dengan lembut. Diciumnya seluruh permukaan dadaku kecuali putingnya, yang sudah
berdiri mengacung minta dikulum tapi tidak pernah dikulum, setiap kali ciuman
dan jilatan Pak Iwan sudah dekat dengan putingku ciuman dan jilatannya turun
lagi kepangkal payudaraku dan terus turun sampai ke perut . Aku semakin nefsu
dibuatnya. Akupun mulai tak sabar, langsung kubuka juga Baju pak Iwan sambil
melemparkannya kelantai. Pak Iwan pun tidak mau kalah sambil tanggannya berusaha
melepas rok ku. Rok ku pun terlepas. Tinggallah aku dengan celana dalam yang
tersisa. Akupun segera berusaha melepaskan celana yg dipakai oleh pak Iwan.
Kubuka dengan cepat ruisleting celananya, dan kuturankan. Pak Iwanpun tinggal
memakai celana dalam. Tangan Pak Iwan akhirnya memelorotkan celana dalamku.
akupun tak mau kalah. Celana dalamnyanya pun kubuka.
Pak Iwan kemudian kembali menciumku kearah payudaraku, dan ketika jilatannya
mendekati putingku, tangannya terus bergerak kearah vaginaku. Tangan pak Iwan
mulai bermain main didalam vaginaku. Vaginaku ternyata sudah basah. Ketika
putingku yg sudah berdiri dikulum oleh pak Iwan, jari jari pak Iwan juga
bermain main dikelentitku. Hal itu membuat tubuhku melengkung ke atas.
"Aduuhh...enak sekali pak" aku mendesah. "Hayo pak..jangan mempermainkan saya
pak ujarku yg sudah semakin pengen dimasukin. sambil meremas sprei dan kepala
Pak Iwan. Tanpa menghiraukan teriakanku Pak Iwan terus mengulum kedua puting dan
menjilati kedua payudaraku secara bergantian. Tak lama kemudian kurasakan
vaginaku bertambah basah dan tubuhku bergetar keras disertai eranganku yang
semakin keras, akhirnya aku mencapai orgasmeku yang pertama.
Tubuhku terasa lemas, tapi tampaknya Pak Iwan belum berhenti mencumbuku.
Diangkatnya kedua belah kakiku sehingga kepalanya dengan mudah menuju kevaginku
dan lidahnya langsung menjilat dan mengulum vaginaku. Vaginaku terus dikulum dan
disedot Pak Iwan. Lidahnya terus menjilat menjilat kelentitku. "Aduuhhh enak
sekali Pak: teriakku mulai tidak karuan. "sayang.. ahh.. aku nggak kuat lagi
sayang.. ahh.." teriakku tanpa sadar memmanggil Pak Iwan dengan sayang terus
sedot yang kuat sayang.. ahh..Jilat terus sayang .. ahh.. t.. ahh sayang.. Aku
mau.. ahh.. mau dapet lagi sayang.. ahh.. kamu benar-benar hebat sayang"
teriakku histeris memohon, lalu tubuhku mulai bergetar lagi merasakan orgasmeku
yang kedua. Pak Iwan mulai memasukkan jarinya ke vaginaku. Tusukannya semakin
lama semakin kuat membuat aku serasa terbang di awang awang. Tanpa aku sadari
aku berteriak nikmat sambil menjambak jambak rambut Pak Iwan. Akhirnya aku
kembali lemas tak berdaya dengan permainan Pak Iwan yang ternyata memang hebat.
Akhirnya Pak Iwan mulai mulai tidak tahan juga. Ia mulai mengatur posisinya dan
menusukkna penisnya kedalam lubang vaginaku.
"Okhh.. tunggu dulu Pak.. jangan.. ahh.. stop sayang.. stop.. biar aku
istirahat sebentar" pintaku ke Pak Iwan. Tapi pak Iwan tidak menghiraukannya.
Penisnya semakin cepat ditusukkannya kelobang vaginaku sampai akhirnya amblas
semuanya. Ia mulai menggoyang goyangkan penisnya sambil memutar adan mengocok
penisnya disalam vaginaku. Tak lama kemudian diangkatnya tubuhku hingga
posisiku kini dalam pangkuannya, dan dalam posisiku sedang menaik turunkan
pantat dan menggoyangkan pinggulku Pak Iwan kemudian meremas kedua payudaraku
dengan kuat. Aku mengerang keenakan. Tak lama kemudian Pak Iwan mulai memutar
-mutar pantatnya hingga penisnya lebih menggesek dinding vaginaku. "Aduuh..
sayang.. ahh.. Bapak memang hebat ahh.. kamu.. ahh.. Bapak memang hebat.. ohh..
penis Bapak benar-benar. . ahh.. Bapak jago sekali.. hebaattt.. ahh...teriakku.
Aku sudah mau keluar lagi. mau keluar lagi.. ahh.. Aku nggak kuat lagi Pak....
ahh" jeritku histeris dan tubuhku mulai bergetar mendapat orgasme yang ketiga,
kurasakan vaginaku semakin banyak mengeluarkan cairan dan terasa berkedut kedut.
Lalu tubuhku direbahkan pak Iwan dan penisnya semakin cepat keluar masuk
vaginaku. Ia terus menggenjot penisnya didalam vaginaku sambil memutar mutar
pinggulnya, tubuhku tambah bergetar dengan kencang, goyangan dan kocokan
penisnya juga tambah kencang, lalu tangannya memainkan dikelentitku sambil
mulutnya melumat dan menyedot nyedot putingku secara bergantian. Tak lama
kemudian kurasakan gerakan Pak Iwan semakin cepat . Akhirnya.... ... "Akh.. Saskia
aku mau keluar Saskia akhh.. aku keluar Saskia" teriak Pak Iwan disela-sela
kuluman mulutnya diputingku sambil terus mengocok penisnya dengan cepat dan
kuat dalam liang vaginaku. "Ahh.. iya Pak .. ahh.. keluarkan saja.. ahh.. aku
juga.. ahh.. sudah nggak kuat lagi.. ahh" teriakku dan kupeluk tubuk Pak Iwan
dengan erat.
Lalu meledaklah cairan kenikmatan Pak Iwan didalam vaginaku, sehingga vaginaku
bertambah basah lagi. Tubuh kami sama-sama bergetar dengan kencang, keringat
kami bersatu dan seluruh ruangan dipenuhi oleh suara erangan dan jeritan
kenikmatan yang kami dapatkan pada saat bersamaan.
Setelah tubuhku dan Pak Iwan mulai tenang kembali, dilepaskannya penisnya dari
vaginaku yang sudah sangat basah, lalu dibersihkannya vaginaku yang penuh
dengan cairan kenikmatan kami berdua dengan sedotan dan jilatan, dijilatnta
sampai bersih. Aku memejamkan mataku merasakan kenikmatan yang baru saja
kudapatkan. Setelah bersih dipeluknya diriku sambil mengecup pipiku.
"Ahh.. terima kasih Pak.. terima kasih . uhh.. rasanya tubuhku ringan sekali
bagaikan kapas yang masih terbang diawang-awang, ahh.. nikmat sekali tadi
kurasakan, Bapak memang pintar , baru sekali ini kurasakan orgasme beruntun
seperti tadi, sampai lemas" kataku "Ah kamu bisa aja Saskia.. aku juga tadi
nikmat sekali, kedutan dinding vaginamu membuat penisku merasakan seperti
diremas-remas, nikmat sekali" kata Pak Iwan sambil mengusap keringat didahiku
sampil mengecup keningku.. Sejak kejadian itu aku dan Pak Iwan semakin sering
melakukannya baik itu di kantor maupun diluar kantor.

Cerita dewasa - Malam pertama yang menggairahkan


Cerita dewasa - Masih terbayang dalam ingatanku perasaan bahagia dan lega saat selesai mengucapkan ijab kabul di muka penghulu tadi pagi. Bahagia karena berhasil menyunting gadis yang kucintai, lega karena telah berhasil melewati cobaan dan rintangan yang sangat berat selama hampir sepuluh tahun hubungan kami.

Wangi melati harum semerbak sampai ke setiap sudut kamar pengantin yang dihias berwarna dominan merah jambu. Dan, di sisiku terbaring gadis yang amat sangat kucintai, berbalut daster tipis yang juga berwarna merah jambu. Matanya yang indah dan bening menatapku penuh rasa cinta, sementara jemarinya yang halus membelai lembut tanganku yang sedang memeluknya. Kulitnya tidak terlalu putih, tetapi halus dan mulus. Dia, yang kukenal saat sama-sama duduk di bangku kuliah, yang menjadi incaran para pemuda di kampus, sekarang telah resmi menjadi istriku.

Malam ini adalah malam pertama kami sah untuk sekamar dan seranjang. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir dipergoki orang, tidak ada lagi rasa terburu-buru, dan juga tidak ada lagi rasa berdosa seperti yang kami rasakan dan alami selama berpacaran. Masa pacaran kami memang tidak terlalu "bersih", saling cium, saling raba bahkan sampai ke tingkat Heavy Petting sering kami lakukan. Tapi, dengan penuh rasa sayang dan tanggungjawab, aku berhasil mempertahankan kesuciannya sampai saat ini. Aku bangga akan hal itu.

Suasana yang romantis ditambah dengan sejuknya hembusan AC sungguh membangkitkan nafsu. Kupeluk dia, kukecup keningnya lalu kuajak dia untuk berdoa pada Yang Maha Kuasa seperti pesan mertua laki-lakiku tadi. Andaikan apa yang kami lakukan malam ini menumbuhkan benih dalam rahim, lindungi dan hindarilah dia dari godaan setan yang terkutuk.
Dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung dan sampai ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan, perlahan menuju ke payudaranya yang cukup besar. Sungguh pintar dia ini memilih daster yang berkancing di depan dan hanya 4 buah, mudah bagi tanganku untuk membukanya tanpa harus melihat. Tidak lama kemudian kaitan BH-nya berhasil dilepaskan oleh tanganku yang sudah cukup terlatih ini. Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah. Daster dan BH itupun segera terlempar ke lantai.

Sementara itu, dia juga telah berhasil membuka kancing piyamaku, melepas singlet dan juga celana panjangku. Hanya tinggal celana dalam masing-masing yang masih memisahkan tubuh telanjang kami berdua.

Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu kubisikkan kata-kata cinta padanya. Dia tersenyum dan menatapku sambil berkata bahwa dia juga amat mencintaiku. Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan amat perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya. Kujilati dan kukulum puting susunya yang sudah mengacung keras. dia mulai mendesah dan meracau tidak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam dan bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sungguh merangsang. Tanganku mengelus, meremas dan memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Aku tidak ingin buru-buru, aku ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Tangannya semakin liar mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang menarik dan menjambaknya, yang membuat nafsuku semakin bergelora.

Dengan berbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, membuat kemaluanku yang sudah sedemikian kerasnya mengacung gagah. Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tidak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tidak terlalu lebat tapi terawat teratur. Sementara dia rupanya sudah tidak sabar, dibelai dan digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Walaupun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan liar kami selama berpacaran, tetapi kali ini rasanya lain. Pikiran dan konsentrasiku tidak lagi terpecah.

Melalui paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke kemaluannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, dan semakin memburu. Perlahan kubelai rambut kemaluannya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah. Kubelai dan kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah sangat licin dan basah. Tubuh dia mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas dan ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya. Sementara tangannya semakin ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang dan melengkung, kemudian terhempas ke tempat tidur disertai erangan panjang. Orgasme yang pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya.

Dipeluknya aku dengan keras sambil berbisik,
"Ohhh, nikmat sekali. terima kasih sayang."
Aku tidak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi dia dari kening, ke bawah, ke bawah, dan terus ke bawah. Deru nafasnya kembali terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin basah. Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, dan sesekali kukunya yang tidak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi nikmat rasanya. Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal menahan kenikmatan yang amat sangat. Perutnya terlihat naik turun dengan cepat, sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat.

Beberapa saat kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya aku dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk menunaikan tugasku sebagai suami. Tanpa kata, tetapi sampai juga rupanya. Sambil tersenyum sangat manis, dianggukkannya kepalanya.

Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku menuju ke kewanitaannya. Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan amat perlahan, kutekan dan kudorong masuk. dia merintih keras, dan karena mungkin kesakitan, tangannya mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Aku tidak tega, aku kasihan! Kupeluk dan kuciumi dia. Hilang sudah nafsuku saat itu juga.

Setelah beristirahat beberapa lama, kucoba memulainya lagi, dan lagi-lagi gagal. Aku sangat mencintainya sehingga aku tidak tega untuk menyakitinya.
Malam itu kami tidur berpelukan dengan tubuh masih telanjang. Dia meminta maaf, dan dengan tulus dan penuh kerelaan dia kumaafkan. Malam itu kami berdiskusi mengenai perkosaan. Kalau hubungan yang didasari oleh kerelaan dan rasa sayang saja susah, agak tidak masuk diakal bila seorang wanita diperkosa oleh seorang pria tanpa membuat wanita itu tidak sadarkan diri. Bukankah si wanita pasti berontak dengan sekuat tenaga?

Malam Kedua.
Jam 10 malam kami berdua masuk kamar bergandengan mesra, diikuti oleh beberapa pasang mata dan olok-olok Saudara-Saudara Iparku. Tidak ada rasa jengah atau malu, seperti yang kami alami pada waktu mata Receptionist Hotel mengikuti langkah-langkah saat kami pacaran dulu. Olok-olok dan sindiran-sindiran yang mengarah dari mulut Saudara-Saudara Iparku, kutanggapi dengan senang dan bahagia.
Siang tadi, kami berdua membeli buku mengenai Seks dan Perkawinan, yang di dalamnya terdapat gambar anatomi tubuh pria dan wanita. Sambil berpelukan bersandar di tempat tidur, kami baca buku itu halaman demi halaman, terutama yang berkaitan dengan hubungan Seks. Sampai pada halaman mengenai Anatomi, kami sepakat untuk membuka baju masing-masing. Giliran pertama, dia membandingkan kemaluanku dengan gambar yang ada di buku. Walau belum disentuh, kemaluanku sudah menggembung besar dan keras. dia mengelus dan membolak balik "benda" itu sambil memperhatikannya dengan seksama. Hampir saja dia memasukkan dan mengulumnya karena tidak tahan dan gemas, tapi kutahan dan kularang. Aku belum mendapat giliran.

Kemudian, kuminta dia berbaring telentang di tempat tidur, menarik lututnya sambil sedikit mengangkang. Mulanya dia tidak mau dan malu, tapi setelah kucium mesra, akhirnya menyerah. Aku mengambil posisi telungkup di bawahnya, muka dan mataku persis di atas vaginanya. Terlihat bagian dalamnya yang merah darah, sungguh merangsang. Dengan dua jari, kubuka dan kuperhatikan bagian-bagiannya. Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat kemaluan seorang wanita dengan jelas. Walaupun sering melakukan oral, tapi belum pernah melihat apalagi memerhatikannya karena selalu kulakukan dengan mata tertutup. Aku baru tahu bahwa klitoris bentuknya tidak bulat, tetapi agak memanjang. Aku bisa mengidentifikasi mana yang disebut Labia Mayor, Labia Minor, Lubang Kemih, Lubang Senggama, dan yang membuatku merasa sangat beruntung, aku bisa melihat apa yang dinamakan Selaput Dara, benda yang berhasil kujaga utuh selama 10 tahun. Jauh dari bayanganku selama ini. Selaput itu ternyata tidak bening, tetapi berwarna sama dengan lainnya, merah darah. Ditengahnya ada lubang kecil. Sayang aku tidak ingat lagi, seperti apa bentuk lubang tersebut.

Tidak tahan berlama-lama, segera kulempar buku itu ke lantai, dan mulai kuciumi kemaluan dia itu. Kumainkan klitorisnya dengan lidahku yang basah, hangat dan kasar, hingga membuat dia kembali mengejang, merintih dan mendesah. Kedua kakinya menjepit kepalaku dengan erat, seakan tidak rela untuk melepaskannya lagi. Kupilin, kusedot, dan kumain-mainkan benda kecil itu dengan lidah dan mulutku. Berdasarkan teori-teori yang kuperoleh dari Buku, Majalah maupun VCD Porno, salah satu pemicu orgasme wanita adalah klitorisnya. Inilah saatnya aku mempraktekkan apa yang selama ini hanya jadi teori semata.

Dia semakin liar, bahkan sampai terduduk menahan kenikmatan yang amat sangat. Dia lalu menarik pinggulku, sehingga posisi kami menjadi berbaring menyamping berhadapan, tetapi terbalik. Kepalaku berada di depan kemaluannya, sementara dia dengan rakusnya telah melahap dan mengulum kemaluanku yang sudah sangat keras dan besar. Nikmat tiada tara. Tapi, aku kesulitan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta dia telentang di tempat tidur, aku naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik. Kami pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan dan elusan lidahnya yang hangat dan kasar itu. Apalagi bila dia memasukkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan menelannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya.

Karena hampir tidak tertahankan lagi, aku segera mengubah posisi. Muka kami berhadapan, kembali kutatap matanya yang sangat indah itu. Kubisikkan bahwa aku sangat menyayanginya, dan aku juga bertanya apakah kira-kira dia akan tahan kali ini. Setelah mencium bibirku dengan gemas, dia memintaku untuk melakukannnya pelan-pelan.

Kutuntun kemaluanku menuju vaginanya. Berdasarkan gambar dan apa yang telah kuperhatikan tadi, aku tahu di mana kira-kira letak Liang Senggamanya. Kucium dia, sambil kuturunkan pinggulku pelan-pelan. Dia merintih tertahan, tapi kali ini tangannya tidak lagi mendorong bahuku. Kuangkat lagi pinggulku sedikit, sambil bertanya apakah terasa sangat sakit. Dengan isyarat gelengan kepala, kutahu bahwa dia juga sangat menginginkannya. Setelah kuminta dia untuk menahan sakit sedikit, dengan perlahan tapi pasti kutekan pinggulku, kumasukkan kemaluanku itu sedikit demi sedikit. Kepalanya terangkat ke atas menahan sakit. Kuhentikan usahaku, sambil kutatap lagi matanya. Ada titik air mata di sudut matanya, tetapi sambil tersenyum dia menganggukkan kepalanya. Kuangkat sedikit, kemudian dengan sedikit tekanan, kudorong dengan kuat. Dia mengerang keras sambil menggigit kuat bahuku. Kelak, bekas gigitan itu baru hilang setelah beberapa hari. Akhirnya, seluruh batang kemaluanku berhasil masuk ke dalam lubang vagina dia tercinta. Aku bangga dan bahagia telah berhasil melakukan tugasku. Kucium dia dengan mesra, dan kuseka butir air mata yang mengalir dari matanya. Dia membuka matanya, dan aku dapat melihat bahwa dibalik kesakitannya, dia juga sangat bahagia.

Perlahan kutarik kemaluanku keluar, kutekan lagi, kutarik lagi, begitu terus berulang-ulang. Setiap kutekan masuk, dia mendesah, dan kali ini, bukan lagi suara dari rasa sakit. Kurasa, dia sudah mulai dapat menikmatinya. Permukaan lembut dan hangat dalam liang itu seperti membelai dan mengurut kemaluanku. Rasa nikmat tiada tara, yang baru kali ini kurasakan. Aku memang belum pernah bersenggama dalam arti sesungguhnya sebelum ini. Butir-butir keringat mulai membasahi tubuh telanjang kami berdua. Nafsu birahi yang telah lama tertahan terpuaskan lepas saat ini. Kepala dia mulai membanting ke kiri dan ke kanan, diiringi rintihan dan desahan yang membuat nafsuku semakin bergelora. Tangannya memeluk erat tubuhku, sambil sekali-sekali kukunya menancap di punggungku. Desakan demi desakan tidak tertahankan lagi, dan sambil menancapkan batang kemaluanku dalam-dalam, kusemburkan sperma sebanyak-banyaknya ke dalam rahim dia. Aku kalah kali ini.

Kupeluk dan kuciumi wajah dia yang basah oleh keringat, sambil berucap terima kasih. Matanya yang bening indah menatapku bahagia, dan sambil tersenyum dia berkata, "sama-sama." Kutitipkan padanya untuk menjaga baik-baik anak kami, bila benih itu tumbuh nanti. Kami baru sadar bahwa kami lupa berdoa sebelumnya, tapi mudah-mudahan Yang Maha Esa selalu melindungi benih yang akan tumbuh itu.

Seprai merah jambu sekarang bernoda darah. Mungkin karena selaput dara dia cukup tebal, noda darahnya cukup banyak, hingga menembus ke kasur. Akan menjadi kenang-kenangan kami selamanya.

Malam itu kami hampir tidak tidur. Setelah beristirahat beberapa saat, kami melakukannya lagi, lagi dan lagi. Entah berapa kali, tapi yang pasti, pada hubungan yang ke dua setelah tertembusnya selaput dara itu, aku berhasil membawa dia orgasme, bahkan lebih dari satu kali. Aku yang sudah kehilangan banyak sperma, menjadi sangat kuat dan tahan lama, sehingga akhirnya dia menyerah kalah dan tergeletak dalam kenikmatan dan kelelahan yang amat sangat.

Saat ini, kami telah memiliki 3 orang anak yang lucu-lucu. Tapi gairah dan nafsu seperti tidak pernah padam. Dalam usia kami yang mendekati 40 tahun, kami masih sanggup melakukannya 2-3 kali seminggu, bahkan tidak jarang, lebih dari satu kali dalam semalam.Nafsu yang didasari oleh cinta, memang tidak pernah padam. Aku sangat mencintai dia, begitupun yang kurasakan dari dia.
Cerita malam pertama

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

"Bagaimana Mengubah Modal Rp 350.000,- Menjadi Penghasilan Rutin Rp 75 Juta/Bulan dari Bisnis Sederhana di Internet?" info lengkap Klik disini!

E-book Download "Tehnik Arab-Sudan Untuk Memperbesar Penis + Menambah Ereksi KERAS & KUAT + ML Tahan Lama" klik disini untuk download atau klik webnya disini!

"Anda Dapat Bertambah Tinggi 2 cm s/d 10 cm Dalam Waktu 4 Bulan" Caranya? download ebooknya disini atau Klik disini!

Download Ebook "SOLUSI SOAL CINTA: BUATLAH WANITA JATUH CINTA KEPADA ANDA, Cara Memikat Wanita Idaman" klik disini untuk download atau klik webnya disini

Cari Blog Ini